empat!

76 8 1
                                    



"Apa alesan kamu ga nolak pas mau di masukin pondok ra? Sebenarnya tidak ada alasan mengapa aku tidak menolak ketika bunda mengatakan akan memasukkan aku ke pesantren, toh ini demi kebaikan ku juga

"Gak ada alesan may, ini semua demi kebaikan aku, kalo aku nolak bunda juga bakal tetep maksa aku hehe" bunda memang memiliki sifat yang hampir sama sepertiku, pemaksa

Aku juga harus melupakan tentang gio disini, aku tidak boleh terus menerus memikirkan gio. karena bagaimanapun aku tidak bisa memaksa seseorang untuk menyukaiku

"Ada satu hal sih yang ngebuat aku ga nolak pas bunda bilang kalo aku mau di masukin pondok" Mungkin aku harus menceritakan ini kepada maya, aku juga butuh teman cerita seperti maya

"Apa ra?" tanyanya penasaran

flashback on!

"Kasih aku alesan kenapa kamu gapernah ngehargain perjuangan aku gio, kasih aku alesan" Sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini kepada gio dan ya, mungkin hari ini adalah hari terakhir perjuanganku untuk gio

"Gaada alasan ra, gaada alasan kenapa gue ga ngehargain perjuangan lo selama ini! selama ini gue udah acuh sama lo, tapi lo masih keras kepala, lo terlalu ambisius buat dapetin gue Ra! jujur gue risih sama apa yang lo lakuin selama ini ke gue, gue kadang kasian sama lo, gue juga udah berusaha buat suka sama lo! tapi itu gabisa, gue gabisa ra. maafin gue" sesak, sesak sekali perkataan gio membuat hatiku terasa sangat berantakan, lidahku kelu, aku tidak bisa menjawab apa yang gio lontarkan kepadaku

"Lo bisa cari yang lebih baik daripada gue ra, yang bisa bales perasaan lo, yang bisa ngehargain lo, yang ngebuat lo bahagia dan-"

"Tapi kamu adalah hal yang aku sebut bahagia gio, kamu yang selama ini bisa ngebuat aku bahagia" Aku memotong perkataan gio

"Ra lo gabisa maksa seseorang buat suka sama lo, karena perasaan itu gabisa dipaksakan!" Perkataan gio memang benar aku terlalu berharap lebih kepada gio, aku terlalu memikirkan perasaanku sendiri tanpa memikirkan perasaan gio, kali ini aku menyerah.

"Bunda mau masukin aku ke pesantren besok, aku harap kamu selalu bahagia gio. maaf kalo selama ini aku terlalu egois tentang perasaan aku, aku bakal lupain semuanya tentang kamu, you deserve better. aku pulang gio"

"Gue anter" tawarnya

Aku menghela nafas setelah mendengar perkataan gio barusan

"Udah cukup gio aku bisa sendiri, makasih." Aku melewati gio begitu saja, aku tidak akan menggangu gio lagi setelah ini, sudah cukup dengan apa yang gio lakukan selama ini kepadaku, aku tidak mau lagi mengulangnya


Aku merebahkan tubuhku di ranjang, dan memikirkan soal perdebatanku dengan gio, apa selama ini aku salah mencintai gio, apa aku terlalu ambisius untuk mendapatkan gio

Aku mengambil buku harian ku, dan menulis sesuatu disana

kita sudah lama mengenal
kamu pernah menjadi bagian dalam beberapa kisah yang aku lewati.
kamu pernah menjadi seseorang yang dulu aku cintai.
kamu juga pernah menjadi sesuatu yang aku sebut bahagia.
tapi...
dari awal aku datang hanya untuk mencintaimu bukan untuk melawan takdir, jadi...
tetaplah pertahanankan lekung manis di bibirmu, walaupun akhirnya nanti bukan aku.


flashback off!

•••

arigatoooo!
halo semuanya, maaf yaa kalo ga nyambung, penulis amatiran nih bos🥺


cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now