[30] Ancaman

831 54 9
                                    

GAIS AYO FOLLOW INSTAGRAM AKU
@hyyda04
TRUS DM "ARGANTARA MAHENDRA" BUAT DAPAT FOLLBACK 😉

XIXI

HAPPY READING

☁️☁️☁️

Argantara sedang bingung, sedih, marah, kecewa, tidak dihargai. Dia kelimpungan mencari Luna untuk mengembalikan mood-nya yang sudah hilang ditelan bumi. Ada banyak bahan cerita yang ingin dia bagikan pada kekasihnya itu.

Tapi di mana Luna berada, ya? Kok di kelasnya tidak ada? Apa mungkin di kantin? Sendirian? Rasanya tidak mungkin. Luna tidak akan seberani itu menghadapi netizen seorang diri.

Lelah, Argantara berjongkok di tepi koridor sambil memegang kepalanya pusing. "Aik! El kamu di mana sih?? Aku pingin curhat kamu nya malah gak ada." selanjutnya lelaki itu membuka ponselnya.

Argantara
El sayangg kamu dimana?
Aku kangen :(

Ceklis satu. Sial! Apa jangan-jangan Luna sudah tidak mau menerima Arga karena dia sekarang sudah jatuh miskin, ya? Benar-benar keterlaluan. Rupanya karma tak semanis kurma.

"Pokoknya kalau gue sampai putus sama El, Kakek yang salah! Apaan sih lebay banget si tua tuh," gerutu Arga lantas kembali melabuhkan kepalanya pada kedua lutut yang ia lipat. Dalam hatinya hanya terpanggil nama El, El, dan El.

"Hai, Ga!"

Suara itu sangat khas. Dengan malas Arga mengangkat kepalanya. "Eh lo Jes." 

"Ga, ada waktu sebentar? Ada yang pingin gue—"

"Jes, lo lihat Luna gak? Gue udah cari-cari dia tapi kagak ketemu ih kesel," selah Arga. Jessy Jesse mencoba tersenyum dibalik perasaan cemburunya.

Dia mengangguk. "Woah! Di mana di mana di mana, Jes?? Kasih tau gue cepetan!! Gue harus ketemu sama dia sekarang."

"Taman belakang. Gak tau lagi ngapain. Kayaknya sih lagi menyesal udah bikin lo dalam masalah gini," ujar Jessy. Saat itu raut wajah Arga langsung berubah.

"Lo gak tau apa-apa, jangan asbun! Masalah gue gak ada hubungannya sama Luna," balas Arga dingin. Jessy sedikit tersentak, baru kali ini Arga berbicara dengan nada seperti itu padanya. Hanya karena Luna, ish menyebalkan.

Lain dengan Jessy yang masih terdiam, Arga sudah bergerak hendak menemui gadisnya itu. Entahlah rasanya dia hanya ingin bermanja-manjaan pada Luna. Pikirnya masalah sesulit apapun akan sirna selepas bertemu kemudian memeluk sang kekasih.

"Eh Arga tunggu!" Jessy mengejar ketertinggalan langkahnya dengan Arga. Begitu berhasil menyesuaikan derap kaki, ia disambut dengan air muka datar itu lagi.

"Ngapain lo ngikutin gue?"

"Umm ... gue mau nemenin lo, hehe. Kali aja gitu 'kan si Luna tiba-tiba berlaku yang macam-macam ke lo."

"Ck. Lo bisa gak sih jangan ngejelekin nama Luna di depan gue? Gue pacarnya Jes dan lo juga tau gue pasti bakal berpihak ke dia," decak Arga berhasil membungkam mulut Jessy. Oke, tidak apa-apa sekarang Arga terus membela Luna. Beberapa detik lagi juga lelaki itu akan bingung harus mengambil keputusan apa.

Ketika perseteruan yang melibatkan antara sahabat dan cinta itu bertemu akan menimbulkan hal yang sulit dimengerti oleh akal sehat. Pilihannya hanya satu, mengorbankan persahabatan atau merelakan masa depan.

"Mana? Katanya Luna ada di sini. Lo bohong, ya, sama gue?!" todong Arga. Jessy membalasnya dengan kekehan halus.

"Ya abisnya pikiran lo tuh terpaku ke Luna, Luna, Luna mulu. Padahal kalian baru pacaran kemarin tapi lo udah berubah drastis, Ga," balas Jessy diakhiri senyuman miris. Sementara itu Arga berdecak bingung, berubah dari mananya? Kemarin saja ia masih menyempatkan waktu untuk mentraktir Kenzo dan Joshua makan siang. Jessy bukannya tidak diajak, gadis itu mendadak tidak bisa dihubungi. Jadi sampai sini masih merupakan kesalahan Arga?

My Bad Boy Arga [SELESAI]Where stories live. Discover now