3

2.1K 364 28
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

***

Sekumpulan anak remaja dari kalangan atas akhirnya berkumpul di dua meja yang dijadikan satu. Pembahasan mereka tidak menentu, sampai pada akhirnya mereka membahas lagi  tentang keputusan Kakashi yang lebih memilih Hinata dibandingkan dengan Sakura.

"Kurasa, Kakashi sensei sedang sakit kepala," ujar Kiba.

"Belikan obat sakit perut," ujar Sai

"Apa hubungannya, sialan...!" Sungut Kiba yang hanya dibalas dengan bahu yang diangkat santai.

"Ya, mungkin saja. Sudah jelas jika Sakura sudah berpengalaman," timpal Ino.

"Pengalaman saja bukan menjadi tolak ukur," sanggah Shikamaru pada sahabat blondenya.

"Tapi itu faktanya Shika, Sakura bahkan sudah banyak menyabet gelar juara di berbagai olimpiade sains." Ino tidak mau kalah, Shikamaru tidak menanggapi lagi perkataan Ino karena ia yakin tidak akan ada habisnya jika melawan Ino. Sakura sendiri tersenyum saja, sebenarnya ia masih dongkol dengan keputusan Kakashi.

"Tetap Sakura yang akan maju," ucap Naruto yang membuat mereka menatap kearah tunggal Namikaze itu, "Gadis aneh itu mengundurkan dirinya," imbuh Naruto.

"Waaahhh, ternyata dia sadar dibatas mana kemampuannya." Ino berujar dengan sumringah, seakan memang Hinata tidaklah pantas untuk mengikuti olimpiade itu.

"Ternyata otak Hyuuga itu masih waras." Kiba dengan percaya dirinya menimpali kembali.

"Jika dibandingkan dengan dirimu, Hinata jauh lebih pandai. Ingat, Inuzuka Kiba, gadis itu masuk ke sekolah ini dengan beasiswa full..." Shikamaru geram sendiri mendengar para sahabatnya ini menggosipkan tentang Hinata.

"Wwaaahh, kau membela Hyuuga itu?"

"Apa salahnya?"

"Kau cinta ya?" Ejek Ino pada Shikamaru.

"Pemikiran orang bodoh." Shikamaru melanjutkan lagi makannya. Shion hanya terkikik geli melihat wajah Shikamaru. Disini Shion memang jarang sekali bicara, tidak pendiam dan juga bukan gadis yang dingin. Hanya saja, Shion lebih cerewet disaat yang seharusnya.

Sasuke memperhatikan Sakura yang sibuk memindahkan sayuran yang berada didalam sandwich nya ke piring Naruto. Melihat itu, Sasuke semakin menyadari jika dirinya telah kalah telak dari Naruto dalam hal Sakura. Tetapi apa salah jika ia memiliki rasa cinta pada Sakura? Ingin rasanya ia mengungkapkan perasaannya pada Sakura tapi ia takut akan merusak tatan persahabatan mereka.

Shion yang melihat ekspresi Sasuke berniat untuk menjahili pria emo itu, "Sasuke-kun... Suapi aku... Aaa," dengan nada manja. Sasuke hanya menatap datar Shion.

"Kasian sekali kau Shion, makanya jangan jatuh cinta pada Sasuke," ejek Ino. Shion mencebik kesal, "Sasuke, terimalah cintaku," ucap Shion dengan mata yang memohon.

"In your dream...,"

"Yes, memilikimu adalah mimpiku Sasu-chan,"

"Gila...!"

Shion terkikik geli diikuti beberapa kawan mereka yang lain. Naruto menatap Sasuke yang masih memasang wajah datar. Naruto tau dan paham, bahwa Sasuke akan berbicara lebih lembut hanya dengan Sakura.

"Sasuke-kun, Shion cantik loh," mendengar pembelaan dari Sakura, Shion mengangguk antusias kearah Sasuke. Mata jelaga itu beralih menatap Sakura yang kini terkikik.

Tak secantik dirimu, Sakura.

"Kau pasti bahagia jika bersamaku, aku pastikan itu." Shion terus berusaha merayu Sasuke, kini dengan mendekatkan wajahnya ke arah Sasuke.

Ordinary LoveWhere stories live. Discover now