lima belas!

48 4 0
                                    



Setelah selesai makan, aku neo dan abidzar beranjak ke majelis, karena hari ini ada kajian mas alif.

Aku memang sedikit kesal dengan mas alif, tapi laki laki itu sangat pekerja keras, aku saja yang laki laki sampai termerenyuh melihatnya walaupun mas alif tidak didampingi seorang ibu sedari kecil, tapi mas alif tidak pernah terlihat lemah di depan semua orang ia di kenal dengan sosok yang tegar dan sabar.

"Kak habibi, ini buat kakak." ucap seseorang sambil menyodorkan sebuah gelang berinisial H

Selama ini aku selalu menerima barang dari santri putri, abidzar dan neo yang selalu menampungnya. bukannya senang tapi aku malah merasa risih dengan semuanya.

"Apa ini, ngapain ngasih ane." ucapku ketus

"Eumm ini aku mau ngasih aja buat kakak."

"Bawa aja buat ente, kalo engga kasih tuh ke si haris. kan inisial nama dia juga H."

"Tapi aku beli ini buat kakak." rengeknya

"Tapi ane ga butuh itu."

"Bawa balik gelangnya, ane ga butuh." kataku

Ia tertunduk sedih, jujur aku kasihan melihatnya seperti itu. tapi aku sudah risih dengan apa yang ia perbuat selama ini, gelang, makanan, surat, semuanya ia berikan padaku, aku sudah risih dengan semua itu.

Aku meninggalkannya yang masih tertunduk lesu, aku memasuki majelis yang sudah ramai.

"Dari mana bi, baru dateng?" tanya mas alif

"Abis ke belakang mas, buang hajat."

Mas alif tidak tahu saja bahwa aku tadi di ganggu oleh fansku. (agdghdkaks gayanya fansss😎).

"Baiklah, asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap mas alif

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Sebelum masuk kajian saya, saya mohon kalian segera mengisi daftar list yang akan mengikuti lomba tahun ini, secepatnya."

"Mas mau nanya." ucap salah santri

"Lomba cerdas cermat materinya bukan soal yang ada di pondok aja kan? maksud saya materinya juga ada materi soal sekolah."

"Pertanyaan bagus, untuk lomba cerdas cermat pertanyaan nya bukan hanya soal yang ada di pondok saja, tahun ini akan saya kombinasikan dengan soal sekolah dikarenakan adanya santri baru yang mungkin belum tentu tahu soal soal pondok, jadi saya harap kalian mengikuti lomba cerdas cermat ini-"

"Dan kamu habibi, harapan saya besar sekali untuk kamu mengikuti lomba cerdas cermat ini seperti tahun sebelumnya."

Aku memang sudah mempersiapkan semuanya matang matang untuk mengikuti lomba cerdas cermat lagi, jadi aku harap tidak ada yang bisa mengalahkanku.

"Insyaallah sudah siap mas."

"Alhamdulilah kalau begitu, apakah ada pertanyaan lagi?"

"Baiklah kalau tidak ada kita akan mulai kajiannya dengan membaca basmallah."

"Bismillahirrahmanirrahim."

•••

Setelah mas alif memberitahu soal lomba, aku sudah memutuskan untuk mengikuti lomba cerdas cermat ini.

Aku sangat antusias mengikuti lomba cerdas cermat ini, karena aku mendengar tadi kak habibi juga akan mengikuti lombanya, tapi aku tidak yakin kalau aku akan mengalahkannya, apalagi dia santri lama pasti dia sudah mengetahui soal soal yang akan diadakan di lomba nanti.

"Kamu jadi kan ra ikut lomba cerdas cermat?" tanya maya kepadaku

Aku mengangguk, "Iya may, apalagi kak habibi juga bakal ikut lomba ini." jawabku tersenyum ria

"Kira kira bang neo ikut lomba apa ya ra."

"Kok kamu nanya aku, aku mana tau."

"Ihh kok gitu sih, firasat kamu kan suka bener ra."

"Astaghfirullahh maya, itu cuma lagi kebetulan aja, bukan berarti semua apa yang aku firasatin itu bener."

"Hehe iya dehh." Ada ada saja maya ini, ia selalu saja menganggap firasatku selalu benar, padahal itu hanya kebetulan semata

"Kamu mau ikut lomba apa nanti?" tanyaku

"Kayanya catur deh ra, aku suka banget."

"Keren ih bisa main catur, ajarin dong mba jagoo."

"Ihh kamu apasih, gajelas deh." ucapnya malu

"Tapi bener kok, jarang loh cewe bisa main catur kaya kamu may, berarti kamu hebat dong."

"Kamu juga hebat, pinter ikut lomba cerdas cermat."

"Aku ga pinter, cuma suka aja sama hal hal yang berbau tantangan."

"Ohhh jadi kamu suka kalo di tantang, kalo aku nantang kamu nanya nanya soal lomba ke kak habibi berani ga?"

"Ihh maya mau bales dendam kamu ya."

"Katanya suka tantangan gimana sih, di tantang nanya soal lomba kok ciut ahh cemen." ucap maya meledek

"Bukan gitu maksudnya mayaa, aku tu-"

"Iya deh iya, habibiii." Aku kesal dengan maya yang terus saja meledekku, awas saja nanti

Aku terus saja mengobrol dengan maya, sampai tidak memperhatikan mas alif yang sedang menerangkan soal kajiannya. untung saja aku berada di barisan paling belakang jadi tidak ada yang mendengarnya.

"Kalian ngobrol terus, ga merhatiin mas alif di depan apa!?" kata nadila

Aku menggeleng berbarengan dengan maya, "Aku lagi ngomongin soal lomba." bisik maya

"Ngomong soal lomba kan bisa nanti abis selesai kajian."

"Maafin kita ya dil." ucap maya

"Sana minta maaf sama mas alif kalo berani."

Aku tidak tahu apa yang mas alif jelaskan dari tadi, aku jadi merasa bersalah kepada mas alif ia seperti tidak dihargai.

Ahh sudahlah, lagian sebentar lagi kajiannya akan selesai mas alif tidak pernah lama jika sedang membawakan kajian.






haii cemuwanyaa, jangan lupa vote yaa🤩

cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now