DHA 12❤

152 28 8
                                    

Jangan bosen-bosen ya sama Angel♡

Happy Reading♡

Angel menatap barang-barang bawaannya. Hari ini, adalah hari pemberangkatan Angel ke pesantren. Ia menghela napasnya, tidak menyangka jika dirinya akan meninggalkan kedua orangtuanya dengan cara seperti ini. Menjadi seorang santri, bukanlah cita-citanya.

Angel sudah rapi, dengan gamis panjang berwarna maroon. Dan jangan lupakan hijab yang mempercantik wajahnya. Tidak perlu di tanyakan seperti apa rasanya Angel sekarang. Ia sudah sedari tadi merengek untuk melepaskan pakaiannya ini.

"Umiiii, Angel nggak mau jadi nenek sihir! Kenapa harus pakai gaun nenek sihir sih?" Rengeknya membuat umi Jannah menggelengkan kepala, putrinya ini bisa-bisanya membuat dirinya geram saat situasi seperti ini.

"Gamis bagus kayak gitu di kira baju penyihir. Kamu ini hiiihhh!"

"Nggak bisa kah pakai yang lain mi?"

"Kalo kamu mau, kamu bisa pakai sarung sekarang." Jawaban umi Jannah mampu membuat Angel terdiam. Mana bisa Angel mengenakan sarung? Yang ada Angel di kira akan melakukan acara sunatan oleh tetangga.

"Nggak mau lah! Nanti di kira mau sunatan."

"Tapi sarung yang ini kan beda sayang, nggak sama kok kayak sarung punya abi," sahut abi Rahman membuat Angel mendengus.

"Kamu sudah siap berangkat?" Tanya umi Jannah membuat Angel memandangnya sendu.

Menatap wajah uminya membuat air mata Angel keluar tanpa malu, ia merasa sudah sangat durhaka pada uminya. Selalu melawan dan menyentak umi dengan suara tinggi. Kali ini, Angel menangis. Entah mengapa hatinya merasakan sesak yang luar biasa. Ia merasa terbuang dari keluarganya, di usir jauh dari kedua orangtua. Padahal, maksud daripada kedua orangtua Angel sangatlah benar. Mereka hanya ingin putrinya menjadi pribadi yang lebih baik nantinya.

"Kamu kenapa nangis?" Tanya umi Jannah lembut.

Angel pun merentangkan tangannya, yang di balas pelukan hangat oleh sang umi.

"Umi sama abi nggak buang Angel kan?" Tanya Angel di sela-sela tangisnya.

"Hey, siapa yang buang kamu? Kamu itu putri tercantik umi dan abi. Bidadari syurga kita, nggak akan mungkin umi sama abi tega buang kamu Ngel," ujar umi Jannah lembut. Membuat Angel semakin mengeratkan pelukannya.

Abi Rahman menatap kedua bidadarinya sendu, meskipun Angel terkenal tidak baik di mata semua orang. Dia tetap putrinya, bidadari tercantik setelah istrinya.

"Udah jam 9 Ngel, sebaiknya kita siap-siap berangkat," ujar abi Rahman membuat Angel menguraikan pelukannya. Ia menghapus sisa air matanya.

"Sebelum berangkat, Angel ada satu permintaan buat umi sama abi," ujarnya sesenggukan.

"Apa sayang?"

"Apa Ngel?"

"2 minggu setelah Angel di sana, umi sama abi harus jenguk Angel," rengeknya seperti anak kecil.

Abi Rahman pun tersenyum simpul.
"Insyaallah, kalau nggak ada halangan, kita kesana."

"Yaudah, ayo berangkat!" Ajak Angel dengan senyum yang ia paksakan.

Diary Hijrah, ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang