Tersenyum, Hana melirik ke jam di ponselnya. "Nope, aku memang datang 20 menit lebih awal. No worries, Tan, kamu masih kecepetan 5 menit."

Tristan mengambil kursi dan duduk di hadapan Hana yang langsung menyerahkan buku menu ke dia. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya Tristan memutuskan menu yang dipilih. Mereka memanggil pelayan, Tristan menyebutkan satu menu dan juga satu minuman sementara Hana memesan tiga jenis makanan yang berbeda ditambah dengan minuman dan juga parfait yang dia minta dikirimkan setelah makanannya habis.

Tertawa kecil, Tristan bertanya. "Starving?"

Hana menyerahkan buku menunya kembali ke pelayan yang menunggu dan menjawab. "Always!"

Mereka bercakap-cakap ringan sepanjang acara makan siang, saling bertukar kabar soal pekerjaan, keluarga, Hana juga memberitahu soal kepergian Cusco dan juga Cireng yang sekarang jadi peliharaannya bersama Hans. Menceritakan soal Ratna yang baru hamil empat bulan dan Bayu yang kemungkinan besar akan dikirim dinas luar tahun depan. Sementara Tristan bercerita soal penelitiannya, perjalanannya ke Kutub Selatan, dan papanya yang sekarang pensiun dan ngotot minta dimasukkan ke panti jompo saja.

Tak terasa mereka sudah berbincang seru selama dua jam lebih tanpa pernah kehabisan bahan pembicaraan sampai akhirnya Hana memerhatikan jam di ponselnya.

"Going somewhere?" tegur Tristan.

Hana menggeleng. "Home...."

"Mau kuantar?" tanya Tristan lagi.

Lagi-lagi Hana menggeleng. "Thanks, tetapi lebih baik tidak usah. Aku bisa pulang sendiri."

Tersenyum, Tristan kembali bertanya. "Gak dijemput Hans?"

Wajah Hana mengernyit lucu. "You have no idea, kesulitan apa yang harus aku lalui cuma untuk ketemu kamu sekarang."

Tawa Tristan pecah. "Ah, he get mad...."

Menggeleng, Hana menjawab. "Furious!" serunya berapi-api.

"I want to say sorry, tapi sayangnya aku tidak menyesal. Aku senang bisa ketemu kamu lagi, Na.... You're still... You ... Hana yang sama yang kukenal dulu."

Hana tersenyum tipis. "People change, Tan... Begitu pun dengan aku."

Hana membungkuk, mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan meletakkannya di meja.

"Alasan aku mengajak kamu bertemu... Adalah untuk ini," ucapnya sambil mendorong kotak kecil itu ke depan Tristan. "Aku mau mengembalikannya ke kamu, Tan. Karena kalung ini terlalu berharga untukku. It belongs to your mom, right? Aku merasa tak pantas untuk menerima pusaka yang punya arti penting untuk kamu."

Tersenyum walau ekspresinya agak sedih, Tristan menerima kotak itu di tangannya. Lalu dia menatap Hana dengan pandangan yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Sorot matanya menatap penuh kerinduan, cinta, dan juga kesedihan.

"Aku ingin meminta kamu menyimpannya karena kamu memang sepenting itu bagiku, Na... Tapi, kurasa kamu akan menolaknya. Jadi, aku hanya bisa berterima kasih ke kamu sekarang. Terima kasih sudah menjaganya dengan sangat baik, Raihana...."

"Maaf...." gumam Hana lirih.

Lagi-lagi Tristan tersenyum tipis. "Tak perlu meminta maaf karena sudah memilih dia ...."

Tristan memanggil pelayan, meminta tagihan dan bersikeras membayarnya walau Hana sempat menolak.  "Sepertinya ini adalah acara makan kita berdua yang terakhir kalinya. Biarkan aku yang membayar semuanya, Na...."

Setelah pelayan membawakan kembalian dan Tristan memberi tip di dalamnya. Mereka berdua bangkit dan berjalan dalam diam menuju tempat menunggu taksi.

Saat taksinya hendak datang, Hana berbalik menghadap Tristan, mereka-reka ucapan perpisahan apa yang pantas untuk dia sebutkan ke pria rupawan di hadapannya, namun ternyata Tristan mendahuluinya. "Kurasa ini artinya sebenar-benarnya perpisahan dengan kamu, Na...." ucap Tristan sementara tangannya membelai pipi Hana lembut.

Tersenyum, Hana menjawab. "Kita masih bisa berteman, Tan...."

"I know.... Tapi, bagiku ini adalah akhir dari aku yang selalu mengharapkan kamu, Na... Dan jujur saja, buat aku... Kamu akan selalu jadi yang terindah dalam hidupku," ucap Tristan yang membungkuk dan mengecup pipi Hana, membelai lembut pipinya sekali lagi, tersenyum, dan berbalik pergi.

-----------------

Cuma bisa nulis sedikit karena kelewat baper. 😭😭😭

Apalagi tadi nulisnya sambil dengerin Sammy Simorangkir nyanyi kesedihanku bolak-balik. Hatiku auto ambyar!! 💔💔💔


See ya soon!

Luv,
NengUtie













Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now