16

2.7K 379 153
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.
Yang nyaranin lagu di mulmed makasih ya...
Aku lupa akun kamu hehehe...

***

Kiba tak mampu berpaling dari Hinata, matanya selalu mengarah pada siswa beasiswa yang dulu selalu dia jadikan korban keisengannya. Hinata cantik, itu tidak hanya dimata Kiba. Apa Kiba terkena karma?

Shikamaru yang duduk dibelakang Kiba pun menendang kursi milik pria penyuka anjing itu. Shikamaru tidak suka jika Kiba terlalu memandangi Hinata intens.

"Jaga pandanganmu, Inuzuka,"

"Kau menganggu saja...!"

"Liurmu usap dulu," dengan polosnya Kiba mengusap sudut bibirnya yang memang tidak apa liur.

"Sialan kau, Shika...!"

Keadaan tak berbeda jauh dengan Kiba, Sasuke kini juga tengah memandangi Hinata sesekali. Mencuri pandang lebih tepatnya dan hal itu disadari oleh Ino.

"Sasuke kau yang membiayai Hyuuga itu untuk merubah penampilannya?" Tanya Ino.

"Tidak," jawab Sasuke singkat, Ino mencebik. Sasuke selalu saja dingin padanya. Hinata adalah gadis ke dua yang menikmati nada lembut Sasuke.

"Apa dia jual diri?" Pertanyaan dari Ino mampu membuat Naruto yang sedang membaca buku menggebrak meja, mengejutkan semua penghuni kelas yang sedang gaduh sendiri-sendiri.

"Ada nyamuk," alasan Naruto. Dan semuanya percaya jika memang benar ada nyamuk.

"Pig, kau tidak boleh berprasangka macam itu," tegur Sakura.

"Ck... Lalu darimana dia dapat uang untuk make over? Aku tau seberapa mahal biaya make over, Saki,"

Sakura terdiam.

Naruto mengumpat dalam hati, Ino tidak tau saja jika Hinata itu adalah istrinya. Bagi Hinata mengeluarkan uang puluhan yen bahkan ratusan bukanlah hal yang sulit. Alis Naruto bertaut ketika menyadari sejak kapan ia mengakui Hinata sebagai istrinya?

Kakashi masuk ke dalam kelas seperti biasa terlambat membuat mereka semua hafal kelakuan sensei mereka satu ini.

"Wah, siapa itu cantik sekali?" Puji Kakashi ketika menyadari perubahan penampilan Hinata.

"Calon Nyonya Inuzuka, sensei," sahut Kiba lantang yang disoraki teman sekelasnya setelah selesai ia berkata seperti itu.

Kakashi melirik Naruto yang menampilkan wajah datar, "Ah, Inuzuka? Kukira Hinata lebih cocok jadi Nyonya Namikaze, bukankah begitu Naruto?"

Naruto menyugar rambut kuningnya kebelakang disertai bola mata yang berputar jengah.

"Nyonya Namikaze itu Sakura sensei. Mana ada Nyonya Namikaze hanya bermodalkan cantik satu hari, cih," tentang Ino untuk argument Kakashi barusan. Ino Yamanaka masih saja sensi dengan Hinata. Sakura merona, meski tadinya ia sempat kesal dan sibuk menggerutu dalam hati karena Kakashi berkata sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Bukankah Naruto mencintainya? Jadi, peluang dirinya untuk menjadi Nona muda Namikaze terbuka lebar kan? Tapi perkataan Ino menjadi obat dari kekesalannya.

Hinata sendiri tidak ambil pusing dengan mendengarkan celotehan tidak penting, gadis dengan penampilan baru yang sangat wow itu sudah fokus dengan bukunya sedari tadi. Kakashi tau Hinata bukanlah orang yang gila di puji. Siswi spesial untuknya ini memiliki sifat yang sederhana dan juga langka di dalam sekolah elit ini.

"Ah, baiklah. Aku rasa Hinata juga tidak mau menjadi Nyonya Namikaze, mungkin Nyonya Uchiha?" Kakashi melirik Sasuke yang ia pergoki tengah mencuri pandang pada Hinata.

Ordinary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang