"Dari Bapak Bayu, lah... Dari siapa lagi coba? Tapi gaya dia pas ngabarin ke aku, berasa kayak kamu lagi sakaratul maut. Bikin panik aja!"

Hans tertawa. Dia kan hanya bilang ke Bayu kalau dia terkena flu, jadi dia tidak bisa ikut main futsal dua malam lalu.

"Trus, kamu tau dari mana aku gak sekarat?" tanya Hans lagi.

"Aku SMS Umi... Umi bilang kamu flu berat sampe gak masuk kantor. Jangan sakit, dong, Hans... Ntar cuti kamu kepotong banyak trus kita jadi batal ke Iceland," gerutu Hana.

"Oh, jadi alasannya karena takut batal ke Iceland? Kirain beneran care... Potek hati Abang!" gerutu Hans sambil mencubit pipi Hana.

"Ya iya... Emangnya kamu pikir karena apa?" ledek Hana.

"Kita ke Iceland Januari awal, Na... Udah ganti tahun cuti! Lagipula aku pake surat sakit."

"Enak ya kalau punya ortu dokter. Gampang minta surat sakitnya. Boleh minta copy mentahannya gak? Buat jaga-jaga kalau aku mau libur sebentar pake alesan sakit juga," ucap Hana sambil tersenyum jahil.

Hans menjitak kepala Hana. "Minta sana sama Umi kalau berani," tantangnya.

Bibir Hana mencebik manja. "Gak berani... Takut dimarahin...." ucapnya membuat Hans tertawa.

Mereka mengobrol ringan, saling bercerita seperti biasa. Kemudian Hana mengambilkan Hans obat dan air minum, memaksanya meminum obat.

"Cuti kamu aman, Na? Jadi kan ke tempat Tristan?" tanya Hans setelah menaruh gelasnya kembali.

"Aman... Tapi, jadinya aku ngebatalin liburan ke Penang sekeluarga akhir tahun ntar. Untung mama sama papa bisa ngerti. Cuma Mitha yang ngamuk-ngamuk gak punya baby sitter cadangan karena aku gak ikut," jelas Hana dengan raut wajah datar tidak terbaca.

Hans terdiam memerhatikan Hana yang tampak agak menerawang, tenggelam dalam pikirannya sendiri. "Na, are you okay?" ucapnya hati-hati.

Hana menatapnya, memaksakan diri untuk tersenyum. "I'm good," jawabnya tak terdengar meyakinkan.

Hans menatap tajam Hana, menyentuh lengannya. "Na...."

"It's complicated....susah buat aku ngejelasinnya, Hans," ucap Hana pada akhirnya.

"Try me!" jawab Hans tegas.

Hana menarik napas dalam balas menatap Hans sebelum mulai bicara. "Ketika Titan datang... I'm so happy... Finally!! Rasanya gak sia-sia aku nunggu selama ini. Dia beneran nepatin janjinya untuk datang menemui aku lagi. But then.... Tiba-tiba aja rasa excited itu pudar, Hans... I'm start to questioning myself. What's next? Iya, dia datang... Lalu apa?"

"Hmmm... Kamu mau lanjut ke jenjang yang lebih serius lagi, Na?" tanya Hans ragu-ragu.

Hana menggeleng kuat-kuat. "Nooooo.... Not that fast!!" jeritnya panik.

"So?" tanya Hans lagi.

"Well... Gimana ya jelasinnya. Hmmmm... He remains the same... The way he talk, the way he smile, the way he laugh... The way he look at me. I can feel that he loves me just like he used to," jelas Hana sambil tersenyum agak sedih.

"And?"

"Masalahnya... Aku berubah, Hans. Aku berubah banyak dalam lima tahun ini. Oh, I know perasaanku ke Titan masih tetap sama...  Tapi, apa itu akan cukup?

Aku bukan his highschool girlfriend lagi. Aku Hana yang baru yang dia tidak kenal. I go to club, I drink... Sesuatu yang sebetulnya gak minat aku coba lagi karena ternyata kalau agak mabok aku makin kayak belatung nangka gak bisa diemnya.

Aku suka travelling, suka wisata kuliner, suka kenalan sama orang-orang baru...."

"Oh, iya... Pergi ke mana pun sama kamu, ditinggal ke toilet bentar aja, tau-tau kamu udah ngobrol akrab banget sama orang," potong Hans.

Hana tertawa. "Seru tauuuu... Kan lumayan jadinya kita tau hidden gem yang bisa kita datengin."

Hans menepuk-nepuk kepala Hana. "Iya... Makanya pergi sama kamu itu selalu menyenangkan, Na...."

Tersenyum, Hana menepuk lengan Hans. "Aku juga suka, kok, pergi sama kamu. Kamu jauh lebih sabar ketimbang Bayu yang hobinya buru-buru soalnya! Bikin aku darah tinggi mulu. Makanya aku nungguin banget trip kita ke Iceland nanti. Pasti seru!"

"Please jangan nitipin banyak oleh-oleh lagi di koper aku, ya, Na... Pleaseee!! I'm begging youuu!!" ucap Hans sambil mengatupkan kedua tangannya, memohon dengan sangat.

Tertawa, Hana menjawab kalau dia akan membawa koper tambahan sendiri saja untuk oleh-oleh kali ini.

"Kamu gak excited sama trip kamu ke Jepang jadinya? tanya Hans lagi.

"To be honest, I'm scared.... Bukan aku takut sama Titan, ya.... Tapi aku gak tau setelah tiba di sana akan seperti apa kelanjutannya. Aku paham niat baik Titan ngajak aku ke sana. Ngebayarin semuanya pula sampai aku tinggal bawa koper aja. Dia mau ngenalin dunianya ke aku. Sesuatu yang aku buta sama sekali. Five years... I don't even know hidupnya selama seperti apa! Dia kan gak pernah cerita soal itu sama sekali.

And you know...Titan mau lanjut sampai dapat gelar Doktor, Hans... Dan jujur aja, kalau dia minta aku untuk nunggu lagi....hmmm... I don't know."

"If he asked you to stay? What would you do?" tanya Hans hati-hati.

Hana kembali menggeleng. "I don't know... I really don't know.

-----------

Hana pergi selama seminggu menemui Tristan dan kembali dengan hati yang patah. She said, now it's all over dan tidak ada seorang pun baik Hans, Bayu, atau pun Ratna yang tega menanyakannya. Walau saat Hana dan Hana berada di Iceland, akhirnya Hana menjelaskan alasan dia dan Tristan berpisah.

Tristan melamarnya. Berkata, kalau dia siap merelakan mimpinya demi mengikuti ke mana pun Hana berada. Namun, sayangnya Hana tidak siap dengan komitmen sebesar itu. Tak rela jika Tristan merelakan jerih payahnya hanya untuk dia. Jadi, Hana merelakannya. Mencoba meyakini kalau itu hal terbaik untuk mereka berdua walau hal itu sangat menghancurkannya.

Di masa-masa terpuruknya, Hans mencoba terus mendampingi Hana sampai dia kembali sering tersenyum dan tertawa. Tetap ceria seperti Hana yang Hans kenal selama ini; wanita yang sehangat matahari pagi.

Sampai akhirnya Hans tidak tahan lagi hanya dianggap sebagai sahabat, dia menginginkan Hana sebagai wanita teristimewa di hidupnya.

Dan saat kesempatan untuk menanyakan hal itu muncul, dia tidak menyia-nyiakannya sama sekali.

"Aku cinta kamu... please be mine, Na...." ucapnya penuh kesungguhan.

Tak disangka Hana tersenyum amat manis, mengalungkan tangan ke lehernya dan mencium bibirnya mesra.

"Lets give it a try...." ucap Hana setelah melepaskan diri darinya.

-------------

Yes... Bentar lagi project ini tamat! Siksaan pada Hans akan segera berakhir! 🤣🤣🤣🤣

Luv,
NengUtie
















Ha-Ha The Alternate Universe (a very long journey)Where stories live. Discover now