epilog

2.1K 238 8
                                    


"Ayah sudah menentukan ibu? " tanya zavier

"Eumm, sudah lah" ujar gevan terlihat tersenyum bangga.

"Wah secepat itu, apa ibu mirip dengan yang dulu? "Tanya Alfred

" tidak kali ini terlihat lebih cantik "ujar gevan menatap anak anaknya.

" aku jadi penasaran bagimana penampilan ibu"ujar Alfred diangguki zavier.

"Nanti kalian juga tau" ujar geven tersenyum miring.

_____

Jihan duduk di salah satu kafe yang cukup terkenal di kota jakarta, ia menatap keluar jendela, sambil mengaduk ngaduk kopi pesanannya.

Pikiran nya terus saja mengarah pada anak-anak nya yang di sana, apa mereka Baik baik saja?, apa mereka sudah makan?

Pertanyaan demi pertanyaan terus saja merayap di kelapa Jihan.

"Nona Jihan? " panggil seseorang menyadarkannya dari lamunan nya.

"Ea gevan, kamu di sini? "

"Iya nona Jihan, apa kabar? "

"Aku baik, duduklah" ujar Jihan mempersilahkan gevan duduk.

"Kau sendirian? " tanya gevan

"Iya aku sendiri, sedangkan kau juga sendiri? "

"Tidak aku bersama anak anak, mereka sedang memesan minuman"

"Anak-anak? ,kau sudah punya anak? " tanya Jihan bingung

"Iya, aku sudah punya anak" ujar gevan.

"Dimana istri mu? " tanya Jihan

"Istri ku pergi tanpa pamit, dia pergi meninggalkan ku dan anak-anak begitu saja" ujar gevan membuat hati Jihan sakit, hal itu mengingat nya pada keluarga kecilnya.

"Ayah" panggil suara yang sangat familiar di telinga Jihan, ia menoleh ke asal suara, bersamaan dengan suara gevan yang memanggil nama kedua anaknya.

Tatapan Jihan terpaku pada kedua (apa ini mimpi, itu tidak mungkin mereka kan?) batin Jihan.

"Kau mengenal putra ku nona? " tanya gevan menatap Jihan seperti orang kebingungan.

"Mereka putra mu? "

"Iya, mereka putra ku, ini zavier dan ini Alfred" ujar gevan memperkenalkan satu satu putra nya.

Jihan mengucek matanya sendiri, untuk memastikan apa yang dia lihat.

"Apa aku salah lihat" ujar Jihan lirih seperti bisikan, tapi walaupun begitu geven dapat mendengar nya dengan jelas.

"Tidak wangfai yang kau lihat adalah nyata" ujar geven membuat Jihan memaku di tempat.

Gevan bangun dari kursi"kau tidak ingin memeluk ku? "Tanya gevan mengangkat tangannya.

Tanpa menunggu lama, Jihan memeluk tubuh gevan" ak,, aku sangat merindukan kalian "ujar Jihan. Gevan mengusap pelan punggung Jihan.

" ibu.. "Panggil lirih zavier
Jihan melepaskan pelukan nya dan menatap kedua putranya.

" apa ibu tidak merindukan kami? "Tanya Alfred dengan wajah cemberut.

Jihan tersenyum, ia sedikit merunduk memeluk keduanya.

" ibu juga sangat merindukan kalian "ujar Jihan mengusap lembut punggung putra nya.

" kalian mau ketemu paman dan kekek kalian? "Tanya Jihan pada kedua, keduanya mengangguk antusias.

" tunggu dulu wangfai"ujar gevan melunturkan senyuman Jihan.

Novel world adventureWhere stories live. Discover now