dua puluh delapan!

44 4 0
                                    



matamu redup, kataku kamu lelah.
istirahat ya, jaga selalu waktu tidurmu.

Jika ada seseorang yang bertanya siapa orang yang aku tulis di setiap lembar dan setiap baris buku ini, jawabannya adalah kak habibi.


Ia ada, tapi fatamorgana.

Ia akan selalu menjadi hal terfavorit dalam lembaran buku yang kutulis ini. ya, aku benar benar mengaguminya, entah dari caranya menebar senyum, kecerdasannya, kesolehannya, he's really the person I'm looking for.

"Nulis mulu, sini deketan." Ucap aprila

Aku tersenyum, "Segini juga udah deket kali pril."

"Deketan lagi."

"Maunya deket deket aja nih april."

"Ya allah hahaha, ga gitu ra."

Nadila menggelengkan kepalanya, "Kamu suka banget sama kak habibi ra?"

"Ya gitu." Ucapku sambil mengangkat kedua bahuku

"Gitu gimana nih."

"Ra kak habibi 11 12 ya sama neo, cuek banget." Celetuk maya, sambil membawa 3 buah apel

"Wihh apel dari mana nih." Seru nadila

"Di kasih bi aen."

"Dia cuek tapi ngebuat candu may."

"Nahh itu, itu dia."

"Itu apa may." Ucap aprila

"Kalian ga pernah apa suka sama cowo cuek? kagum atau sekilas suka gitu."

Nadila menggelengkan kepalanya, "Belum."

"Kamu pril?" Tanya maya

Aprila hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban

"Rasanya pak cepak cepak jederrr."

Aku tertawa renyah, "Tapi kadang cape gimana gitu."

"Yaa emang, namanya ngejar ya pasti cape."

"Kalian berdua suka sama orang yang sahabatan dan itu bener bener famous disini." Kata nadila greget

"Bukan maen." Jawab aprila

"Kalo kali ini aku gagal, seenggaknya dia udah pernah jadi kisah di buku aku." Lirihku sendu

Jika akhirnya nanti tidak sesuai dengan rencana ku, aku akan tetap menulis tentangnya dibuku ini. sepenggal kisah dimana aku memperjuangkan cinta untuk kak habibi.

Aku tidak akan melawan takdir, jika aku bukan pilihannya aku ikhlas.

Maya menepuk bahuku, "Gapapa kan semuanya gabisa instan."

"Yasss, harus butuh perjuangan apapun itu." Ucap nadila

"Sekalipun masak air." Sambung aprila

Benar apa yang dikatakan mereka, semuanya tidak bisa instan.

"Udah jangan bengong terus, tidur yu udah malem." Ajak maya

"Iya yu, ngantuk nih." Jawab aprila

Biasanya maya tidur lebih larut dibanding aku nadila dan aprila, tapi entah kenapa kali ini ia ingin tidur lebih awal, sepertinya ia kelelahan.

Aku mengambil posisi senyaman mungkin untuk bisa memejamkan mataku, aku tidak akan bisa tidur tenang jika posisi tidurku sangat tidak enak.

•••

Suara adzan berkumandang, bertandakan sudah memasuki waktu subuh.

Aku bersiap siap untuk sholat di majelis, memakai baju kemeja cream dengan sarung berwarna hitam yang senada dengan peci.

Aku mengoleskan sedikit minyak wangi non alkohol di kerah bajuku dan pergelangan tangan, ini sudah menjadi kebiasaanku sedari dulu.

Minyak wangi yang kupakai ini sengaja abah belikan untukku, baunya tidak seperti minyak bapak bapak pada umumnya, ini seperti aroma daun teh.

"Minta bi, dikit we." Pinta abidzar

"Nih ambil."

"Wangi pisan, beli dimana?"

"Dibeliin abah di mekkah."

"Masyaaallah abahh, kunaon si aa doang atuh yang di beliin."

"Beli di mekkah bi?" Tanya neo

"Udah di jawab tadi nanya dei wae." Celetuk abidzar

"Abah yang beliin itu teh."

"Tuh denger teu."

"Berisik ai kamu mah zar, naha kamu yang sewot atuh da aku yang nanya."

"Kamu nanya wae."

"Husss udah udah ya allah." Ucapku kesal

Perdebatan abidzar dan neo ini membuatku sangat turun mood, mereka selalu saja membuat keributan.

Entah itu perihal makan, tidur, hal random apapun itu.

Tapi jika tidak ada mereka berdua sepi sekali.

"Hayu ih turun."

"Sabar atuh zar ambil peci heula."

"Ane duluan." Ucapku meninggalkan kamar

"Yoo."

Langkahku terhenti ketika ingin memasuki majelis, tidak kusadari ternyata maira dan ketiga temannya pun berbarengan denganku memasuki majelis.

"Tafadhol duluan."  Suruhku

"Syukron."

Aku tersenyum sambil menggaruk tengkuku yang tidak gatal.

Dia benar membuatku mabuk kepayang.

Tapi aku harus tetap bersikap biasa saja padanya, sampai nanti waktunya tiba aku akan mengkhitbah nya.

Mungkin, setelah studiku selesai dikairo.

•••

aaaa hara geng, makasii selalu setia bacaa!!🧚

cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now