Bertemu Kamu

105 14 5
                                    

Pertemuan kita mungkin adalah takdir yang telah diciptakan oleh semesta.


Seorang gadis turun dari mobil hitam mewah dengan merek BMW. Gadis itu terlihat cantik dengan rambut hitam yang digerai panjang sebahu serta dua japit berwarna kuniing dan hijau di sebelah kanan. Kakinya melangkah menuju bangunan megah yang menjulang tinggi nan luas serta ada banyak orang di halaman tersebut. ‘SMK Garuda.’ Itulah tulisan yang terpasang di depan halaman bangunan. Gadis itu menengok ke kanan dank e kiri seperti sedang mencari sesuatu hingga pada akhirnya seseorang memanggilnya.

“Kay!” panggil sesosok gadis dari kejauhan.

“Risa!” jawabnya dengan raut wajah gembira.

Dua orang tersebut melangkahkan kaki dengan cepat kemudian berpelukan. Risa adalah sahabat Kayla sejak kecil. Namun, mereka sempat berpisah selama tiga tahun karena Risa harus mengikuti orang tuanya pindah ke luar kota.

“Kayla, kamu apa kabar?” tanya Risa.

“Aku baik. Kamu gimana?” tanya gadis itu.

“Baik juga,” ungkapnya.

“Syukur, deh.”

“Eh, upacara akan segera dimulai, kan?” Risa dan Kayla berpisah menuju barisan masing-masing sesuai jurusan. Kayla berada di jurusan kimia analis sedangkan Risa berada di jurusan kimia industri.

Hari itu adalah hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Para murid berbaris dengan rapi. Kayla berada di barisan kedua sebelah kanan. Upacara bendera berlangsung kondusif. Beberapa lama kemudian upacara selesai. Barisan pun dapat dibubarkan.

Kayla berjalan sendirian menuju kelas. Langkahnya tampak terasa berat. Dada gadis itu terasa sesak dan nyeri, perutnya mual, serta lehernya tercekat. Tangan Kayla tampak gemetar. Tubuhnya berkeringat dingin. Entah apa yang membuat Kayla menjadi seperti itu. Tak lama kemudian, gadis itu tertelungkup di depan kelas XI kimia analis 1. Seorang laki-laki sontak membopongnya ke UKS. Kondisi Kayla masih setengah sadar.

“Kamu siapa?” tanya Kayla kepada sosok laki-laki itu saat berada di dalam UKS.

“Namaku Dirga, murid kelas XI kimia analis 1 sekaligus ketua OSIS di SMK Garuda," jawabnya sembari menatap kedua mata Kayla yang masih terlihat sayu.

“Aku Kayla. Salam kenal, Kak.Maaf aku udah ngerepotin Kakak,” ucap Kayla.

“Enggak. Santai aja.Ini adalah kewajibanku karena aku ketua OSIS di sini. Apapun yang terjadi di masa MPLS ini adalah tanggung jawabku,” jelasnya.

Kayla terdiam. Dirinya masih sangat cemas. Akan tetapi, dia harus menutupi perasaan cemasnya di hadapan orang lain. Meski begitu, sorot kedua matanya menjelaskan bahwa dia tidak baik-baik saja.

“Oh, iya kamu kelas berapa?” tanya Dirga.

“Aku kelas X kimia analis 3, Kak."

Beberapa menit kemudian, seorang gadis dengan rambut diikat di belakang menggunakan kucir merah berjalan cepat memasuki ruang UKS. Raut wajahnya tampak panik.

“Kay, kenapa bisa gini? Are you okay?” Tanya Risa.

“Aku gak papa, kok. Tadi ada kak Dirga yang nolongin aku,” tuturnya.

What? Kak Dirga yang famous dan the most wanted itu? Sekarang di mana kak Dirga?” Risa masih tidak percaya ini terjadi.

Ssttt… jangan keras-keras. Dia di ruang samping, katanya mau bawain aku minum,” tutur Kayla.

Ooopps! Maaf.”

Dirga kembali dengan membawa segelas teh hangat di tangan kanan dan sebungkus roti di tangan kirinya. Dia memberikan minuman itu kepada Kayla. Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya. Kayla tampak kikuk. Kayla lupa memberi tahu Dirga bahwa dia tidak boleh minum teh atau minuman lain yang mengandung kafein.

Renjana dan PusaraWhere stories live. Discover now