Ch 3

21.7K 1.3K 26
                                    

"Lama banget lo"

Kedatangan Rea yg di gandeng Arsen di sambut tatapan sinis dari temen-teman mereka. Terutama Tian.

"Ngapain ? Berak dulu"

Rea hanya menatapnya datar. Malas untuk sekedar membalas. Ini memang sedikit aneh, karena Tian merupakan teman Arsen yg paling memperlakukan nya dengan baik. Tapi kini, ia bahkan seperti benci tiap kali Rea hadir di penglihatan nya.

"Gimana keadaan Rea ?" Tanya Arsen

"Keadaannya stabil, tapi kita gak tahu kapan Rea bisa sadar" jawab Allen

"Bisa jadi memakan waktu sampai berbulan-bulan, itu gak bisa di pastiin" tambah Yogi dengan wajah lesu.

Rea menatap pemandangan itu dengan hati tersentuh. Mereka begitu tulus mengkhawatirkan nya. Rea beruntung mengenal mereka semua.

"Gimana orang tua lo ?" Tian membuka suara "Udah lo kabarin ?"

Rea yg penasaran ikut menoleh pada Arsen. Ia sangat menanti kepulangan orang tua nya. Bagaimana pun, mereka adalah seorang workaholic yg sangat sulit menyempatkan waktu untuk anak-anaknya.

Sekarang, Rea sedikit berharap mereka mau pulang demi dirinya.

Arsen mengangguk, "Mereka bakal pulang. Setelah selesai ngurus kerjaan mereka disana"

Rea menunduk lesu.

Memang kapan pekerjaan mereka selesai ?

Sejauh yg Rea tahu, pekerjaan orang tua nya tak pernah ada habisnya.

Melihat pacarnya terlihat sedih, Arsen mengusap tangan yg ia genggam itu. Membuat Rea menoleh lagi padanya. Cowok itu tersenyum menenangkan.

Rea merasa lupa diri.

Zara, boleh kah gue ambil posisi lo ini ?

Demi tuhan, gue pengen Arsen jadi milik gue

****

Rea turun dari motor Arsen. Ia menatap rumah kediaman Zara yg akan ia tempati mulai sekarang. Zara ternyata berasal dari keluarga sederhana. Keluarga nya berbeda jauh dengan keluarga Rea. Ia sedikit terkejut Arsen mau memacari cewek seperti Zara.

"Gih masuk !"

Suara Arsen membuat Rea tersadar, ia menoleh pada cowok itu. Arsen terlihat sangat tampan, semakin keren karena motor sport hitam yg ia naiki. Cowok itu tersenyum, seolah tak bosan terus membuat Rea meleleh karena nya.

Rea tersenyum manis,

Gak papa, ini cuman sementara

"Iya. Kamu hati-hati pulang nya ya ! Jangan ngebut !"

Arsen terkekeh kecil. Sambil memakai kembali helm nya ia menjawab. "Iya sayang"

Rea salah tingkah

Masih berdiri disana, menunggu Arsen berlalu. Cowok itu sudah kembali menyalakan motornya. Ia melambai singkat, yg langsung di balas oleh Rea.

Motor itu pun melaju dari sana.

Rea masih tersenyum. Rasanya begitu bahagia saat ia bisa merasakan rasanya menjadi pacar cowok yg ia cinta. Meski kadang Rea merasa ini salah. Dan kadang, ia juga merasa takut.

"Zara"

Rea menoleh ke belakang, ia harus terbiasa menganggap itu sebagai nama nya. Walau terasa agak aneh.

Ia menemukan seorang wanita yg sedang menatap nya. Menggerakkan tangan menyuruhnya mendekat.

"Baru pulang, sayang ?"

My Brother's Girlfriend (End)Where stories live. Discover now