BAB 24 : Sebuah alasan

10.2K 474 26
                                    

••• Happy Reading •••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

••• Happy Reading •••

Atas paksaan dari Bi Sukma agar Gia tidak sakit mengingat seharian kemarin Gia hanya makan camilan ringan saja, Gia pun terpaksa memasukkan suapan demi suapan nasi ke dalam mulutnya. Sesekali tatapan matanya tertuju ke arah tangga.

Gabriel tak juga turun setelah perdebatan mereka lima belas menit yang lalu berakhir.

"Perlu Bibi anterin sarapan Tuan El ke kamar, Non?"

Baru saja Gia akan membuka mulutnya untuk mengatakan ya, Gabriel terlihat tengah menuruni anak tangga. Pakaian yang Gabriel kenakan bukan pakaian yang tadi Gia pilihkan untuknya.

"El, sarapan dulu," ucap Gia mengabaikan rasa sakit dihatinya. Ia baru akan memutuskan langkah apa yang selanjutnya akan ia ambil setelah berbicara dari hati ke hati bersama Gabriel. Ya, ia perlu bicara baik-baik tanpa perdebatan.

Gabriel tetap melanjutkan langkahnya.

"El. Ini Bi Sukma yang aku bilang tempo hari. Dia disini buat bantu-bantu kita."

Gabriel menghentikan langkahnya kemudian tersenyum tipis pada Bi Sukma.

"Kalau aku lembur di kantor atau pun saat aku sibuk jadi Bi Sukma bisa bantu buat nyiapin keperluan kamu."

Gabriel mengamati jari jemari tangannya satu persatu. "Tanganku masih lengkap dan aku bisa melakukan apa pun sendiri."

"El, maksud aku bukan gitu. Ini—"

"Gia cukup. Aku bukan anak manja kayak kamu yang perlu bantuan pelayan untuk ini dan itu," sela Gabriel lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"El, tunggu." Gia menghadang langkah Gabriel. "Malam ini kita perlu bicara."

"Apalagi yang perlu dibicarakan? Semuanya sudah jelas."

Gia menggelengkan kepalanya. "Please El. Kita perlu bicara membahas segala yang sudah terjadi termasuk dengan—"

"Nana. Wanita itu bernama Nana," sela Gabriel membuat Gia terkejut mendengarnya. Ya, Gia selalu terkejut dengan pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut Gabriel.

"Apa yang ingin kamu ketahui tentang Nana, hmm? Maka dengan senang hati aku akan menceritakannya." Gabriel tersenyum miring. Gabriel menoleh ke arah Bi Sukma yang ternyata sedang memperhatikan mereka dan mendengar obrolan mereka.

Tidak! Gia tidak ingin mengetahui sedikit pun perihal wanita itu.

Gabriel mendekatkan wajahnya untuk berbisik di telinga Gia. "Asal kamu tahu Gia, cintaku padanya itu tulus nggak kayak cinta aku sama kamu. Hingga saat ini pun yang ada di hatiku bukan kamu, tapi Nana."

Gabriel tersenyum memandang remeh Gia kemudian berlalu dari hadapan Gia begitu saja.

Gia mematung ditempatnya memperhatikan tubuh Gabriel yang perlahan hilang dari pandangannya.

Behind Your Smile [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora