6. ERA JATUH CINTA YANG JATUH

126K 10.9K 7.7K
                                    

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

Vote itu gratis, jadiiii silahkan vote ya💘

6. ERA JATUH CINTA YANG JATUH

Diantara banyaknya jenis jatuh cinta, aku ingin jatuh pada cinta yang juga jatuh kepadaku.

***

BERCITA-CITALAH SETINGGI BINTANG YANG ADA DI LANGIT. Tulisan itu terhias di lapangan SMANDA, yang membuat siapapun yang berada di sana dapat membacanya secara terang-terangan.

"Lo cita-citanya apaan, Bob?" tanya Alaska, sedikit serius.

Sekarang sudah sore, dan hampir seluruh siswa masih berada di area Sekolah karena acara Sumpah Pemuda masih berlanjut dengan kemeriaan lomba yang disediakan panitia OSIS. Mereka sudah tidak memakai pakaian adat lagi, tapi berganti memakai seragam celana abu-abu dengan kaos hitam sesuai dengan ketentuan.

"Jadi juragan sapi," jawab Bobby, "Jadi bos di kandang sapi."

Dibayangan laki-laki bertubuh gempal itu, ia ingin menjadi manusia yang hanya duduk di kursinya setiap hari, tapi keuangannya selalu mengalir setiap detik. Bayangkan saja jika ia memiliki 10.000 ekor sapi, dengan banyak karyawan, dan sapi-sapinya itu tumbuh sehat lalu dibeli dengan harga yang mahal, kan untungnya banyak.

"Wow, cita-citanya mahal ya ges ya," kata Rama.

"Kalau gue mau jadi ahli ekonomi Indonesia," ujar Alaska.

Yang lain, yang ikut duduk di pinggir lapangan besar itu ikut berpikir tentang cita-citanya, termasuk Bara. "Kalau gue mau jadi apa, ya?"

"Jadi orang baik aja, Bar," kata Sekala. "Lo akan hidup dengan mahal di Bumi."

"Iya," sepakat Bara. "Jadi baik, baik, dan baik."

"Itu tujuan hidup, bukan cita-cita," sela Angkasa terhadap obrolan Bara.

"Lo emangnya punya cita-cita apa, Sa?" tanya Alaska. Mengingat mereka jarang membicarakan hal ini, jadilah obrolan itu terus berlanjut.

Angkasa menarik sudut bibirnya, setengah tersenyum, "Nggak tahu."

"Kenapa?" tanya Razi.

"Gue nggak suka berharap sama sesuatu yang belum pasti, gue malas bercita-cita," jawab Angkasa. Mata Angkasa menatap koridor SMANDA yang sepi, "Karena gue nggak tahu seberapa lama Tuhan ngasih gue umur, jangan sampai, belum tercapai, malah sudah waktunya untuk kembali."

"—Gue cuman nggak mau punya utang sama Bumi karena pernah mengharapkan sesuatu. Nanti Bumi kecewa karena gue gagal."

"Berharap itu suatu kebebasan, Sa. Sekalipun nggak tercapai, kan itu memang bukan kuasa manusia," pendapat Bara. "Jangan mengkerdilkan cita-cita hanya karena pikiran lo sedang pesimis. Justru karena lo tahu hidup cuman sekali dan rahasia, itu tugas lo buat menunjukkan seberapa keren diri lo di mata semesta."

"Anjay, bijak," sahut Bobby, sembari tepuk tangan.

"Benar," angguk Razi pada pernyataannya Bara.

Beda dengan Angkasa yang ditanggapi, laki-laki dingin bermata elang, pemimpin geng motor terbesar di SMANDA itu hanya diam. Bara tidak salah dengan pernyataannya, juga Angkasa, karena inilah baginya yang ia percayai masing-masing.

"Kalau lo, Zi, mau jadi apa?" tanya Sekala pada Razi.

"Jadi manusia," jawab Razi.

"Si beku es batu minta gue parut kayaknya, emosi deh gue denger jawaban lo, Zi," celutuk Bobby.

DIA BARAWhere stories live. Discover now