tujuh!

61 7 1
                                    




Aku terkejut ketika ada kaki terpampang di depan wajahku, ternyata itu kaki abidzar! Astaghfirullahh

ni anak kalo tidur ngabisin tempat, batinku

Aku terbangun dan melihat ke sekelilingku, sepi. hanya ada abidzar dan aku, ini sih namanya kamar milik berdua haha!

"Zar bangun, kebawah yuk anterin ane ke bi aen" Aku sangat haus sekali, aku lupa membawa air minum seperti biasanya aku terlalu sibuk memikirkan perempuan itu

"Ente kaya cewe aja bi, biasanya aja sendiri ck! ganggu aja" Omelnya

"Ya Allah zar kaya gapernah gangguin ane tidur aja" Abidzar tidak menjawab, ia terus memejamkan matanya

Aku memutuskan untuk ke bi aen seorang diri, asramaku dan asrama putri memang tidak berjauhan, hanya terhalang majelis saja untuk sampai ke asrama putri

Aku jadi teringat kejadian tahun lalu ketika aku masih baru masuk pesantren ini. abidzar dengan pedenya memasuki asrama putri hanya untuk melihat seseorang yang di kagumi nya, Mas alif yang melihat kejadian itu langsung menghukum (takziran) abidzar, malang sekali memang nasib Abidzar ini

"Bi aen, air putih botol satu ya" Pintaku kepada bi aen, biasanya Abah dan umi membawakanku air mineral dari rumah, karena aku tidak terbiasa meminum air yang ada disini

"Eh si kasep, siap kasep" Katanya sambil mengacungkan jempol.

Aku menikmati angin siang ini, sejuk sekali cianjur hari ini, seperti hatiku.

Bi aen memberikan sebotol air mineral yang aku pesan, aku akan meminum nya di aula belakang saja.

Aku duduk di bawah pohon rindang, sambil meminum air mineral yang aku beli tadi. Aku jadi teringat Abah dan umi, aku merindukan mereka sudah dua bulan mereka tidak menjengukku, aku hanya dikirimi surat dan paket, huhh

"Ngapain ente disini bi, sendirian aja abidzar mana tumben dia ga ngikutin"

"Ngagetin aja ente, dia di kamar lagi ngebo, ane ajak kaga mau"

"Bi belum tau nama cewe yang ente maksud?-" Aku menggeleng lemah, Neo duduk di sampingku, aku menatap kosong jalanan di depan, bagaimana caranya agar aku mengetahui namanya.

"Kita harus minta bantuan mas alif kayanya bi, mas alif kan anak pak kyai siapa tau beliau tau nama cewe yang ente maksud" Aku bingung dengan perkataan Neo, tapi ada benarnya juga yang Neo katakan. mas alif kan anak pak kyai pasti dia tau nama perempuan itu

Aku menarik tangan Neo untuk menanyakan hal ini kepada mas alif, gercep sekale ya gais ya!

"Eh mau kemana bi, demi Allah si habibi nekat pisan" Neo terus saja mengomel

"Bi ya Allah, jangan narik narik atuh ai kamu, meni kasar sama aku"

"Habibi siahhh, ya Allah" Aku menghentikan langkahku, dan menatap Neo ganas

"Naon liat liat, da ganteng ane mah" dengan pedenya ia berkata seperti itu

"terlalu percaya diri kamu mah ne" Kataku

"Jujur we padahal mah bi" Aku hanya menggelengkan kepalaku, melihat tingkah Neo yang seperti ini

Ragu sebenarnya untuk menanyakan hal ini kepada mas alif, bagaimana caranya aku berbicara kepada mas alif

"Kaya nya aku cari tau sendiri we lah ne" Neo menatapku bingung

"Tadi narik narik, sekarang mau nyari tau sendiri terserah kamu aja lah bi, gatau gelap" Aku tersenyum tanpa dosa kepada Neo

"Malah senyum ih, serem kamu bi" Aku tertawa terbahak bahak ketika melihat raut wajah Neo yang menatapku geli

Neo meninggalkanku begitu saja.

Aku membuntuti langkah Neo untuk kembali ke asrama.




•••




haloo readers!! apa kabar niiii? sehat sehat ya kalian 🤩✌🏻

cinta untuk habibiWhere stories live. Discover now