•
•
•Ia memejamkan matanya.
Berdoa dan berharap pada rabb-nya, meyakinkan dirinya bahwa bisa melewati semua ini.
Dia melirik ke arah sajadah yang sedang dipakainya itu, mengelusnya dengan lembut sambil mengusap air mata yang berkilauan dimatanya itu.
"Ra?" Panggil seseorang sambil menepuk bahu maira.
Ia menoleh, "Pril.." Lirihku
"Ada apa? nangis lagi? coba cerita."
"Gapapa pril, don't i look fine."
"No, kamu nangis."
Maira menunduk, melihat kearah sajadah yang dipakainya itu.
Matanya yang sayu kembali meneteskan sebutir air mata yang sudah tidak bisa ditampungnya itu.
"Aku selalu berdoa supaya aku bisa betah disini, supaya aku jadi anak yang baik buat bunda sama papa."
"Kamu dijahatin lagi sama nenek lampir?"
"Kak nadia tau pril, kalo aku kagum sama kak habibi."
"Terus dia kagum juga gitu sama si habibi ha? gila semuanya aja embat."
"Mas alif...mau bilang sama abinya kalo dia kagum sama aku pril."
"HAH?!" Sentaknya
Ia menggenggam tangan maira erat, seakan meyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja.
"Kenapa baru bilang ra?"
"Aku gamau kalian kebawa bawa masalah aku."
"Ra...kita ini saudara, jadi kalo ada salah satu dari kita punya masalah. semuanya harus kena, ngerti?"
"Tapi itu engga buat aku pril..."
"Kenapa engga ra? oke gini, kamu kasih kabar gembira, cerita yang ceria, but you don't tell me your problem, why?"
"Maafin aku april..."
"It's okey maira, aku bantuin kamu buat ceritain semuanya ke maya sama dila ya."
Maira mengangguk lalu tersenyum simpul, "Makasih ya pril."
Kalau aku bisa, aku sudah menceritakan masalahku kepada mereka sedari siang, tapi aku tidak bisa melakukannya.
Aku tidak mau mereka terbebani dengan masalah masalah yang datang kepadaku, dan mereka yang menjadi penyangkalnya.
Beruntung sekali aku bertemu orang orang baik seperti mereka yang selalu mendengarkan ceritaku, yang baik maupun yang buruk.
•••
"Asalamualaikum mas alif."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, ada apa habibi?"
"Ini mas, mau nanya soal lomba cerdas cermat."
"Astaghfirullahh saya hampir lupa, begini habibi berhubung abi saya sedang sakit, jadi lomba ini akan di undur tidak minggu minggu ini, tolong beri tahu yang lainnya juga ya."
"Ohh, iya mas makasih kalo gitu habibi ke atas dulu ngasih tau yang lain."
"Sekalian santri putri ya bi."
"Iya mas, asalamualaikum."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Bagaimana caranya aku memberi tahu santri putri, jika lomba kedua cerdas cermat akan di undur.
"Oyy biii." Teriak seseorang
Pasti neo.
"Ngapain disini sendirian bae." Ucap neo
Benar kan.
"Eh ne, bantuin ane dong bilangin ke santri putri kalo lomba cerdas cermat yang kedua diundur."
"Ogah ah."
"Buru ne."
"Yang disuruh siapa, pamali nyaho teu. udah disuruh nyuruh lagi."
Aku mengendus kesal, "Bantuin ne, ke latifah wae."
"Ngeunah ngomong."
"Hayu ne."
"Iya iya ayo ah." Kesalnya
"Makasih neo sayang."
"Ihh geuleuh."
Bukan habibi namanya kalo tidak menggoda neo sampai kegelian.
"Eh bi latifah takut ada di rumah pak kyai, takut ganggu nanti."
Akhir akhir ini latifah memang jarang terlihat, itu karena ia harus mengurus pak kyai yang masih terbaring lemah dikasur, jadi latifah yang mengurus semua pekerjaan rumah pak kyai.
Bisa di bilang ia perempuan serba bisa, mungkin itu salah satu alasan pak kyai memilih latifah untuk menjadi istri mas alif.
"Iya juga."
"Nanti we bi, malem."
"Yaudah atuh."
"Habibi, neo." Panggil seseorang
Itu fikri.
"Naon." Jawab neo
"Dipanggil mas alif."
"Ngapain?" Tanyaku
"Disuruh ke kamar pengurus."
Entah apa yang ingin mas alif katakan, tapi sepertinya ini penting.
Aku dan neo bergegas untuk menemui mas alif.
"Rame amat bi."
"Iya ya."
Tidak seperti biasanya mas alif mengumpulkan semua pengurus, sebenarnya apa yang akan mas alif katakan.
Aku memang bukan pengurus di pesantren ini, tapi aku bisa dibilang anak murid kesayangan pak kyai jadi, jika ada acara apapun pasti aku terlibat untuk menjadi panitia di acara itu.
Sebenarnya menjadi anak kesayangan pak kyai tidak selalu menyenangkan, tidak sedikit orang menyinyir dan mengatakan bahwa aku adalah orang yang terlalu percaya diri. huh
Dan masih banyak hal hal yang membuatku tidak nyaman, tapi aku bersyukur aku bisa masuk kedalam list anak kesayangan pak kyai, itu adalah sebuah kebanggaan untuk diriku.
"Assalamualaikum mas alif."
"Waalaikumsalam habibi neo."
•••
halo readers apa kabar? 💗
YOU ARE READING
cinta untuk habibi
Teen Fiction"𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚎𝚜𝚝𝚊 𝚙𝚞𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚎𝚕𝚊𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚒𝚜𝚝𝚒𝚖𝚎𝚠𝚊𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊" -𝓂𝒶𝒾𝓇𝒶 "𝚑𝚊𝚝𝚒𝚔𝚞 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚖𝚎𝚠𝚊" -𝒽𝒶𝒷𝒾𝒷𝒾 apa yang kamu bisa l...