DHA 17❤

180 24 2
                                    

"Jika karena rupa yang membuatmu jatuh cinta, lantas bagaimana kau mencintai Tuhanmu yang tak memiliki rupa."

_Maulana Jalaludin Rumi._

*
*
*


Keenan menarik napasnya panjang, keputusannya sudah bulat untuk menemui kedua orangtua Angel. Keenan sudah rapi dengan kemeja hitamnya, hari ini ia akan meminta izin pada Abuya untuk di perkenankan pulang.

Setelah sampai di depan Ndalem, ia mencoba mengatur napasnya. Baru saja hendak melangkah, ia sudah di suguhi pemandangan yang tidak mengenakkan untuk hatinya. Angel, gadis itu tengah di hukum membaca kitab di depan Abizar. Entah kesalahan apa lagi yang membuatnya harus kembali di hukum, namun yang lebih di permasalahkan oleh Keenan adalah Abizar yang berada tepat di depan gadis tersebut. Dapat Keenan lihat dari segi ekspresi Abizar ketika memandang Angel. Dapat di simpulkan bahwa putra pertama Abuya itu menyukai gadis di depannya. Terlebih ketika hari itu Abizar memberi bubur pada Angel, sedikit perhatian dari Abizar sudah sangat memperlihatkan bahwa pria itu menyukai Angel. Karena jarang sekali Abizar perhatian pada santri putri lainnya, bahkan bisa di bilang tidak pernah. Begitulah pemikiran Keenan.

Keenan melangkahkan kakinya dengan berat untuk masuk ke Ndalem. Setelah mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Umma sama Abuya ada gus?" Tanyanya pada Abizar.

Abizar pun mengeryitkan keningnya. "Ada, kamu mau kemana? Gagah tenan."

Angel mengalihkan pandangannya dari kitab yang ia baca, begitu melihat figur Keenan membuatnya kembali melihat isi kitab.

Keenan terkekeh sembari melirik Angel sekilas. "Gus bisa saja. Saya mau izin pulang sebentar gus, ada sesuatu yang sangat penting untuk saya bicarakan dengan kedua orangtua."

Abizar pun mengangguk paham. "Baru 1 minggu udah mau pulang lagi toh mas?" Tanyanya meledek. "Nanti saya panggilkan terlebih dahulu. Kamu tolong jagain Angel, takutnya kabur."

Keenan pun mengangguk kemudian duduk di dekat pintu.

"Lo mau pulang?" Tanya Angel membuat Keenan yang tadinya menunduk pun mendongak.

"Iya, saya ingin mengurus sesuatu."

Angel pun ber-oh ria. "Bagus kalau gitu, jadi ada waktu buat gue setor hafalan ke lo."

Keenan pun tersenyum tipis.

"Nanti lo coba pantau video itu ya? Semoga aja sih udah nggak ada," bisik Angel membuat Keenan mengangguk.

"Nanti saya akan melacak video tersebut, dan akan saya cari tau informasi selanjutnya. Kamu fokus saja mengaji." Angel pun mengangguk saja.

Tidak lama kemudian gus Abizar pun kembali dan menyuruh Keenan untuk masuk ke ruang tengah. Keenan pun berjalan dengan menggunakan lututnya, kemudian menyalimi Abuya dengan takdzim.

"Assalamualaikum Buya, Umma."

"Waalaikumussalam. Ada apa Nan?" Tanya Abuya.

"Afwan Abuya, saya mau izin untuk pulang sebentar. Tidak sampai 1 minggu, hanya beberapa hari saja untuk mengurus sesuatu bersama kedua orangtua saya." Ungkapan Keenan membuat Abuya mengangguk.

"Urusan apa toh mas? Apakah kamu ingin meminang seorang gadis?" Tanya Umma Fatimah bergurau."Sama ning Farah saja, dia cantik dan pintar. Cocok bersanding dengan kamu." Lanjut Umma Fatimah membuat Keenan tersenyum kaku, jangan sampai dirinya di jodoh-jodohkan lagi dengan ning Farah. Karena bagaimanapun Keenan tidak mencintai keponakan dari Abuya Abdullah.

"Sebentar saja ya Nan, kalau bisa sih sebelum 5 hari kamu sudah kesini. Soalnya susah nyari pengganti untuk mengajar kelas selama kamu pulang," ujar Abuya membuat Keenan tersenyum.

Diary Hijrah, ANTAGONISOù les histoires vivent. Découvrez maintenant