[31] Pembalasan Jessy

981 58 3
                                    

ASSALAMUALAIKUM

SELAMAT IDUL FITRI YA TEMAN TEMAN 💗

MAAFKAN AKU YG SERING LAMA UPDATE CERITA INI 😅😓

SEMOGA KALIAN GAK BOSEN NUNGGUNYA YAA

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA YAA SUPAYA CEPET UPDATE <3

SELAMAT MEMBACA 💗💗

☁️☁️☁️

Pukul enam pagi semua siswa-siswi SMA Merdeka sudah berbaris rapi di lapangan. Agendanya sebelum berangkat menuju tempat kemah, mereka akan apel pagi yang diisi serangkaian doa bersama. Lalu setelahnya mereka dibimbing menuju bis sesuai dengan kelasnya masing-masing.

Lunaisa berjalan menuju bis 10. Gadis itu sedikit repot karena tas bawaannya yang besar juga berat. Dia berjalan tergopoh-gopoh tanpa ada yang berniat membantunya. Sampai seseorang datang lalu menyamakan langkah dengannya.

"Gue duduk bareng lo, ya?" ucap Sarah. Bukannya menjawab, Luna malah celingukan. Ini pasti ada sesuatunya. Di mana Jessy bersembunyi? Luna yakin sekali kalau kedatangan Sarah itu suruhan Jessy.

"Heh! Bengong lo, ya. Dahlah gak usah dijawab, gue gak peduli juga mau lo bilang ya atau nggak," ketus Sarah lantas memasuki bis. Tapi sebelumnya gadis itu menabrak bahu Luna cukup keras, membuatnya meringis.

"Nyebelin," gumam Luna kemudian mengikuti pergerakan orang-orang memasuki bis. Entah apa yang terjadi di dalam sana, seperti ada pertikaian.

"Lo tuh bukan anak kelas sini! Ngapain sih?! Awas gue mau duduk sama Luna pokoknya!!" Sarah menaikkan oktaf suaranya. Gadis itu bahkan tidak tahu sedang berbicara kepada siapa karena lelaki di depannya memakai topi hitam yang menutupi wajahnya.

"Justru karena itu gue gak akan ngebiarin lo duduk di sini," balas orang itu dingin. Suaranya seperti milik ....

"Arga?!"

"El, sini duduk! Bentar lagi bisnya jalan." Arga melepaskan topinya lalu melambaikan tangan pada Luna dan memintanya mendekat. Mau berbohong sebagaimanapun Luna tetap tidak bisa karena ia senang ada Arga di sini. Buktinya tanpa banyak membantah, Luna berjalan menghampiri Arga kemudian duduk di kursi sebelahnya. Sementara lelaki itu membantu menaikkan tas-tas Luna ke atas.

"Arga kamu kenapa ada di sini?"

"Sengaja biar bisa pacaran, hehehe ...." Argantara nyengir kuda. Luna menirunya yang mana membuat lelaki itu gemas lalu mengacak puncak rambut sang gadis.

"Assalamualaikum semuanya bisnya mau berangkat sekarang. Tolong pada duduk ya," instruksi Kevin—ketua kelas 11 IPS 1. "Sarah lo dengar apa kata gue?"

Sarah menolehkan kepalanya sebal pada Kevin. "Lo bisa lihat gak kursi gue dipakai orang lain?!" sewotnya.

"Lho, lo ngapain di sini, Ga? Lo anak IPA sana naik—"

"Gue cucu pemilik sekolah ini. Bebas dong mau duduk di mana aja," selah Arga dengan wajah datar andalannya. Sedari dulu Arga dan Luna masih jadi musuh, Kevin tidak pernah menang menghadapi Arga. Lelaki jangkung dengan kulit sawo matang itu akhirnya menghela napas pelan, pasrah kalau sudah berhadapan dengan Argantara Mahendra.

My Bad Boy Arga [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt