dua puluh satu!

40 3 2
                                    



Setelah selesai mengerjakan soal yang ustadz zaki berikan padaku, aku kembali memeriksa jawaban soal cerdas cermatku, aku takut jika ada soal yang terlewat.

Ustadz zaki bilang 3 pemenang lomba ini akan di uji kembali nanti dan ujiannya yaitu ujian lisan, aku senang mengetahui ini. dulu ketika aku belum memasuki pondok pesantren ini, aku dan gio sering mengikuti lomba ujian lisan di sekolah, jadi aku sudah tidak kaget lagi jika ada perlombaan seperti ini.

"Waktunya tinggal 5 menit ya anak anak."

"Na'am tadz." jawabku serempak

"Ada yang sudah selesai?" tanya ustadz zaki

Aku mengangkat tanganku, "Maira tadz."

"Santri baru ya? silahkan kamu periksa kembali jawaban kamu, kalo sudah yakin berikan kepada ustadz."

Aku menganggukkan kepalaku yakin, "Sudah tadz, sudah maira periksa barusan." jawabku seraya memamerkan deret gigiku

"Masyaallah, coba ustadz periksa."

Aku memberikan kertas yang berisi jawaban kepada ustadz zaki, sebenarnya ada beberapa soal yang sulit untuk ku jawab, semoga saja jawabanku itu tepat.

"Baik maira berhubung kamu sudah menaati peraturan yang ustadz berikan dan menyelesaikan 30 soal di lomba ini, kamu boleh menunggu teman teman kamu yang lain di luar."

"Syukron tadz."

Setelah apa yang ustadz zaki katakan padaku dan mengizinkanku untuk menunggu yang lain di luar, aku memutuskan untuk mencari maya.

"Maya kemana ya." gumamku

"Assalamualaikum maira."

"E-eh waalaikumsalam." jawabku

"Maira kan?" ujarnya

"Iyaa, ada apa ya?"

"Udah selesai lombanya?" tanyanya

"Udah kok, kenapa?"

"Boleh ngobrol sebentar-"

"Sebentar aja kok ga lama."

Aku sama sekali tidak mengenal siapa yang berbicara padaku ini, entah apa yang ingin ia bicarakan padaku.

Aku menggangguk, "Boleh."

Kini aku berada di gazebo kayu tempat biasa kak habibi dan teman temannya duduk.

Aku sedikit menghindar, "Maira berdiri aja disini, gaenak takut ada yang liat."

Ia mengangguk mengerti, " Tenang aja ane ga sepopuler alif sama habibi, ane dzihni adik alif."

Aku terkejut mendengar apa yang ia katakan padaku barusan, ternyata mas alif memiliki adik yang sepertinya sama umurnya denganku.

"Oohh adik mas alif ya, tapi kok aku baru liat kamu ya"

"Mondok di kalimantan-"

cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now