DHA 20❤

157 23 9
                                    

Wajah Angel tertekuk masam kala Abizar kembali memanggilnya ke Ndalem. Lagi dan lagi, Fira menceritakan keburukan yang tidak Angel lakukan, atau lebih tepatnya hanya sebuah bualan saja.

Tadi pagi, Fira mengatakan jika Angel tidak mengikuti solat dhuha berjamaah. Sehingga Abizar memanggilnya untuk membersihkan Ndalem. Angel ingin menolak saat itu, namun sayangnya ada Umma Fatimah yang membuat Angel jadi tidak enak untuk menolak dan memaki Abizar.

Angel heran, apa sebenarnya maksud Fira selalu menceritakan bualan-bualan untuknya pada Abizar. Padahal jika ingin menghukum, toh dirinya juga bisa karena dia juga memiliki wewenang untuk itu.

Angel duduk di ruang tamu ndalem dengan perasaan dongkol, baru saja hendak tidur siang untuk beristirahat, tiba-tiba ada panggilan dari Abizar. Setiap jam 11 siang para santri di perbolehkan untuk istirahat, tidak sedikit dari mereka mempergunakan waktu tersebut untuk tidur siang.

Abizar meneliti cara berpakaian Angel.
"Fungsi hijab yang lo pakai untuk apa?" Tanya Abizar ketika melihat kerudung yang Angel pakai di lilitkan di leher gadis itu.

Angel berdecak. "Ya buat nutupin aurat lah! Gitu aja nggak tau."

"Yakin lo udah benar nutup auratnya?" Tanya Abizar membuat Angel geram.

"Lo lihat sendiri lah! Lihat kan? Rambut gue aja udah nggak kelihatan."

"Tapi cara kamu mengenakan hijab belum sepenuhnya benar, hijab khakikatnya untuk menutupi tubuh bagian atas yang mampu menimbulkan syahwat bagi lawan jenis jika melihatnya." Ucapan seseorang membuat Angel dan Abizar mengalihkan pandangannya.

"Ustad Keenan?" Gumam Angel.

Keenan tersenyum, "Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, berangkat kapan?"

Keenan tersenyum kepada gadis yang sudah sah menjadi istrinya sebelum menanggapi pertanyaan Abizar dan yang di senyumi hanya menatapnya malas. "Baru saja sampai, Abuya dan Umma ada?"

Abizar pun mengangguk. "Ada, mau sowan?"

Keenan pun mengangguk kemudian memasuki ruang tengah untuk sowan kepada sang murobbi ruhina.

Sowan adalah adat santri ketika akan pulang dan kembali ke pondok, biasanya mereka juga membawakan sesuatu ketika kembali ke pondok untuk Abuya dan Umma.

Setelah selesai sowan, Keenan pun menatap dua orang remaja lawan jenis yang tengah berada di taman anggrek milik Umma Fathimah. Meskipun Angel belum mengetahui jika Keenan adalah suami sah-nya, Keenan tetap merasa cemburu ketika melihat istrinya berduaan dengan lawan jenis, terlebih pria itu adalah Abizar.

"Ustad Keenan! Sini." Panggilan dari Abizar membuyarkan lamunannya. Keenan pun melangkahkan kakinya menuju dua orang tersebut.

"Dalem gus, ada apa?"

"Tolong, jagain Angel dulu ya. Saya mau ke ndalem dulu," jawab Abizar membuat Keenan mengangguk.

Setelah kepergian Abizar, Keenan pun duduk di kursi tempat Abizar duduk tadi. Hal tersebut membuat Angel menatapnya tajam.
"Sopan banget ya, duduk di atas kayak Raja. Ngebiarin gue tanam-tanam bunga sendiri, serasa jadi babu dadakan gue."

Diary Hijrah, ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang