Bab 98 Menanam Tomat

47 9 0
                                    

30 Menit kemudian Tian Long mengambil sebuah bibit dan menanamkan di tanah. "Anda menanam bibit tomat "Exp +10,000." "Exp yang aku dapatkan dari menanam bibit cukup tinggi." Kata Tian Long melihat pemberitahuan yang muncul di depannya.

"Cara berkebunmu salah. Seharusnya kamu memberikan pupuk pada tanah. Sebelum kamu menanamkan bibit. Jika begitu tomat yang kamu tanam sulit untuk tumbuh. Dan saat tumbuh, buah tomat yang bisa kamu panen hanya sedikit." Kata sebuah suara. "Ini adalah pertama kali aku berkebun. Jadi aku tidak tau." Tian Long tersenyum kecut.

"Besok aku meminta pupuk pada pria tua. Saat ini aku akan membersihkan kebun dari tanaman liar dan pohon." Kata Tian Long kemudian memotong tanaman liar dengan pedang. "Slasshh." . "Anda memotong tumbuhan liar Exp +2000."

Keesokan harinya Tian Long yang sedang duduk dan bersandar di bawah pohon, melihat Anya berjalan ke arahnya dengan membawa alat penyiram sayuran. "Ini Tian Long." Anya tersenyum dan memberikan alat penyiram sayuran pada Tian Long. Tian Long mengambil alat penyiram sayuran dan berkata. "Aku membutuhkan pupuk."

"Di rumah kami banyak pupuk. Kamu bisa mengambilnya." Balas Anya. "Antar aku ke rumahmu." Balas Tian Long. "Baik." Anya mengangguk dan berjalan. Tian Long kemudian mengikuti Anya.

Tidak lama kemudian Tian Long tiba di rumah Anya yang berjarak 200 meter dari kebun. "Tian Long, jarang sekali kamu kemari." Kata pria tua berambut putih melihat Tian Long datang bersama Anya cucunya.

"Aku ingin mengambil pupuk." Kata Tian Long. "Masuklah ke dalam." Kata pria tua. Tian Long kemudian masuk ke dalam rumah Anya. "Rumahmu cukup bagus pak tua." Tian Long melihat rumah kayu yang besar. "Apa kamu juga suka rumah kayu." Tanya pria tua.

"Benar, rumah kayu cocok di bangun di pegunungan karena menyatu dengan alam." Kata Tian Long. "Itu pupuknya." Pria tua menunjuk karung putih. Tian Long kemudian membawa karung putih dengan 1 tangan. "Aku pergi Anya." Tian Long tersenyum melihat Anya dan berjalan keluar rumah. "Baik." Anya tersenyum melihat Tian Long.

Pria tua melihat Tian Long dan berkata. "Dia pria pekerja keras. Baru 1 hari bekerja di kebun, dia sudah membersihkan setengah hektar kebun." "Jika kamu menikah dengannya. Aku tidak akan keberatan." Pria tua tersenyum. "Ahhh, kakek." Anya tersipu malu. "Kakek sudah tua Anya. Sebelum kakek meninggal. Kakek ingin melihat kamu menikah." Balas pria tua. Anya terdiam mendengar kata kakeknya.

Saat ini Tian Long telah kembali ke kebun dan melihat sebuah tanah yang sudah dia cangkul. Tian Long kemudian menaburkan pupuk ke tanah yang dia cangkul.

"Anda menaburkan pupuk ke tanah Exp +1000." "Oohh, aku mendapatkan exp." Tian Long melihat pemberitahuan yang muncul di depannya dan menaburkan pupuk sekali lagi. "Anda menaburkan pupuk ke tanah Exp +1000."

5 menit kemudian Tian Long telah menaburkan pupuk ke tanah yang dia cangkul. "Apa perlu aku menyiram tanah yang sudah di berikan pupuk." Tanya Tian Long. "Kamu bisa menyiramnya." Balas sebuah suara. Tian Long kemudian berjalan ke arah sungai dengan membawa alat penyiram sayuran.

Tidak lama kemudia Tian Long tiba di sungai kemudian mengisi alat penyiram sayuran dengan air. Melihat alat penyiram penuh dengan air, Tian Long kemudian berjalan pergi. Tian Long kembali ke lokasi dia memberikan pupuk ke tanah dan mulai menyiram tanah. "Anda menyiram tanah yang di beri pupuk Exp +2000." Tian Long melihat pemberitahuan yang muncul di depannya.

"Dewa, bisakah kamu mengganti skill summon roh elemental rangkis s dengan skill elemen air." Tanya Tian Long. "Bukankah saat level 1. Kamu bisa memilih job elementalist dan memilih atribut air." Kata sebuah suara.

"Saat ini aku level 630, jika sehari aku level up 10 kali. Butuh 1 bulan lebih jika aku ingin kembali ke level 1." Balas Tian Long. "Jika begitu kamu harus bersabar." Balas sebuah suara. Tian Long menghela nafas kemudian menyiram tanah.

3 Jam kemudian Tian Long melihat Anya berjalan ke arahnya dengan membawa sebuah kotak. "Tian Long, aku membuatkanmu sebuah makanan." Anya tersenyum. "Terimakasih Anya." Tian Long tersenyum dan mengambil kotak. "Sama-sama." Anya tersenyum.

Saat membuka kotak Tian Long melihat nasi dengan lauk sayuran dan telur mata sapi. "Apa kamu sudah makan." Tanya Tian Long. "Aku sudah makan." Balas Anya. "Lain kali makanlah bersamaku." Kata Tian Long melihat Anya. "Baik." Anya mengangguk dengan malu. Tian Long tersenyum kemudian mulai makan.

"Apa masakanku enak." Tanya Anya melihat Tian Long yang sedang makan. "Enak." Balas Tian Long memakan sayuran. "Hehe, baguslah jika kamu menyukai masakanku." Anya tersenyum.

10 Menit kemudian Tian Long telah selesai makan. "Tian Long aku akan kembali." Kata Anya membawa kotak makanan. "Hati-hati." Kata Tian Long melihat Anya. "Baik." Anya tersenyum kemudian berjalan pergi. Melihat Anya pergi Tian Long berdiri. "Saatnya membersihkan kebun." Kata Tian Long memegang sebuah pedang.

Keesokan harinya Tian Long yang menanam bibit tomat melihat kedatangan Anya. "Tian Long, ayo kita makan dulu." Kata Anya. "Baiklah." Tian Long berjalan ke arah Anya. Tian Long mengambil tikar dan menaruhnya di tanah. Tian Long dan Anya kemudian duduk di tikar.

"Hari ini aku membuat sop ayam." Anya tersenyum dan memberikan kotak nasi kepada Tian Long. Tian Long membuka kotak nasi dan melihat nasi dengan lauk sop ayam. "Baiklah, ayo makan." Tian Long melihat Anya. "Baik." Anya mengangguk kemudian makan. Tian Long tersenyum melihat Anya kemudian mulai makan.

Tidak lama setelah makan, Anya melihat Tian Long. "Ada nasi di mulutmu." Anya mengusap nasi di mulut Tian Long. "Terimakasih." Tian Long tersenyum. "Sama-sama." Anya tersipu malu dan melanjutkan makan.

15 Menit kemudian Tian Long dan Anya telah selesai makan. "Aku pergi Tian Long." Anya tersenyum melihat Tian Long. "Baiklah, hati-hati saat pulang." Balas Tian Long tersenyum. "Baik." Anya tersenyum kemudian berjalan pergi.

"Dia menyukaimu, mengapa kamu tidak mengambil inisiatif untuk menembaknya." kata sebuah suara. "1 Tahun masih lama. Dia pasti akan aku miliki cepat atau lambat." Balas Tian Long berdiri kemudian menanam bibit tomat. "Anda menanam bibit tomat Exp +10.000."

7 Hari telah berlalu setelah Tian Long masuk ke dalam dunia game. Saat ini Tian Long sedang menyiram bibit tomat melihat kedatangan Anya. "Tian Long, kakekku ingin bertemu denganmu." Melihat Anya memiliki ekspresi sedih di wajahnya Tian Long berkata. "Ayo kita temui kakekmu." Tian Long berjalan pergi di ikuti Anya.

Beberapa menit kemudian Tian Long masuk ke dalam rumah dan melihat pria tua sedang bebaring di sebuah Kasur. "Tian Long." Kata pria tua melihat Tian Long. "Ada apa pria tua." Balas Tian Long. "Uhukk. Aku merasa kematianku sudah dekat. Tolong jaga Anya." Kata pria tua. "Kakek." Anya menangis saat mendengar kata pria tua.

"Baiklah, aku akan menjaga Anya. Apa ada yang ingin kamu sampaikan lagi." Tanya Tian Long. "Tidak ada." Balas pria tua tersenyum kemudian memejamkan matanya. Tian Long memeriksa denyut nadi dan jantung pria tua. "Dia sudah meninggal." Tian Long melihat Anya.

"Kakek." Anya menangis kemudian memeluk kakeknya. "Huuaa.. mengapa kakek meninggalkan Anya. Anya tidak memiliki siapapun kecuali kakek."

"Di dunia ini tidak ada yang abadi. Semua mahluk hidup pasti akan mati." Tian Long menepuk bahu Anya. "Tapi hanya kakek yang dimiliki Anya." Anya menangis. "Kamu masih memiliki aku." Tian Long menepuk bahu Anya.

1 Jam kemudian Tian Long telah mengubur mayat kakek Anya bersama beberapa orang. "Hiks, hiks, Kakek." Anya menangis di makam kakeknya. "Ayo pulang." Tian Long menepuk bahu Anya. "Baik." Anya mengangguk dan berdiri. Tian Long dan Anya kemudian berjalan pergi.

Beberapa menit kemudian Tian Long berada di rumah Anya. "Apa kamu sudah makan." Tanya Tian Long. Anya menggeleng. "Aku akan memasak." Tian Long berjalan ke arah dapur kemudian menyalakan kompor api.

30 Menit kemudian Tian Long telah selesai membuat steak daging sapi. "Ayo makan. Kamu akan sakit jika tidak makan." Tian Long melihat Anya. Anya mengangguk kemudian memakan steak. "Enak." Kata Anya.

"Makanlah yang banyak. Aku membuat banyak steak di dapur." Balas Tian Long melihat Anya. Anya mengangguk kemudian memakan steak. "Pelan-pelan." Tian Long mengusap bumbu di dekat bibir Anya. "Baik." Anya mengangguk kemudian lanjut makan.

The Sword EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang