•51• Bromin

222 25 1
                                    

Bagi orang yang tidak menyukaimu, selalu ada celah untuk terlihat salah.

👑

Bromin atau brom (bahasa Yunani: βρωμος, brómos - berbau pesing), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol Br dan nomor atom 35. Unsur dari deret kimia halogen ini berbentuk cairan berwarna merah pada suhu kamar dan memiliki reaktivitas di antara klor dan   bentuk cairan, zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan. Dalam bentuk gas, bromin bersifat toksik.

👑

"Gue ... mau pamit."

"Pamit ke mana? Tumben lo pamit ke gue?"

Liora bingung. Tidak biasanya seorang Jekan pamit padanya jika hendak pergi ke suatu tempat.

Saat mereka masih berpacaran pun, Jekan tidak pernah pamit.

"Gue udah mengundurkan diri. Mulai hari ini gue udah bukan sopir lo lagi, Li," terang Jekan.

"Ke–kenapa, Je? Kenapa harus mengundurkan diri? Gue sampai berantem sama mamah buat belain elo, Je, biar mamah gak nekat mecat lo. Terus sekarang lo malahan milih buat—"

"Li, kalau lo butuh gue, gue bakalan dateng buat lo. Gue bakal tetep jadi Jekan yang bakalan selalu ada buat lo," sela Jekan.

Jekan benar-benar merasa bersalah. Mengetahui Liora beradu mulut dengan Azrifa hanya untuk membela dirinya membuatnya sadar.

"Gue minta maaf karena udah neror lo pakai bangkai kelinci. Gue salah ... gue ngelakuin itu cuma biar orang tua lo sadar sama bahaya yang mengancam anaknya. Dan sekarang lo bisa liat sendiri ... nyonya udah gak pernah mukul lo lagi. Begitu pun sama tuan Aldert yang udah gak diem aja waktu lo dimarahin."

"Enggak! Teror lo masih belum cukup, Je. Mamah masih suka marah ke gue."

Liora sangat ingin mencegah Jekan pergi. Jeva sudah dipaksa menjauh oleh Azrifa, lalu sekarang Jekan juga akan menjauh darinya.

Apa masih belum cukup?

Biarlah Liora terkesan aneh karena ingin mendapatkan teror terus-menerus. Liora tidak mau itu berhenti sebelum Azrifa juga berhenti.

"Orang tua marah ke anaknya itu wajar, Li. Itu tandanya mereka sayang sama anak-anaknya. Yang jelas, lo gak boleh ngelawan mereka. Oke?"

Liora enggan membalas. Apa pun yang Jekan katakan mendadak tidak menarik untuknya.

"Je ...."

"Tuan Aldert udah kasih izin. Nyonya Azrifa juga pastinya kasih izin buat gue. Kalau lo butuh seseorang segera, ada Afghan. Gue udah minta ke Afghan buat gantiin gue." Senyum Jekan mengembang sempurna.

"Gue maunya lo. Je, please! Kalau perlu ... lo jadi pacar gue lagi deh biar lo berat buat ninggalin gue," celetuk Liora tanpa berpikir panjang.

Jekan menyentil kening Liora lumayan keras sampai membuat si empunya meringis pelan.

"Gue orang jahat. Lo gak boleh pacaran sama orang jahat kayak gue."

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now