Chapter 27

21.6K 1.5K 2
                                    

Happy Reading

.
.
.

Ghea dan Steven masuk kedalam ruangan Hanna.

Ghea menghampiri ranjang Hanna dengan El yang berada digendongannya, masih memakai seragam sekolahnya. Orang tua Gavin sudah pulang sedangkan Gavin dan teman-temannya kembali ke kantor menyisahkan Nindi dan Shavina yang tengah menyantap makan siangnya.

"Selamat ya, Han" Ucap Ghea mendudukan El disamping Ghea yang langsung memeluk Maminya itu.

"Mami, itu dedeknya?" Tanya El menunjuk ranjang bayi.

Hanna tersenyum kemudian mengangguk "Iya, El mau lihat?"

El mengangguk semangat, akhirnya Ghea menggendong Agam lalu menyerahkan ke Hanna selanjutkan ia mengambil Tara sedangkan menyisahkan Nizam yang masih tidur.

"Itu namanya Tara kalau yang ini namanya Agam" Ucap Hanna

"Kalau yang itu?" Tanya El menunjuk Nizam

"Itu Nizam"

Mata El berbinar melihatnya

"Alo dedek" Sapa El mengelus pipi Agam dan beralih mencium pipi Tara.

Steven meletakkan Cio bersama Nindi kemudian mengambil Nizam dan mendekatkannya kearah El.

"Alo dedek Ijam" Sapa El memegang tangan adik kecilnya itu

"Alo abang El" Balas Hanna dengan suara lucunya membuat El tertawa

••••

Sudah 2 hari berlalu, Hanna akhirnya bisa keluar dari rumah sakit, mereka kembali ke rumah dengan anggota keluarga yang baru. Gavin bahkan sudah menyiapkan kamar sendiri untuk si kembar disebelah kamarnya.

"Oppa, sini biar aku ambilin. Mau lauk apa?"

Gavin menggeram kesal mendengar panggilan menggelikan yang diucapkan Hanna, dari kemarin istrinya itu tak henti-hentinya memanggilnya Oppa. Dua hari yang lalu Gavin memang memintanya untuk tidak memanggilnya dengan namanya saja dan ia menyarankan Hanna untuk membuat panggilan khusus, tapi tak terpikirkan olehnya kalau Hanna justru memilih memanggilnya Oppa.

"Stop, jangan panggil aku itu dih geli banget"

"Kenapa sih, aku suka" ucap Hanna cemberut

"Aku ga suka"

"Bodo amat ya, Oppa ambilin nasinya dong aku ga nyampe" Ucap Hanna cuek

El yang ada disana mengernyit lalu menoleh kearah Gavin "Oppa, El juga mau ayam golengnya"

Gavin melongo sedangkan Hanna tertawa keras

"Serah serah serah, kenapa ga sekalian aja kalian panggil aku Eyang subur" Ucap Gavin meninggalkan meja makan dengan wajah kesal

"Uppss Papi marah" Ucap Hanna melirik El

"Yahh, papi malah?" Tanya El mengerjap

"Udah nanti kita bujuk Papi, oke?"

El mengangguk.

Hanna membuka pintu kamar dan melihat Gavin tengah sibuk dengan laptopnya, jangan tanya dimana El, ia sedang menjaga adik-adiknya dikamar sebelah.

"Gav,"

"Hm" jawab Gavin masih fokus dengan laptopnya

"Kamu marah?"

"Gak"

"Boong dih"

"Serah"

"Tuhkan marah"

Bu Guru, I Love You! ✔️Where stories live. Discover now