•6• Fosfat

408 51 0
                                    

Apapun yang kamu yakini benar maka kerjakanlah. Karena setiap orang memiliki keyakinan masing-masing dan mungkin tidak dimengerti oleh orang lain.

👑

Fosfat merupakan suatu unsur dalam sedimen atau batuan beku yang mengandung fosfor ekonomis. Kandungan fosfor tersebut, biasanya telah dinyatakan sebagai TPL (triphosphate of lime)atau BPL (bone phospate of lime) dan berdasarkan pada kandungan P2O5. Jenis apapit phosphate termasuk primer dikarenakan gugusan oksida dari fosfatnya terdapat pada mineral apatit yang dibentuk ketika proses magma membeku.

👑

Nevano mulai menceritakan kronologinya di depan semua anggota Loridz. Baik yang inti maupun bukan.

Mendengarnya mampu membuat telapak tangan Alvarez terkepal kuat. Rasanya dia ingin memukuli Galang sampai laki-laki itu terkapar di tanah dalam keadaan lemah. Lalu menyuruhnya untuk meminta maaf pada Vika.

Selesai menjelaskannya, Nevan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Baru tersadar ternyata ceritanya sepanjang itu.

"Panggil ketua Wirdzone dan suruh datang ke markas," suruh Zitao—ketua Loridz angkatan empat.

"Panggil dua orang, salah satunya Zaidan," tambah Alvarez.

"Biar gue yang datangi mereka ke SMA Renvarica. Nanti gue giring ke markas. Takutnya mereka kabur kayak Galang." Auryn menawarkan dirinya. Padahal ini adalah sesuatu yang berbahaya untuk ukuran perempuan.

Fachrul mengangguk setuju. Ada benarnya perkataan gadis itu. "Saka, lo temenin Auryn. Andran, Edgar, sama Mars, kalian juga ikut!"

Lima orang itu lantas pergi meninggalkan markas menuju SMA Renvarica. Sementara yang lainnya sama-sama membisu dengan rahang yang mengetat.

👑

Gizca terbaring di kasurnya dalam keadaan lemah. Wajahnya sedikit pucat juga. Segelas teh manis hangat juga sudah habis diminum olehnya.

"Gue gak ikut pesta deh, lagian pemenang LCC juga udah jelas kalau itu gue. Gue mau pulang ke rumah bunda aja," monolognya berpikir.

Dia memaksa diri untuk berdiri dan meraih jaket yang menggantung di lemarinya. Meraih tas kecilnya lalu berjalan keluar kamar dalam keadaan yang lemas.

Baru membuka pintu, Gizca sudah berpapasan dengan Alifan yang sepertinya akan pergi entah ke mana.

"Mau ke mana, Giz? Eh ... muka lo pucat, lo sakit, ya?" Alifan refleks saja menyentuh kening Gizca dengan punggung tangannya.

"Nggak, gue cuma kangen sama bunda. Gue mau pulang aja. Sorry ya, gue gak bisa ikut pesta nanti malam," jawab Gizca.

"Gue anterin lo pulang."

"Makasih, Al."

Tidak ada alasan untuk Gizca menolak tawaran Alifan. Lagipula ia sudah ingin cepat-cepat bertemu dengan bundanya.

Alifan hanya mengangguk singkat. Dia memberi kode agar Gizca berjalan lebih dulu dan dirinya akan berjalan di belakangnya.

Mereka menggunakan lift untuk turun ke lantai bawah. Tidak mungkin juga 'kan mereka harus turun dari lantai enam ke lantai satu melalui tangga darurat. Terlebih Gizca juga sedang sakit.

'𝐒𝐆𝐆' 𝐀𝐦𝐛𝐢𝐭𝐢𝐨𝐮𝐬 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 [𝐄𝐍𝐃]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu