DHA 15❤

173 27 15
                                    

Bismillah....

Happy Reading♡

"Nikah yuk!"

Gus Hisyam tersenyum kikuk kala mendengar ajakan dari seorang gadis di depannya. Gadis yang unik, gadis yang mudah berbaur dengan seseorang. Meskipun, bersifat antagonis.

Abizar menatap Hisyam kemudian beralih menatap Angel tidak suka. "Nggak usah mempengaruhi hati Hisyam. Lo nggak pantes buat dia!"

Hening.

Ucapan Abizar tadi membuat perasaan Angel tersinggung. Namun sebisa mungkin, gadis itu harus menutupi raut wajahnya. Angel sadar diri, dirinya tidak pantas untuk seorang Hisyam, Angel juga hanya berpura-pura saja tadi. Namun, mendengar ucapan dari Abizar membuatnya kembali terhadap kenyataan. Melihat gelagat Angel yang berubah, Hisyam memahami situasi tersebut.

"Mas Izar katanya mau kasih hukuman buat kamu, saya mau tanya, kamu ada buat salah apa, hm?" Tanya Hisyam lembut. Sangat jauh berbeda dengan intonasi yang Abizar tujukan untuknya.

Angel menuding Abizar dengan jari telunjuknya. "Dia fitnah gue nyiram Fira pakai air, padahal dalam fakta itu semua sangat berbanding balik."

"Memang seperti apa faktanya?" Tanya Hisyam penasaran.

"Dia bangunin gue dengan cara nyiram air!"

"Itu berarti dia perhatian sama lo," timpal Abizar membuat Angel menggeleng.

"Perhatian pala lo! Kan bangunin dengan cara halus bisa."

"Mungkin karena lo nggak akan bangun kalo dengan cara halus."

"Terus aja lo belain Fira kesayangan lo itu!"

"Gue tau lo cemburu." Abizar memasang wajah PDnya.

"Najis gue cemburu sama lo!"

Hisyam menggeleng melihat perdebatan kakaknya dengan santri baru tersebut. Mau tidak mau dirinya harus melerai, sebelum perdebatan semakin panjang. "Selesaikan masalah kalian. Mas Izar, saya mau beli bubur ayam di kantin untuk sarapan."

Abizar pun mengacungkan jempolnya. "Buat saya dua porsi." Cara bicara Abizar yang menggunakan bahasa lebih baik pada Hisyam membuat Angel cemberut. Jadi, apakah dirinya tidak layak di hormati?

"Dua? Nggak kebanyakan?" Tanya Hisyam heran. Namun dengan cepat Abizar menggeleng. "Uangnya ambil saja di kamar saya," ujarnya membuat Hisyam mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua. Jangan su'udzon dulu! Sebelum Hisyam benar-benar pergi, ia telah mengirim chat untuk seseorang agar menjadi penengah di antara mereka. Karena takut akan menimbulkan fitnah nantinya.

"Lo ternyata maruk juga ya kalo makan," timpal Angel membuat Abizar memandangnya datar.

"Karena lo udah ngulur-ngulur waktu gue, gue tambahin hukumannya. Hafalin 3 hadits ini!" Angel membulatkan matanya sempurna, menatap pria di depannya dengan tatapan tidak percaya. Angel tidak sadar jika di samping pintu ndalem ada seseorang pria yang di suruh Hisyam untuk menjadi penengah di antara mereka.

Pria tersebut tersenyum kecut melihat perdebatan kedua orang di depannya. Ia menghela napas berat, "Mengapa pelabuhan hatiku harus tertuju padamu?" Gumamnya berdialog.

Diary Hijrah, ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang