End🌦

1.5K 68 1
                                    

Yeeeeee cerita aing akhirnya  selesai jugaaaaa
Makasih udah nemenin kegabutan aing selama ini.
See u
Byebyeeeeeeee
ʕ´•ᴥ•'ʔ

Lidah saling berperang satu sama lain, saling menyesap seakan tak ada lagi hari esok, sangat panas.

Walaupun Dea masih sedikit amatir, tapi ia berusaha untuk mengimbangi ciuman panas suaminya itu.

Dea akui bahwa suami nya itu seorang good kisser, terbukti sejak dulu.

Merasa pasokan udara pada paru-parunya sudah mulai habis, Dea menukul dada aslan pelan.

Aslan peka, ia segera melepaskan tautan itu. Mereka berdua menghirup rakus oksigen, mengisi nya banyak-banyak supaya mereka bisa melanjutkan adegan lumatan tadi.

Nafas mereka memburu.

Aslan mendekat dan mencium kembali bibir itu. Kali ini lebih lembut dan tidak ada ke buru-buru an.

Dea terperangah dibuat. Ini sangat memabukkan. Ia bisa-bisa candu dibuatnya.

Ciuman itu perlahan turun ke leher jenjang Dea. Menjilati nya dengan tergesa. Membuat banyak tanda merah keunguan disana.

Aslan akan membuat tubuh Dea penuh dengan tandanya. Fine fine saja sebab Dea sudah resmi menjadi miliknya. Baik dimata agama maupun negara.

"Ssshhhh"

Aslan semakin gencar menandai tubuh bak porselen itu. Dea hanya  mampu membuka mulut dan mendesah akan yang ia rasakan saat ini.

Foreplay mereka akan panjang.
Ini belum inti tapi Dea sudah lemas dibuatnya.

Aslan menyudahi sejenak aksinya. Ia membuka boxer nya, hanya menyisakan celana dalam bermerek Celine miliknya.

Sudah terbentuk gundukan dibalik celana dalam itu. Dea menelan ludah payah. Walaupun sudah pernah melihat dan memblowjob benda kebanggan pria itu, tapi tetap saja ia masih gugup.

"Lihatlah baby, dia sudah tidak sabar menemui rumah barunya"

Dea menggigit bibir. Ia tidak biasa mendengar atau berbicara dirty.

Ia anak polos. Sangat polos.

Aslan menarik handuk Dea. Dia kini sudah naked. Tanpa sehelai benang pun yang melilit di tubuhnya.

Dea menutup area privasinya, tetap saja ia masih malu.
Hal itu mengundang gelak tawa dari suaminya.

"Aku ingin merasakan nya"

Aslan menepis tangan Dea. Dengan tergesa ia menyesap benda kenyal itu.

"Akhh"

Sangat kenyal seperti dugaan Aslan. Tidak besar dan tidak kecil. Ideal, sesuai kebutuhan Aslan.

Dea memang hanya tercipta untuk Aslan, begitu pula sebaliknya.

Ciuman Aslan turun ke pusar Dea, menuju privasi Dea yang sudah becek.

Dan pada akhirnya mereka melakukan nya sampai subuh jam 4 pagi.

"Aku cape"

"One more"

Dan mereka mengakhiri nya setelah satu ronde terakhir

Mereka berdua lemas. Kegiatan mereka menguras seluruh energi.

"Cepat tumbuh anak daddy" Ujar Aslan mengelus perut Dea. Ia berharap ia segera memiliki keturunan dari Dea.

Ia sangat menantikan itu.

Tamat.
Akhirnya tamat juga
Bagaimana kalau aing buat sequel nya?
Ada yang setuju tidak?

Byebyeeee makasih sudah nemenin Aku selama ini.
Setia sama cerita aku.
Terharu sama kalian❤

Luv kalian banyak-banyak ❤

√My Childish Psychopath ||Selesai||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang