happenstance | part 2

5.1K 1K 173
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


George Bush International Airport, Houston, Texas, USA


----------------------

Harper: Kamu ingat nggak kapan terakhir Harlan pacaran?

Rama: Malik, please.

Rama: Aku mendarat di Houston, nyalain HP, dan berharap ada pesan dari kamu.

Rama: Tapi bukan begini pertanyaannya.

----------------------


Gue mengantongi ponsel sambil berjalan ke arah petugas imigrasi dengan antrean paling sedikit. Punggung gue terasa pegal dan kaki gue terasa bengkak karena 13 jam dalam pesawat. Masih ada dua jam layover dan satu jam penerbangan ke Austin menunggu.

Untung malam ini Houston Airport nggak terlalu ramai. Gue hanya butuh lima belas menit untuk melewati passport control. Ketika menunggu Skyway, kereta penghubung antarterminal, ponsel gue bergetar. Namun nama yang terpampang di layar adalah Harlan, bukan Harper.


----------------------

Harlan: [picture]

Harlan: Hello sunshine.

----------------------


Langsung saja gue nyengir melihat foto yang dikirimkan Harlan: Harper sedang tidur menyamping, sambil memeluk bantal. Rambutnya berantakan, pipinya ada bekas bantal, namun ekspresinya terlihat damai.

Otak gue langsung mengkalkulasi perbedaan waktu antara Houston dan Zagreb. Hampir pukul dua pagi di Zagreb. Pantas aja Harper lagi tidur.


----------------------

Rama: Hahahaha. Bisa ngamuk si Harper difoto diam-diam gini.

Harlan: Harper ngamuk sih udah biasa.

happenstanceWhere stories live. Discover now