DHA 10❤

165 30 7
                                    

Udah siap baca DHA ya?😅

Kalian baca bagian ini jam berapa?

Jangan lupa pencet bintang di pojok bawah kiri ya, gratis kok! ♡

                            Happy Reading♡

"Abi?"

"Kamu buat ulah apa lagi nduk? Umi lagi masak tiba-tiba pak kepala sekolah nelfon, katanya penting. Ada yang mau di bicarain," ujar umi Jannah.

Angel tersenyum kikuk menanggapi kedua orangtuanya. Semoga saja, tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk.
"Yaudah, ayok ke kantor kepala sekolah sekarang." Ajak abi Rahman.

Angel mengikuti kedua orangtuanya dari belakang. Angel berdoa, semoga saja dia tidak di usir dari rumah hanya karena kesalahpahaman tersebut, atau sesuatu yang lebih dari itu.
Sesampainya di kantor. Tampak Raga dan kedua orangtuanya sudah sampai lebih dulu. Angel pun semakin kalut di buatnya, ia tidak henti-hentinya merapalkan doa. Semoga saja nasib baik berpihak padanya.

"Eh Vanya, kalian di sini juga?" Tanya Jannah yang di balas anggukan dan senyuman oleh Vanya.

"Sebelumnya, saya meminta maaf karena sudah menyita waktu aktivitas kalian." Ujar pak Hito, membuat kedua wali tersebut mengangguk.

"Ada apa ya pak?" Tanya Teguh selaku ayah dari Raga.

Angel memejamkan matanya, ia takut akan reaksi kedua orangtuanya setelah mengetahui bahwa putrinya gagal dalam menjaga harga dirinya.

"Jadi, kedua anak bapak dan ibu, telah melakukan kesalahan yang sangat fatal-"

"Maksudnya?" Tanya abi Rahman penasaran.

"Belum selesai abi," tegur umi Jannah.

Tanpa aba-aba, pak Hito pun menunjukkan video yang terdapat pada ponselnya. Kedua wali dari Raga dan Angel, melihatnya dengan penasaran. Angel? Dirinya hanya menunduk sedari tadi. Sedangkan Raga? Terlihat sangat santai tanpa beban.

"Astaghfirullahal'adzim Angel!" Pekik umi Jannah sembari mengelus dadanya terkejut.

Umi Jannah pun menangis dalam pelukan abi Rahman. Ia tidak menyangka jika putrinya melakukan hal menjijikan tersebut, putri yang ia besarkan dan ia didik dengan penuh kasih sayang, kali ini sudah membuatnya malu dan kecewa berat. Bagaimana tidak kecewa? Ibu mana yang tidak kecewa jika perlakuan sang anak tidak seperti pergaulan semestinya. Menyesal, itulah yang Jannah rasakan ketika melihat video tersebut. Ia merasa gagal dalam mendidik putrinya.

Angel berlutut pada kedua orangtuanya, ia menangis tersedu. "Maafin Angel umi, abi."

"APAKAH PRIA INI BENERAN KAMU RAGA?!" bentak Teguh sembari menarik kerah putranya.Vanya menarik suaminya, agar tidak hilang kendali di sini. 

"Mohon untuk tenang terlebih dahulu," ujar pak Hito menenangkan. "Pihak sekolah akan mengeluarkan salah satu diantara kalian berdua, karena sudah mencemarkan nama baik sekolah."

"Kenapa tidak keduanya saja?" Tanya Raga.

Angel menatap Raga dalam diam.

"Maksud saya, berhubung saya dan Angel yang salah, mengapa kami berdua tidak di keluarkan bersama?" Tanyanya lagi.

"Tidak. Karena pihak perempuanlah yang akan mendapat resikonya jika nanti janin yang kamu tanam itu tumbuh, nama sekolah ini akan tercemar jika berita ini menyebar. Jadi, kami hanya akan mengeluarkan Angel," Ujar pak Hito enteng.

"Maksud bapak apa ya? Ini nggak adil pak! Saya bahkan tidak merasa melakukan hal tersebut. Kenapa mesti saya yang di keluarkan?" Tanya Angel tidak percaya dengan keputusan yang di berikan.

Diary Hijrah, ANTAGONISHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin