BAB 42 : Dejavu

19K 670 16
                                    

••• Happy Reading •••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••• Happy Reading •••

"To-long... tolong..."

"Siapa pun tolong..." lirih Gia terdengar begitu pilu. Ekor matanya mengeluarkan air mata.

"Gia..."

"Tolong..."

"Gia."

"Gia."

"Gia, bangun."

Gabriel menepuk-nepuk pipi Gia, mencoba membangunkan Gia dari tidur lelapnya. Gia tidur tapi terus meracau dan terus meminta pertolongan.

Gia membuka matanya kemudian refleks memegangi perutnya. Gia menghela napas lega luar biasa kala menyadari bahwa ternyata itu hanya lah mimpi semata. Yasmin mendorongnya dari tangga ternyata tidak nyata.

"El." Gia memeluk Gabriel.

"Kamu mimpi buruk, hmm?"

Gia menganggukkan kepalanya. Mimpi buruk itu terasa begitu nyata dan menakutkan.

"Aku nungguin kamu terus aku ketiduran."

"Aku tadi ketemu teman lama pas aku beli taco buat kamu. Terus pulangnya aku ke jebak macet. Aku tadi udah WhatsApp kamu."

Gia mengurai pelukannya. "El, maaf."

"Untuk?"

"Aku udah kasih tahu Mama dan yang lainnya termasuk Papa tentang kehamilan aku." Saat Vanilla meneleponnya, Gia keceplosan mengatakan bahwa ia sedang hamil. Vanilla pun memberitahukan kabar kehamilannya kepada Sean, Giovanni dan Gibran. Setelah itu mereka bertiga pun bergantian menelponnya guna menanyakan kebenaran kabar kehamilannya.

"Nggak perlu minta maaf. Memang sudah seharusnya mereka tahu."

Gia tersenyum. Ia pikir Gabriel akan marah karena Gabriel memintanya merahasiakan hal ini dari mereka dulu.

"Mungkin besok siang mereka mampir ke sini."

Gabriel tak mengatakan apa pun. Gia tahu Gabriel enggan menanggapi hal ini karena Gabriel belum bisa memaafkan keluarganya. Jika ia jadi Gabriel pun, ia yakin ia akan melakukan hal yang sama.

Gabriel beranjak dari ranjang kemudian mengulurkan tangannya pada Gia. "Udah waktunya ibu dan anakku makan malam."

***

Gia hanya duduk dan memperhatikan Gabriel di meja makan, menunggu Gabriel selesai menghidangkan taco dan cemilan lainnya. Ia baru tahu belakangan ini bahwa ternyata setelah makan biasanya Gia ngemil.

"Minumnya mau susu, jus atau air mineral?" tanya Gabriel lembut.

"Apa aja El, aku udah lapar banget."

Gabriel tersenyum kemudian mempersilahkan Gia menikmati taco-nya.

Gia menyantapnya dengan sangat lahap sementara Gabriel memperhatikan Gia sembari menikmati satu cangkir coklat panas.

Behind Your Smile [COMPLETED]Where stories live. Discover now