Extra Part 1 : Teman Hidup

274 8 0
                                    

HALLO GENG

SELAMAT DATANG DI EXTRA PART MY BAD BOY ARGA

RAMEIN YAAA
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN JUGA

FOLLOW JUGA AKUN AKU YA GAIS SUPAYA GAK KETINGGALAN UPDATE TERBARU DARI CERITA CERITA AKU

KARENA HABIS INI AKU JUGA AKAN MEMPUBLISH CERITA BARU XIXI

SEKARANG SELAMAT MEMBACA

☁️☁️☁️

Hari ini tepat lima tahun yang lalu. Lunaisa El Kezriye sedang duduk sambil menunggu seseorang yang batang hidungnya belum juga muncul. Di depannya ada laptop dan juga segelas minuman menyegarkan.

Sambil menghabiskan waktu menunggu kedatangan orang itu, Luna mengetikkan beberapa kalimat dalam laptopnya. Semester akhir, harusnya tahun ini dia bisa wisuda. Memikirkan skripsi membuat otaknya pusing tujuh keliling.

Sementara di sisi pintu kafe seseorang datang dengan tergesa-gesa. Tidak memakan banyak waktu untuk menemukan gadisnya, ia menghampiri kemudian duduk di seberang sang kekasih.

"Hai sayang maaf aku telat. Tadi ada kerjaan tambahan dari Papa," ucapnya.

Hampir lupa untuk memberitahu. Sekarang Arga sudah bekerja sambil mengisi waktu luangnya di kampus. Lebih tepatnya bukan waktu luang sih, dia saja yang terlalu malas-malasan memikirkan skripsi dan banting stir ke dunia perkantoran. Alibinya mau latihan jadi kepala keluarga yang baik untuk Luna dan anak-anaknya nanti.

Lunaisa mendongakkan kepala lantas tersenyum manis. "It's okay Arga. Jangankan sejam dua jam, satu abad aja aku tungguin kalau buat kamu," ujarnya lalu tertawa halus.

Sesaat Argantara menatap gemas gadis di hadapannya ini. Detik berikutnya ia mencubit hidung Luna membuatnya meringis tak suka.

"Jangan dipijit nanti hidung aku jadi merah. Aku gak suka!"

"Biarin supaya mirip badut," ledek Arga dan Luna mendengkus. Melihatnya, lelaki itu terkekeh. "Skripsi mulu yang dipikirin, aku nya kapan?"

"Kapan-kapan kalau udah niat dan gak lupa." Luna menyeringai gemas sementara Arga sedikit menekukkan bibirnya.

"Pingin cepat-cepat wisuda deh, El," keluh Arga. Suaranya yang terkesan lelah tak juga membuat Luna iba. Dia justru malah terkikik.

"Jangan mikirin wisuda kalau skripsi aja nggak kamu buat!"

"Aik! Enak aja nggak aku buat," bantah Arga. "Aku tuh gini-gini juga udah mikirin nasib skripsi aku gimana."

"Masa?" Luna menaikkan sebelah alisnya meragukan perkataan Arga. Sepengetahuannya bahkan akhir-akhir ini Arga jarang masuk kelas karena sibuk bekerja. Di kampus pun Luna jarang bertemu dengan lelaki ini.

Tapi Argantara mengangguk yakin membuat Luna tidak punya pilihan selain mempercayainya. "Di kelas aku ada Thommy, dia anak beasiswa tapi pinternya allahu akbar gak ada tandingan deh. So, aku mau minta tolong dia buat kerjain skripsi aku dan nanti aku kasih duit. Kelar deh masalahnya," tutur Arga santai. Lelaki itu menyenderkan badannya pada sandaran kursi kafe ini. Sementara Luna geleng-geleng kepala.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Where stories live. Discover now