•52• Ampere

350 31 0
                                    

Bukan sekadar cerita yang usai, bahwasanya cerita masih berlanjut dan sedang ditulis.

👑

Ampere adalah satuan arus listrik dalam sistem internasional (biasa disebut SI), yang digunakan oleh ilmuwan dan teknolog untuk mengukur besar arus listrik.

👑

"Aina?"

Jeva baru menyadari. Ia pikir yang memanggilnya barusan ialah Liora.

Saat Liora mengatakan itu, Jeva sesegera mungkin mengikuti arah pandang Liora. Aina berdiri di belakangnya.

Aina menyunggingkan senyuman tipis yang justru membuat Jeva merasa tidak enak.

"Ai—"

"Gak apa-apa kali, Jev. 'Kan sahabat. Gue juga ngerti kok gimana kalian. Gue denger semuanya dari awal, jadi, lo gak perlu jelasin apa pun ke gue. Lagian mau marah juga gak berguna. Kita emang udah seharusnya buat saling nguatin dan saling support, 'kan?" potong Aina.

"Ha? I–iya, harus saling support."

"Sorry, Ai," lirih Liora merasa bersalah.

Liora sadar posisi. Jeva memang mantan kekasihnya, Jeva juga sahabatnya. Dan sekarang Jeva tengah menjalin hubungan yang tidak bisa membuat dia tidak bisa bersama dengannya untuk selamanya.

Mereka itu memiliki rasa yang sama. Liora tahu itu.

"Gak usah minta maaf gitu elah. Gue gak marah. Just relax. Gue ke sini juga bukan buat ngambek-ngambek gak jelas, gue cuma mau cerita sesuatu sama Jeva," balas Aina.

"Oh ya udah, takutnya ganggu, jadi gue pamit pulang aja. Bye, Ai. Bye, Jev," pamitnya berdiri dari duduknya.

Aina mendengkus. Ia menarik paksa lengan Liora sampai membuat gadis itu kembali terduduk di tempatnya semula.

"Udah, kita ngobrol aja bertiga. Gak ada rahasia juga kok. Lo juga 'kan sahabat gue, Li," ucap Aina.

"Emang boleh?" tanya Liora memasang wajah sok imut.

"Dih gak usah sok imut gitu. Geli gue, Li. Lo tuh biasa tampil pakai muka-muka yang nunjukin betapa badasnya elo, ini sok imut gitu. Iyuhhh ... gak cocok, pantesan aja si Jekan ninggalin lo," cibir Aina membuat Liora seketika mendengkus sebal.

Tidak lama akhirnya Aina mulai menceritakan apa yang akan diceritakannya tadi. Dia menceritakan perihal kedua orang tuanya yang sudah tidak membanding-bandingkan antara dirinya dengan Aira.

Perihal tentang Lila dan Randi yang bersikap suka membanding-bandingkan kedua anaknya memang sudah diketahui oleh Liora dan Jeva sejak lama. Dan saat Aina menceritakan apa yang terjadi kemarin, mereka berdua bernapas lega.

Terutama Liora. Ia teringat saat pengumuman hasil UTS 1 di kelas dua belas. Aira sampai menginap di rumahnya lantaran takut mendapatkan omelan dari Lila serta pukulan dari Randi. Sekaligus melindungi dirinya sendiri agar Azrifa tidak nekat memarahinya, terlebih ada Aira. Setidaknya cukup untuk sedikit menunda rasa sakit.

Bagai cerita yang mengharukan, Liora seolah-olah menggerakkan ibu jarinya untuk menghapus air mata di pipi. Padahal ia tidak menangis sama sekali. Ini cerita bahagia, tidak pantas untuk ditangisi.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now