satu!

177 13 4
                                    

Kenalin namaku maira nia salsabila, kalian bisa manggil aku maira atau nia, asal jangan panggil salsa ya!
pagi ini aku akan memasuki pondok pesantren an-niati, seperti yang bunda katakan minggu lalu ia akan mendaftarkan aku ke salah satu pesantren milik teman papa, sebenarnya hal yang paling gabisa aku lakuin itu adalah ninggalin rumah, tapi ini demi bunda papa dan masa depan aku, jadi mau gak mau ya harus mau

Aku anak kedua dari dua bersaudara. Teh dewi adalah kakak perempuan ku, sayangnya dia tidak selalu berada di rumah, karena kuliah di bandung.

Perjalanan menuju pondok pesantren ku lumayan jauh, butuh waktu dua sampai tiga jam untuk sampai disana, aku sedih karena harus meninggalkan rumah bunda dan papa. tapi apa boleh buat, ini semua pasti demi kebaikanku. Bunda dan papa cuma mau yang terbaik untukku pastinya.

Aku mengambil ponselku dan memotret jalanan dari dalam kaca jendela mobil.

"semestaku dan semestamu sangatlah berjauhan, ya sangat"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"semestaku dan semestamu sangatlah berjauhan, ya sangat"

Ting!

gioo

masuk pondok sekarang ra?

maira
iya ioo doain gue ya...

Aku memang menyukai gio, tapi mungkin ini yang terbaik untuk aku dan gio aku harus melupakan semuanya, tidak masalah jika gio tidak membalas perasaanku, aku harap gio selalu bahagia

gioo

always ra, take care ya! :)

read


Aku terkejut ketika bunda membuyarkan lamunanku, ternyata aku sudah sampai di pondok pesantren milik teman papa.

Bangunan yang megah luas serta bersih, sepertinya aku akan betah disini.

Masjid berwarna cream dengan ukiran ukiran tulisan asmaul husna di dindingnya. Masjid ini terkesan sangat megah dengan itu.

Sungguh, aku menyukainya.

"Maira, bunda masukin kamu ke pesantren bukan berarti bunda buang kamu, tapi bunda mau yang terbaik buat anak bunda" Ucapnya

Bunda melakukan semua ini hanya untuk kebaikanku, aku tidak ingin mengecewakan bunda jika aku menolak permintaannya.

"Maafin maira ya bunda"

Bunda mengecup puncak kepalaku, "Anak bunda harus semangat."

Aku menarik koper yang ku bawa, diikuti bunda dan papa di sampingku.

kamarku berada di bagian paling pojok, jadi aku harus melewati beberapa kamar lainnya.

Setelah mengantarkanku sampai ke depan pintu kamarku, bunda dan papa akhirnya berpamitan untuk pulang.

"Papa sama bunda pulang ya ra" Ucapan papa membuatku berkaca kaca, aku menangis di pelukan papa, selama ini aku memang selalu membantah perkataan bunda dan papa, aku selalu keras kepala dengan apa yang bunda ucapkan.

"maafin maira ya pa, maaf kalo selama ini maira keras kepala,"

"Jadi anak sholehah ya sayang, bunda sama papa pulang ya"

"Aamiin bun, hati hati bunda papa" Aku meneteskan air mata ketika bunda dan papa sudah tidak terlihat di pandanganku, aku harap aku bisa merubah sikapku kepada bunda dan papa

"Jangan nangis, aku juga sama kok kaya kamu" seseorang menepuk bahuku, aku melihat kearahnya sepertinya dia juga santri baru disini, Aku tersenyum malu "Kita satu kamar lho! nama kamu maira kan? kenalin aku maya, aku liat nama kamu di mading pondok tadi" lanjutnya

"Hai maya, aku maira" aku selalu canggung ketika bertemu dengan orang baru, aku tidak mudah berinteraksi dengan orang lain

"Iya aku tau kok, ayo kita beresin barang barang kamu" padahal kami baru saja mengenal, tapi maya sangat baik padaku.

Aku mulai merapihkan barang barangku dari mulai baju gamis, kerudung, peralatan mandi dan lain lain. aku sering sekali mengganti bajuku, jadi aku membawa banyak sekali baju gamis yang bunda belikan untukku.

"Kamu bawa baju banyak banget." kata maya

"Iya, aku ga betah kalo baju aku basah walaupun cuma sedikit aku harus ganti ga enak soalnya hehe." jawabku

Kebiasaan ini sudah ada di dalam diriku sejak dulu, entah kenapa.

•••

HALOO READERS! PENULIS AMATIRAN NIH HUHU:(
sorry guys kalo ada typo ataupun ga nyambung, cerita pertama soalnya hehe!

cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now