[33] Minta Tolong

791 63 3
                                    

ASSALAMUALAIKUM

KUMAHA GAIS DARAMANG?

YANG SEHAT DIJAGA KESEHATANNYA
YANG SAKIT SEMOGA CEPAT SEMBUH 😉💗

SELAMAT MEMBACA

☁️☁️☁️

Argantara dengan sabar dan penuh kasih sayang mengelus kepala Luna yang masih memejamkan matanya. Semua luka goresan di wajah serta tangannya sudah diobati oleh petugas. Entah untuk alasan apa Arga merasa bersalah. Seharusnya sebagai kekasih Luna, Arga mampu menjaga gadisnya dengan baik, membahagiakannya hingga akhirnya bisa menikmati indahnya masa depan bersama-sama. Bukan berakhir tragis seperti ini yang Arga harapkan.

Arga menghela napasnya lantas bangkit dari kursi tempatnya duduk. "Eh, mau ke mana lo?" tanya Joshua dan Kenzo kompak.

"Nyari angin. Titip dia bentar," balas Arga tak minat. Kedua sahabatnya menggangguk mengiyakan. Lalu Arga berjalan lagi sampai ke pagar kayu yang menjadi pembatas dengan jurang di depannya. Tempat itu juga dekat dengan pusat air. Arga berdiri di situ, menopang dagunya menggunakan kedua tangan sambil sesekali menghela napas.

Lelah rasanya terus hidup seperti ini. Arga hanya ingin bahagia bersama orang yang ia cintai, bukan lagi kesepian seperti dahulu kala. Ia ingin melihat Luna bahagia bersamanya, bukan bersama orang lain. Tak dapat dipungkiri bahwa Arga masih memikirkan perkataan Jessy tempo hari. 

"SESEORANG TOLONG MASUKIN GUE KE RAHIMNYA MAMA ANISA LAGI DONG!! CAPEK BANGET GUE HIDUP KAYAK GINI, MENDING GAK USAH DILAHIRIN AJA SEKALIAN!" lantas Arga menyisir rambutnya menggunakan jari-jemarinya. "Emang susah jadi cowok ganteng, direbutin banyak cewek cakep sekaligus. Pingin maruk tapi kasihan El harus dimadu."

Argantara jadi geleng-geleng kepala membayangkannya. Menghidupi satu istri saja mungkin tidak semudah yang ia bayangkan apalagi kalau dia beristri ganda. Pasti repot soal pembagian jatah.

"Hahaha ... aik! Jatah katanya ... haha ...." Arga terkekeh geli. Memang dasar matanya jeli sekali, beruntungnya Arga menangkap kehadiran seseorang tak jauh dari tempatnya berdiri. Raut wajahnya berubah datar. Arga menghampiri orang yang tengah mengisi air itu.

Rasanya ada yang tidak beres. Tatapan mengintimidasi terus mengikuti pergerakannya. Sarah menggerakkan lehernya kaku. Jantungnya berdegup kencang tatkala menyaksikan siapa yang datang ke mari.

Hendak melarikan diri, Arga dengan cekatan mengcengkeram kuat pergelangan tangan Sarah hingga membuatnya sedikit meringis. "Lo tau ada yang mau gue bahas kenapa mau lari?!"

"H–huh? Anu, Ga ... gue ...." Sarah tak mampu melanjutkan perkataannya karena tersendat oleh salivanya sendiri. Sarah ingin menangis. Hanya saja cengkeraman Arga benar-benar kuat hingga rasanya sangat menyakitkan. "Lepas, Ga ... sakit ...."

Air muka Arga kian datar. Kendati begitu manik matanya tampak lebih bening karena ada air yang ditahan di sana. "Luna ... berapa kali dia bilang sakit sama lo? Lo pukul dia, lo jambak dia, lo dorong dia sampai jatuh ke jurang. LO PIKIR ITU GAK SAKIT, HUH?! WAKTU DIA NGADUH SAKIT APA LO JUGA NGEBEBASIN DIA GITU AJA??!" bentak Arga. Sarah merasa jantungnya akan copot. Dia takut karena hati Arga ternyata bukan untuk bermain-main.

Sementara Arga, lelaki itu mengikis jarak dengan Sarah lantas menarik rambut gadis itu ke belakang. Sarah meringis tapi Arga tentu tidak peduli.

"S–sakit, Ga ... sakit ... hiks ...."

My Bad Boy Arga [SELESAI]Where stories live. Discover now