7. ORDE LEBIH DEKAT

107K 10.3K 5.3K
                                    

Selamat membaca, semogaa sukaa Aamiin.

Vote itu gratis, jadiiii silahkan vote ya💘

7. ORDE LEBIH DEKAT

Mungkin seperti ini, meski tidak selalu denganmu, tapi aku mencintaimu selalu. 

***

"Mama ngasih roti dan kue, Pak, dimakan, ya," kata Salsa pada cleaning service SMANDA yang setiap sore selalu berada di koridor utama untuk membersihkan tempat itu. Saat siswa-siswi SMANDA sudah beranjak pulang dari tempat ini.

"Wah, terima kasih banyak, Neng geulis, semoga usahanya lancar makmur," kata Pak Sutopo. Beliau memang mengetahui kalau salah satu siswa yang rajin memberinya makanan ini punya toko kue.

Salsa menaikkan tangannya, mengaminkan ucapan Pak Sutopo. "Aamiin, semangat kerjanya ya, Pak. Have a nice day." 

Perempuan yang mengikat rambutnya satu itu lalu berlalu, dua jam setelah bel pulang berkumandang, Salsa baru bisa pulang sekarang setelah pekerjaannya di ruangan OSIS selesai.

"Sal," panggil seorang laki-laki dari arah belakang. Ia sedikit berlari menghampiri Salsa.

"Mau gue antar pulang nggak? Takutnya udah nggak ada angkot atau bus," tawar Arya dengan ramahnya. Wajah putih laki-laki itu menampilkan keramahannya.

Salsa melirik arlojinya, "Belum sore banget kok, Arya. Gue pulang naik angkot aja."

"Tapi—"

Sembari senyum, Salsa menyakinkan Arya, saat laki-laki itu ingin menawarkannya lagi, "Nggak papa kok, gue udah biasa pulang jam segini."

Arya ikut mengangguk pada akhirnya, "Hati-hati, Sal. Langsung hubungi gue kalau lo udah sampai."

Salsa mengangguk, sembari bermonolog seperti ini setelah mendapatkan kabar dari beberapa anak OSIS yang lainnya tentang perasaan Arya, terima kasih sudah baik, tapi jangan sampai berharap sama gue ya, Arya. Kita itu cuman temenan.

***

"Kalau bola ini masuk, berarti yang sedang gue tempati jatuh cinta sekarang, udah fix jodoh gue," teriak laki-laki yang memakai Jersey hitam di lapangan basket.

Dengan posisi memunggungi ring basket, Bara melempar bola warna kecokelatan itu ke arah yang sesuai dengan ukuran parameternya. Dan goall!!! Bola itu masuk.

Bara bersorak riang, memamerkam giginya yang rapi terlihat, "Sal, kita jodoh, Salsa," kata laki-laki itu, menyebutkan nama anak X MIPA 1 incarannya. Walaupun tidak ada Salsa di sini. Hanya ada Razi dan Angkasa.  

Bola yang terbuang tadi, lalu diambil oleh Razi dengan lincahnya, laki-laki itu kemudian melakukan dribble sepanjang ia memegang bola itu.

"Mau coba atraksi gue tadi nggak?" tanya Bara pada Razi, iseng. 

"Nggak, buang-buang waktu," jawab Razi. Menurutnya, Bara itu penuh dengan harapan yang banyak, tapi ia lupa kalau beberapa harapan akan mengecewakan, meski terlihat kecil dan sederhana. 

"Yaelah, hidup jangan kuno-kuno amat, sekali dua kali, cobalah bergabung dengan keajaiban," ucap Bara. 

Tanpa melepaskan bola dari tangannya, Razi berucap lagi, "Konyol."

"Benar kata Albert Einstein, Gravitasi tidak bertanggung jawab atas orang yang sedang jatuh cinta," sahut Angkasa yang mengetahui kalau temannya itu, sekarang sedang jatuh cinta.

DIA BARAWhere stories live. Discover now