10.

2.3K 350 102
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

***

Sasuke yang mulai penasaran menerobos kumpulan siswa yang bergerombol di depan toilet. Mata jelaganya pun turut terbelalak saat melihat kejadian didepannya. Hinata yang sudah nyaris pingsan dan Shion yang dalam keadaan berantakan. Naruto pun masuk, ia cukup terkejut melihat Hinata dalam keadaan seperti itu. Namun, pelukan Sakura pada tubuhnya membuatnya sadar dari keterkejutannya.

"Minggir, BRENGSEK...!" Itu suara Toneri. Saraa mengelus dadanya lega, Toneri datang meski tidak tepat waktu namun setidaknya lelaki itu bisa membantu Hinata.

Toneri menggeram marah melihat keadaan Hinata yang lemah, pria itu membuka jaketnya lalu ia sampirkan pada bagian bawah tubuh Hinata yang sedari tadi terbuka. Hinata kacau, itulah yang ada dalam benak Toneri. Matanya mengarah pada Shion yang juga menatapnya dengan nanar.

"Kau... Apakan Hinataku?!" Teriak Toneri pada Shion yang tidak berada jauh dari Hinata. Shion berada dalam pelukan Ino dan Tenten. Naruto memandang penuh pada Toneri, ada hubungan apa sebenarnya antara Toneri dan Hinata? Sehingga Toneri mampu mengeluarkan amarah sebesar itu.

"Toneri, tidak ada gunanya kau marah. Sekarang lebih baik kita bawa Hinata ke ruang kesehatan," itu adalah nasehat dari Shikamaru. Toneri sadar, jika ia mengabaikan Hinata. Dengan cepat ia mengangkat Hinata ke gendongannya lalu setelah itu berlalu dari toilet dengan Hinata yang sudah tidak sadarkan diri.

***

Sakura memandangi Shion yang kini duduk terdiam di rooftop. Gadis itu sejak tadi hanya diam saja, tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Ino dan Tenten pun hanya diam, walau sesekali bertanya pada Shion yang sama sekali tidak dijawab oleh gadis pirang itu.

Air mata Shion keluar, ketika ia teringat betapa bengisnya ia tadi memukul, menampar, mencakar Hinata. Shion sadar jika dirinya melakukan hal keji itu pada Hinata. Menjambaki rambutnya sendiri, Shion sangat merasa bersalah pada Hinata. Ino dan Tenten mencekal tangan Shion agar menghentikan aksinya.

"Aku jahat hiks...jahat...!"

Sakura ikut menangis, ia tidak tau ada apa dengan Shion sehingga mampu melakukan hal macam itu pada Hinata. Sahabatnya ini sangat tertutup jika tentang masalah pribadinya. Atau, dirinya yang tidak pernah menanyakan keadaan sang sahabat? Sakura maju dan ikut menenangkan Shion.

Gadis bermata bulan ini meronta kencang hingga cekalan Ino dan Tenten terlepas. Shion berlari meninggalkan rooftop menuju ke ruang kesehatan. Ia akan meminta Hinata melakukan hal yang sama padanya. Orang tua Shion, tidak pernah mendidik anaknya untuk menjadi keji. Dengan derai air mata serta keadaan yang belum sama sekali membaik, Shion terus berlari diikuti Ino, Tenten, Saraa dan Sakura. Keempat gadis itu kewalahan mengejar Shion. Ah, mereka lupa jika Shion adalah atlet dibidang olahraga atletik. Sesampainya diruang kesehatan, Shion masih terengah ketika melihat ada pujaan hatinya sedang menunggui Hinata. Kali ini amarah pun masih sempatnya mampir pda hatinya namun, ia tahan karena ingat tujuannya datang kemari adalah untuk meminta maaf pada Hinata. Shion perlahan mendekat pada brangkar dimana Hinata sedang berbaring sembari menutup matanya. Air mata yang tadinya memang sudah keluar kali kini kembali menerobos dengan begitu deras. Matanya melihat sendiri bagaimana keadaan Hinata yang kacau akibat ulahnya.

Toneri membiarkan saja Shion mendekat pada Hinata, ia ingin tau hal apalagi yang akan gadis itu lakukan pada Hinata yang tengah tidak sadarkan diri itu. Ketika telapak tangan Shion akan mendarat pada pipi putih Hinata, Toneri segera mencekalnya. Perlakuan Toneri seperti itu membuat Shion menoleh pada lelaki yang merajai hatinya. Lelaki yang mampu membuat Shion melakukan hal gila pada sesamanya.

"Jangan sentuh Hinata lagi, sudah cukup, Shion Miku," ujar Toneri dengan suara yang biasa. Shion menatap nanar Toneri. Apa ia sudah tidak mempunyai harapan untuk bersama dengan Toneri? Mengapa rasanya sangat sesak didada dan mengapa juga rasanya sangat sakit sekali.

Ordinary LoveWhere stories live. Discover now