Say you love me

Mulai dari awal
                                    

Rekan kerjanya mengambil satu, mencicipnya. "Kok enak, sih? Beli di mana?"

"Cewekku yang bikinin...." jawab Hans tanpa menyembunyikan rasa bangga dari nada suaranya.

Temannya mengambil sepotong lagi. "Suruh jualan, Hans! Ntar ku borong, deh."

Hans tertawa. "Nanti kutanya, deh. Siapa tau dia mau jualan. Tapi, kayaknya gak akan mau. Waktunya udah kesita banyak buat kerja sama kuliah."

"Lah, ini sempet bikin...." protes temannya.

"Ya sempet, lah, kalau buat aku," jawab Hans jumawa sambil buru-buru menutup toples kuenya sebelum temannya menghabiskan browniesnya sampai tandas.

------------

Sudah dari jam 7 Hana memberitahu kalau pekerjaannya sepertinya masih belum selesai juga dan kemungkinan baru selesai jam 9 malam lalu mengusulkan Hans untuk pulang duluan saja, namun Hans masih bersedia menunggu. Akhirnya Hana menyerah membujuk Hans pulang, akan tetapi dia memberi syarat kalau Hans harus makan malam dulu sebelum menjemputnya.

Jam 21.30, Hans mobil tiba di depan kantor Hana. Di lobi depan, Hana yang sudah menunggu segera masuk ke mobil, mencium pipi Hans sekilas sebelum memakai seatbelt.

"Kamu nungguin lama banget. Maaf ya, Pacar...." ucap Hana dengan nada bersalah.

Hans membelai lembut rambut Hana. "Udah makan, kan? Masih laper, gak?"

"Aku makan filet-o-fish sama cheese burger sekaligus tadi saking stres-nya. Kentangnya juga yang ukuran large. "Hana menepuk-nepuk perutnya. "Jadi, gak usah khawatir, pacarnya Hana yang suka kelewat protektif! Kalau urusan perut, mah, dijamin aman!"

Hans tertawa, mencubit pipi Hana gemas. "Bagus, deh."

"Kamu udah makan, kan? Atau masih mau aku temenin makan?" Hana balik bertanya.

"Aman... Aku tadi makan nasi goreng. Kita langsung pulang aja, kamu keliatan capek banget soalnya," jawab Hans.

Hana tak sengaja menguap. "Sorry," ucapnya.

"Tidur aja, Na...."

Hana menggeleng. "Ih, mana tega sama kamu. Udah repot-repot jemput malah aku tinggal tidur."

"Ya gapapa. Kamu pasti capek banget gara-gara semalem bikin kue. Padahal, bikinin pas weekend juga gapapa, kok."

Hana tersenyum, mengusap pelan lengan Hans. "Baking kan salah satu bentuk stres release aku. Kebetulan minggu ini aku lagi stres gara-gara deadline sama ujian semester. Untung udah selesai semua sekarang. Besok aku bisa santai jadinya. Eh, gak juga, sih. Karena mbak lagi pulang kampung, jadilah aku yang bebenah. Udah mana mamah sama papah ngungsi ke tempat Mitha pas mbak pulang. Lengkap sudah penderitaan!" keluh Hana.

Hans tertawa. "Besok aku bantuin, deh...." janjinya.

Tersenyum lebar, Hana kembali mencium pipi Hans. "Makasih, Pacar... Makin sayang, deh."

Hans menggenggam tangan Hana, mengecupnya sekilas. "Me too...."

Sesampainya di rumah Hana, Hans ikut masuk karena dia perlu ke kamar kecil sebelum pulang.

Saat dia selesai, Hana masih menantinya di ruang keluarga. Hans tersenyum, merentangkan tangannya dan Hana pun bergegas mendekat lalu meleburkan diri ke dalam pelukannya. "Sayang aku harus pulang, padahal masih kangen...." ucap Hans setelah mencium bibir Hana mesra.

Hana membelai pipi Hans, mencium bibirnya sekali lagi. "Hati-hati ya, Pacarnya Hana.... Kabari aku pokoknya kalau kamu udah sampe rumah."

Dijawilnya hidung Hana. "Oke... See you tomorrow. Love you so much, Pacarnya Hans...."

Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang