tiga puluh sembilan!

85 2 2
                                    



Sudah genap enam bulan aku berada di pesantren ini, mengenal maya dan teman temanku yang lainnya. aku bahkan tidak percaya pada diriku sendiri bisa berubah sedrastis ini, bahkan disukai Gus. entah apa yang membuatnya menyukai gadis ceroboh sepertiku, hal apa yang membuatnya tertarik kepada perempuan miskin ilmu seperti aku.

Mas Alif memang tipe laki laki yang aku impikan, tetapi bukan Mas Alif orang yang aku tuju, bukan ia yang selama ini aku kagumi dan bukan ia laki laki yang selama ini aku cintai diam diam.

Mas Alif seperti kakak bagiku, tidak lebih dari itu.

Laki laki yang aku cintai adalah dia yang selalu mengalihkan pandangannya saat berpapasan dengan perempuan manapun, terutama aku. ia yang selalu duduk di bawah rindangnya pohon mangga bersama teman temannya, ia satu satunya laki laki yang membuatku bungkam dengan satu ucapan yang keluar dari mulutnya.

Laki laki yang aku kagumi, dan para akhwat lainnya. perempuan miskin ilmu seperti aku hanya mempunyai 20% untuk bisa bersanding dengannya.

Ia kaya dalam segala hal, sedangkan aku...

Aku hanya bisa menelan ludah dan memejamkan mataku setiap mengingatnya, segala tentang dirinya, sungguh aku malu YaRabb...

"Aku ga berharap banyak kali ini yaallah, atur saja semaumu aku tidak akan memintanya sampai menangis tersedu-sedu lagi kepadamu, aku percayakan semuanya padamu. aku sadar, aku sadar bahwa wanita miskin ilmu sepertiku tidak akan pernah bisa mendapatkannya, bahkan untuk meluluhkan kedua orangtuanya saja aku tidak sanggup... maaf yaallah, maaf karena selama ini aku selalu memaksakan diriku untuk bisa bersamanya, jika dia memang bukan takdirku maka takdirkan lah ia dengan perempuan yang sangat amat mencintainya."

"Maira?"

Deg...

Seseorang memanggil namaku, sepertinya aku mengenal suara ini.

Aku langsung menghapus air mataku dengan mukena yang kupakai, berharap dia tidak melihat mataku sembab karena menangis.

"Kenapa nangis? Cerita sama saya kamu kenapa." Ujarnya

"Saya gapapa mas engga nangis ko ini cuma ngantuk aja tadi nguap."

"Saya bukan anak kecil yang bisa kamu bohongi humaira."

Aku terdiam karena perkataan mas alif

"Kamu...lagi ada masalah?" Tanyanya

"Engga kok mas alif, saya gapapa. mas alif gaperlu tau saya kenapa."

"Afwan kalo saya membuat kamu tidak nyaman, saya cuma khawatir kalo kamu kenapa napa..."

"Makasih atas perhatiannya mas, kalo gitu saya mau balik ke kamar dulu. takut ada yang liat kita berdua kaya gini, nanti timbul fitnah."

"Ohh ya silahkan."

Mengapa ia harus melihatku dengan keadaan menangis seperti ini, bagaimana jika ada santri yang melihatku berdua dengan mas alif tadi.


•••

haloo haraa!!

cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now