9. YANG TERANGKAI, DAN YANG BERSERAKAN

96.3K 9.3K 9.5K
                                    

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

Vote itu gratis, jadiiii silahkan vote ya💘

Hai, lagi dimanaa?

9. YANG TERANGKAI, DAN YANG BERSERAKAN

Dikepala, banyak sekali yang disiapkan. Tapi, rencana Tuhan selalu jadi pemenang.

**

"Mau masuk ke semesta gue?"

Salsa itu bukan perempuan yang tidak pernah di dekati oleh laki-laki, dia itu sebenarnya punya banyak pengagum yang kadang menyampaikan perasaannya melalui DM Instagram yang kerap kali ia temukan, kemudian menghilang setelah pesan itu di baca oleh tujuannya. Tapi, sejak mengenal Bara, Salsa jadi punya pandangan berbeda dengan laki-laki dan rasa, akhirnya sebuah sekat terlihat nyata, kalau beberapa perasaan bukan cuman menuntut untuk diketahui saja, tapi juga dibalas.

"Emangnya di semesta lo ada apa?" tanya Salsa. Berniat untuk bercanda.

Bara berpikir, "Ada Mami, sama Papi," jawab Bara. "Sama diri gue sendiri...."

"Cuman bertiga?"

"Sebenarnya berempat."

"Yang satu siapa?"

"Lo, Sal. Kalau mau."

Bulan bersinar terang, hingga cahayanya memasuki jendela kamarnya. Malam ini benar-benar terasa begitu sejuk, angin malam ikut beradu, memberikan sebuah suka cita tentang sebuah rasa yang sedang diajak jujur oleh anak manusia.

"Bar," panggil Salsa.

"Iya, Sal?"

Atas banyaknya opsi, Salsa memelih sebuah jalan tengah. "Boleh kasi gue waktu?"

Tidak perlu terlalu buru-buru untuk menerima sebuah perasaan, karena bagi Salsa, kadang kita perlu seirama dengan waktu, membiarkan semesta memberikan kita petunjuknya, agar tidak ada yang perlu disesali karena terlalu cepat untuk mengambil keputusan.

Bara pun tentu tahu, seindah-indahnya sebuah perasaan, manusia butuh instrumen ringannya, mengamati sungguh dari perasaan itu, untuk diseleksi, pantas diterima atau cukup diketahui dan dibiarkan saja.

"Oke, Sal," sepakat Bara.

Salsa mengetahui perasaannya, sebenarnya itu sudah lebih dari cukup dari titik bahagia seorang manusia yang sedang mengagumi ciptaan Tuhan, setidaknya ada bagian melegakan dibandingkan menjadi rahasia, tanpa tahu. Setidaknya ia tidak menyimpannya.

Bara mengamati durasi panggilan telfonnya itu, hampir setengah jam, "Kalau gitu, udah dulu, ya, Sal?"

"—Maaf menganggu, dan maaf merepotkan pikiran lo karena pertanyaan gue," lanjut Bara.

"Have a nice dream, Sal."

Dengan perasaan yang bimbang tiba-tiba, Salsa membalas ucapan itu meskipun tidak sesuai dengan kalimat terakhir Bara, "Semoga tetap terjaga apa yang lo tuju."

Di sebarang sana, di sebuah rooftop rumah tingkat dua, Bara menarik lengkungan senyumnya. Cinta masa remaja yang menantang, dan perempuan spesial yang sepertinya agak sulit untuk diluluhkan, tapi tidak apa-apa, bukankah berjuang memang adalah sepanjang masa?

DIA BARAWhere stories live. Discover now