Bab.24

1.4K 91 15
                                    

Sudahi potek mu bestie.... Kita terlalu perfect untuk patah hati

Selamat membaca

.
.
.
.
.
.
"Luv u" Hanya dua kalimat itu yang bisa Ceela ucapkan. Ia sangat bersyukur memiliki pria yang sangat-sangat menyayangi nya walaupun dengan 'latar belakang keluarga yang tidak jelas'

Ceelo sangat bahagia atas sadarnya Avha pujaan hatinya. "Me too baby" Aslan mengecup kening Ceela lama seolah-olah ia mengatakan betapa ia mencintai wanita yang sedang bersamanya ini melalui ciumannya.

Ciuman itu perlahan turun menuju mata hingga bibir ranum Ceela. Hanya ciuman tidak disertai lumatan.

Mereka tersenyum setelah menyudahi ciumannya. Sepertinya ciuman saja belum cukup untuk Cello. Ia mencium lagi bibir ranum Ceela, melumat nya dengan kasar seakan tidak ada lagi hari esok untuk kegiatan nya.

Ceela kewalahan mengimbangi ciuman dari cello. Ia kehabisan nafas. Ia memukul dada Cello sebab ia membutuhkan pasokan oksigen untuk nya.

"Kau hampir membunuh ku" Serunya kesal. Cello hanya tersenyum.

"Apakah aku boleh meminta lebih?" Tanyanya dengan suara deep nya. Ini bahaya. Apabila seorang pria sudah memohon dengan suara deep nya itu artinya dia pengen melakukan itu so kita lihat saja apa yang terjadi setelah ini.

🌦🌦🌦

Damian merasakan kepalanya pusing saat ia membuka matanya. Ia syok melihat keadaan nya saat ini. " Kenapa bisa aku terikat dikursi sialan ini? Siapa yang melakukan ini padaku? Berani sekali dia? " Batinnya berseru.

Srettttt

Sebuah pisau kecil tertancap disebuah meja kecil didepan Damian. Pisau itu menggores sedikit telinganya dan mengeluarkan darah.

"Shit up. What dou you want?" Teriaknya kencang

Tidak ada balasan. Seseorang itu masih enggan memunculkan diri di depan nya. Entah itu takut malas atau yang lain. Kalau mau tahu tanya sama pelakunya aja jangan gua

Sretttt

Sebuah pisau kecil berhasil memecahkan sebuah guci mahal milik Damian. Kali ini pisau itu tidak mengenai bagian dari tubuh nya.

Seketika ia bergetar. Nafas nya sesak dan sulit untuk menghirup oksigen. Ia masih ingin menikmati dunia yang fana ini. Tolong ampuni dia.

Sret sret....

Dua buah pisau terlempar lagi dari belakang nya. Kali ini salah satu dari pisau itu menggores tangan kirinya dan satu lagi tertancap dipunggung nya.

"Akhhhhhh " Damian merintih. Ini sanah sakit.

Beberapa detik kemudian tiga buah pisau sekaligus terancap dipunggung nya. Ia merasakan sakit yang teramat. Ia menangis menahan sakit nya.

"Tolong lepaskan aku" Teriaknya.

Tap

Tap

Tap

Bunyi pantofel terdengar di lantai apartemen milik Damian. Ia semakin ketakutan.

Seseorang berpakaian serba hitam kini tepat didepannya dan tertawa bak malaikat pencabut nyawa.

Saat akan memohon belas kasihan, tiba-tiba membuka mulut saja Damian tidak sanggup. Ia merasakan sakit yang luar biasa. Sepersekian detik darah keluar dari hidung dan telinganya.

Satu hal yang dapat ia simpulkan kalau pisau yang tertancap di dirinya sekarang ini sudah diolesi dengan racun yang sanah berbahaya bahkan saat digunakan dengan dosis sedikit pun.

"Uhuk " Ia terbatuk dan mengeluarkan segumpalan darah. Darah nya sudah bergumpal dan berwarna gelap. Darah itu mengenai manusia biadab yang sedang di depan nya ini

"Darah kotor mu mengenai pakaian mahal ku Da-mi-an " Ujar pria itu mengeja nama Damian dengan kuat. "Apakan kamu mau mati secara perlahan atau langsung?"

Damian tidak bisa lagi berbicara dadanya sangat sesak dan dia berbatuk lagi dan mengeluarkan darah yang semakin banyak.

"Melihat mu mati secara perlahan jauh lebih asik daripada langsung mengeksekusi mu Dam"

Didengar dari suara dan siapa musuh nya belakangan ini Damian sudah tahu pelakunya itu siapa. Tebakan kali benar. His Aslan.

🌦🌦🌦

Dea tebangun dari tidurnya ia kebelet ke kamar mandi. Saat melihat ke tempat disamping nya kosong ia kaget.

Dea pov

Aku terbangun sebab kebelet ke kamar mandi. Saat melihat tempat di samping ku kosong seketika perasaan ku risau. Seperti terjadi sesuatu.

Bodoamat sama pikirkan ku sekarang yang kubutuhkan adalah ke kamar mandi sekarang sebelum aku mengompol dicelana ku. Wisata masa lalu yah saat masih ngompol.
.


.
.
.
.
.
.
Sesudah dari kamar mandi, Aku tidak bisa lagi tidur dengan tenang. Semakin aku berusaha melupakan semakin risau pula diriku. Kucoba untuk membuka instagram, tatap saya itu tidak berpengaruh.

20 menit kemudian aku hampir mati. Seseorang dengan pakaian serba hitam masuk ke kamar ku dengan pakaian yang bersimbah darah.

Tentu saja hal itu membuat ku pingsan.

Bersambung

Maaf kalau baru bisa up sekarang. Ga jadi hiatus gegara kalian bilang aku kang ghosting padahal kan ngga. Perasaan aku mulu yang di ghosting sama crush gua.

Bodoamat kalau chapter yang ini garing dan ga jelas intinya aku up.

Don't u remember untuk memberikan aku vote dan coment. Jujur exited banget kalau ada yang komen aku maksih banget dah setia sama cerita murahan aku.

Gapapa sih kalau cerita aku yang murahan yang penting aku mahal -_ anjay slebewwwwww

Dahlah males bacot

Oh iya jangan lupa baca cerita aku yang baru yang Judulnya "QUINZA  RAISSA OLIVIA"  masih anget kok baru aja diup.

Didukung dong bunda  yang baca masih 2 😭😭😭tolonglah sad banget Togae_26 kepoin aja aku ku bye

Yang ga baca matanya bintilan
Yang ga vote berak darah
Yang gak koment tangan nya patah
Mampus lu🌦

√My Childish Psychopath ||Selesai||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang