3. SEJARAH JATUH CINTA

174K 14K 7K
                                    

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

Vote itu gratis, jadiiii silahkan vote ya💘

3. SEJARAH JATUH CINTA

Konon, jangan jatuh cinta di 2019, nanti rasanya habis pada orang itu. Tapi, terserah, kalau siap. Semesta bersamamu. 

** 

Kegaduhan di lapangan besar SMANDA terjadi. Rombongan siswa yang hari ini terlambat masuk ke sekolah digiring untuk berdiri, sampai jam istirahat pertama berbunyi. Kemarin, rombongan mereka juga terlambat seperti ini, tapi ternyata membersihkan WC dan kebun sekolah tidak jadi efek jera bagi mereka.

"Pak, hukumannya bisa di cicil nggak? Saya belum sarapan nih, Pak," sahut Bobby kepada Pak Munir—Kepala ruangan BK SMANDA.

"Iya, Pak. Kasian kami, udah terlambat, nggak belajar, dihukum lagi," lanjut Alaska.

Mata tajam Pak Munir menoleh menatap keduanya dengan tatapan intens, "DIAM! LAKUKAN HUKUMAN KALIAN SEMUA DENGAN BAIK, SETELAH ITU BARU BISA MASUK BELAJAR DI KELAS."

"—Sekolah itu punya aturan, kalian disini bukan hanya dididik dari segi akademik, tapi segala-galanya."

"Paham, Pak," balas Bara. Laki-laki yang saat ini seperti menerima hukuman itu dengan lapang dada.

Selepas Pak Munir memberikan mereka wejangan, juga sedikit arahan, Guru BK itupun meninggalkan 7 orang siswa yang harus ia jemur pagi ini di lapangan.

"Gila, gue nggak mau lagi datang terlambat," protes Sekala. Belum sepuluh menit, laki-laki itu sudah kebanjiran keringat. Tadi pagi, ia sebenarnya tidak ingin ikut ke Markas SATROVA BESAR. Tapi karena Bara yang memaksanya, iapun jadi meng—iyakan.

"Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah," kata Bobby dengan nadanya.

"Bismillah, hujan," ucap Rama sembari menatap langit yang tengah merakit awan hitamnya.

"Jangan hujan," tutur Bara, "Kasihan pedagang kaki lima yang nggak bawa payung di belakang sekolah, dagangannya nanti kehujanan."

"Si hati bidadari mulai berkata," sahut Bobby menanggapi Bara.

"Tapi emang kasihan," kata Alaska. "Biar kita-kita aja yang kepanasan."

Sedangkan laki-laki yang berada paling tengah hanya bisa menghela nafasnya, Angkasa meruntuki mulut teman-temannya yang tidak bisa diam itu. Matanya menyorot tajam, diam-diam berdoa agar waktu berputar dengan cepat agar hukuman  ini segera berakhir.

Bara yang mulai kepanasan juga ikut diam, matanya fokus pada perempuan yang sedang berjalan di koridor, koridor yang pas berada di depan mereka berdiri. Dan, tanpa pikir panjang, Bara terus memandangnya sampai lupa kalau perempuan itu tidak sendirian.

Ia bersama laki-laki, laki-laki yang tidak Bara kenali, tapi lambang kelasnya sama dengan lambang yang terpasang di bajunya.

"Kalau misalnya, kita ajuin konsep acara sumpah pemuda yang sesuai dengan diskusi tadi, gimana? Kan seru tuh," kata Salsa pada laki-laki yang berjalan di sampingnya.

Deo Arya Serta Bumi—Siswa kelas X IPS 1 yang juga terpilih sebagai OSIS saat masa orientasi siswa baru, dengan Salsa.

"Boleh, konsepnya nanti kita bangun ciri khas NKRI yang lebih kental dengan anak muda bangsa tapi tidak melupakan sejarah bangsanya sendiri," balas Arya.

"Nah, itu, pokoknya kita buat acara sumpah pemuda ini jadi momentum mempertegas jati diri bangsa Indonesia yang dibangun oleh anak-anak muda keren," jelas Salsa.

DIA BARAΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα