12

2.2K 357 99
                                    

Selamat Membaca...

.

.

.

Lima bulan kemudian...

Pagi ini bagi Hinata sangat menegangkan, dimana hasil pengumuman hasil ujian semester ganjil akan keluar. Hari ini juga adalah hari penentuan siapa pemenangnya. Sejak hari itu, Naruto semakin bersikap dingin pada Hinata bahkan Naruto tidak menjawab pertanyaan basa-basi dari Hinata. Persaingan ini hanya mereka berdua yang mengetahuinya. Hinata sampai di sekolah lebih awal karena ia ada jadwal piket hari ini.

Didepan sana Hinata disuguhkan dengan Sakura yang sudah bergelayut manja pada lengan Naruto. Mata bulan itu menatap datar pemandangan didepannya. Semoga saja Tuhan mengabulkan semua doanya selama lima bulan ini, agar ia menang dalam persaingan. Naruto melirik pada Hinata yang sedang memandang kearahnya. Tak lama Hinata membuang muka dari pandangan menjijikan menurutnya, dimana hari masih pagi dan sudah ada adegan perselingkuhan yang nyata. Bukankah Naruto selingkuh? Apa Hinata salah?

Saat berjalan menuju kelasnya Hinata diliputi dengan rasa jengkel teramat pada Suaminya dan Sakura. Para siswa berlarian menuju mading ketika guru piket memasang daftar nilai. Mereka berdesakan untuk melihat siapa yang menjadi juara umum kali ini. Meski dalam benak mereka sudah pasti Naruto yang memimpin kembali. Hinata bersiap untuk menuju kesana setelah menaruh tas nya, bersiap untuk melihat siapa yang keluar menjadi pemenang dalam kompetisi ini. Setelah mading agak sepi dari para siswa, barulah Hinata berjalan menuju mading. Saat berjalan banyak siswa yang menatap kearahnya sembari berbisik-bisik. Apa ada yang salah dengan penampilannya pagi ini? Hinata memeriksa  dirinya sendiri tapi tidak ada yang aneh pada dirinya hari ini. Dirinya masih tetap cantik, semakin cantik malahan. Hinata hiraukan semua tatapan para siswa, ia fokus berjalan menuju mading dengan sibuk menenangkan jantungnya yang bertalu cepat. Dan tak lupa berdoa agar ialah yang keluar menjadi pemenangnya. Didepan mading sana ada Sakura dan kawan-kawan juga para gank sekolah yang terkenal. Siapa lagi kalau bukan Naruto dan kawan-kawan. Tatapan Naruto menghunus Hinata, semakin menimbulkan debar tak enak pada jantungnya. Akan tetapi mulai detik ini, ia tidak akan takut dengan apapun yang berhubungan dengan Naruto. Apapun itu.

"Waaah, Hinata selamat ya... Aku tak menyangka kau bisa mengalahkan Naruto di semester ini," heboh Shion pada Hinata. Sejak kejadian itu, Shion memang berteman baik dengan Hinata karena Hinata juga, ia tidak kena drop out dari sekolah. Hanya sedikit pelajaran dari Khusina yaitu satu minggu Shion membersihkan toilet yang menjadi saksi perbuatan kejinya.

Hinata itu baik, lembut dan penyayang. Konoha International School tidak akan memaafkan sikap bullying di sekolah mereka dalam bentuk apapun. Jika pihak sekolah tau, tapi selama ini Hinata sudah kenyang mendapatkan bullyan dari rekannya.

Hinata tidak mudah percaya dengan perkataan Shion, ia ingin melihat sendiri nilainya. Mata bulannya dengan teliti melihat setiap detail nilainya dan benar, nilainya kali ini jauh berada diatas Naruto. Benar apa yang dikatakan Ibu mertuanya jika ia fokus maka ia mampu menyaingi Naruto, dan lihat, ini buktinya. Hinata melirik pada Naruto lalu pada Sakura yang berdiri didepan Naruto. Hinata tersenyum pada Shion, sebagai tanda kesopanan.

Tatapan Naruto dingin, Hinata tau itu, tapi ia menang. Dan kesepakatan tetaplah kesepakatan. Naruto, harus memenuhi permintaan Hinata. Menjauhi Sakura.

Terimakasih Tuhan.

***

Khusina terkejut ketika diberitahu oleh Tsunade jika Hinata lah yang berada diposisi puncak. Memang firasat Khusina tidaklah pernah salah, ia mampu melihat potensi yang besar dari Hinata. Wajah Hinata yang tenang mencerminkan jika ia adalah seorang gadis yang pandai.

Ordinary LoveWhere stories live. Discover now