Ch 5

15.6K 1.1K 88
                                    

Rea menangis, terduduk di lantai kotor menangkup wajah dengan kedua tangannya. Ini terlalu menyakitkan. Ia dilecehkan oleh kakak nya sendiri. Walau ia berada di tubuh orang lain, tetap saja Rea yg merasakannya.

dan ia merasa terhina

Ia merasa kotor.

"Sayang"

Rea menepis, saat Arsen menyentuh tangannya. Ia menatap tajam cowok itu. Walau ia mencintainya, bukan berarti Rea mau saja menerima semua tindakan Arsen.

dan ia benar-benar tidak menduga, Arsen bisa sebrengsek ini.

"Aku benci sama kamu !" maki Rea, air matanya berlinang. Terlalu kecewa pada laki-laki yg ia harapkan. Ternyata tidak seperti apa yg ia pikirkan.
"Kamu brengsek"

Arsen tersenyum geli, membuat amarah Rea semakin meninggi. Cowok itu seolah menganggap apa yg ia lakukan bukan masalah sama sekali.

Arsen, seberapa brengsek kamu sebenarnya ?

"Kenapa kamu baru marah sekarang, Ra ? Kita udah lakuin ini berkali-kali"

Rea tercengang.

Wajah Arsen kembali mendekat, satu sudut bibirnya naik membentuk sebuah seringai.
"Bahkan lebih dari ini"

Bajingan !

Ternyata lelaki yg ia cinta seorang Bajingan

"Kamu-"

Rea tak bisa meneruskan kata-katanya. Karena Arsen lebih dulu membungkam nya dengan sebuah ciuman.

Mata Rea membola, ia memberontak keras. Tapi, semakin ia memberontak, semakin keras cengkraman Arsen pada pergelangan tangannya.

Posisi mereka semakin intim. Tubuh itu menempel dengan erat. Seolah akan ada hal menakutkan lainnya yg menanti.

Rea kembali menangis. Ia begitu takut.

Sementara Arsen sama sekali tak peduli. Ia terus saja mencium Rea. Begitu menikmatinya walau tahu Rea tidak menyukainya.

Persetan, ini yg gue nanti selama ini

Kedua orang itu terlalu sibuk dengan kegiatannya. Hingga mengabaikan bel masuk yg sudah berbunyi beberapa menit lalu.

Lo milik gue, ... Rea

****

Arsen hampir frustasi, Zara tak menjawab panggilan nya sama sekali. Bahkan chat nya saja tidak di baca. Setelah kejadian itu, Zara pergi melarikan diri. Dan Arsen membiarkannya.

Bukan tak peduli, ia hanya memberi waktu bagi cewek itu untuk menenangkan diri. Mungkin, dia hanya kaget. Setelah itu, Zara akan mengerti lalu kembali padanya.

Zara tak pernah marah padanya.

Tapi, sekarang ..

"Bangsat !" Arsen memukul meja meluapkan kekesalannya. Zara benar-benar marah dan mengabaikannya. Apa yg harus ia lakukan ?

"Kenapa lo ?" Tanya Allen heran

Setiba di kelas wajah Arsen awalnya biasa saja. Wajah tanpa dosa walau sudah bolos dua pelajaran. Tapi setelah memainkan handphone selama beberapa menit, ekspresi nya berubah kesal.

"Udah mah bolos pacaran. Balik kayak orang kesetanan. Kenapa sih lo ?" Yogi ikut bertanya. Ia sedikit kesal karena Arsen bolos tanpa mengajak-ajak mereka.

Meski ia tidak mau menjadi obat nyamuk diantara temannya dan pacarnya itu. Tetap saja, bolos tanpa mengajak-ajak dirinya itu baginya salah.

Ia masih bisa bolos walau tidak mengikuti Arsen.

My Brother's Girlfriend (End)Where stories live. Discover now