Extra Part 6

12.9K 1K 6
                                    

.
.

Tara mengalihkan pandangannya dari ponsel ketika melihat pintu kamarnya terbuka dan kepala Agam masuk kedalam, memperhatikannya.

"Mau apa lo?" tanya Tara jutek

"Mau cerita nih gua"

"Sekali curhat 50 ribu"

"Tai, yaudah gausah"

"Eh eh elah baperan lo, sini masuk" Tara buru-buru menahan Agam yang hendak kembali menutup pintu, kapan lagi dengar seorang Agam curhat padanya, ya kan?

Untuk sejenak Agam berdiam diambang pintu "Tapi lo gausah bilang siapa-siapa ya nyet"

"Hm"

Agam akhirnya memilih masuk tak lupa menutup kembali pintunya karena ia tau Tara akan berteriak jika ia masuk atau keluar tanpa menutup pintunya kembali.

Melihat Tara yang tak beranjak dari posisi telungkupnya, Agam bersiap akan berbaring diatasnya, kebiasaan yang sering dia lakukan.

"Lo baringan diatas gue, gak gue dengerin curhatan lo" Potong Tara ketika Agam sudah mengambil ancang-ancang meluncurkan badannya

"Yaelah" Akhirnya Agam menyingkirkan semua benda-benda yang tak berguna menurutnya kelantai, mengambil posisi yang pas membuat Tara memandangnya berdecak

"Ribet banget sih lo mau duduk doang"

"Biar enak ceritanya"

"Kek cewek aja lo" Cibir Tara kembali fokus pada ponselnya, menunggu sodaranya itu selesai dengan kegiatan meribetkan diri sendiri itu.

Melihat tempat yang ia siapkan sudah terasa nyaman, Agam bersiap untuk duduk ketika suara dari lantai bawah memanggilnya "Gam.."

Menggeram kesal, Agam mengambil bantal guling Tara lalu menonjoknya sebelum beranjak dan berkata dengan lembut "Iya Pi"

Setelah Agam keluar dari kamarnya, Tara yang tadinya melongo langsung tertawa terbahak-bahak mengingat wajah kesal Agam yang tampak ingin berteriak tapi tidak berani. Ia melirik kasurnya, tanpa sadar Agam itu membereskan tempat tidurnya walau motivasi awalnya itu agar dirinya merasa nyaman.

"Dasar bego" Gumam Tara terkikik

***

Makan malam itu seperti biasa, sangat berisik. Apalagi yang bisa menyebabkan kebisingan itu kalau bukan Agam dan Tara? Mereka berdua itu tidak pernah cocok, Agam yang jahil dan Tara yang sensian.

Tara duduk ditengah-tengah antara Agam dan Nizam, sedangkan dihadapan mereka ada Ghea, Arsen Cila, El dan Jessi. Gavin duduk di kursi ujung ditempatnya seperti biasa yang menunjukkan bahwa dia adalah kepala keluarga dan tentu saja Hanna disebelahnya tepat disamping Agam.

"ITU KAN JATAH GUE, GAM!" Tara berteriak untuk yang kesekian kalinya

"Ya salah lu sendiri lambat, lagian lu kan dah makan banyak tadi" Agam memasukkan cumi goreng kedalam mulutnya dengan acuh tapi selanjutnya dia meringis begitu merasakan cubitan maut di lengannya.

"Sakit woii"

"Bodo, balikin cumi gue!"

"Nih ambil dari dalam mulut gue"

"Najis"

Yang lainnya hanya bisa menghela nafas, pertengkaran itu sudah biasa jadi tontonan bagi mereka.

"Kakak, udah nanti Mami buatin lagi" tegur Hanna melihat Agam nyaris berteriak karena cubitan Tara

"Ra, lo boleh ngambil punya gue" Nizam menyodorkan piringnya yang masih utuh dengan cumi goreng diatasnya.

Bu Guru, I Love You! ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora