bab 37

1.6K 197 7
                                    


Pangeran yuan menunggu di luar bersama anak anaknya selama pemeriksaan istrinya.

Ulu hati nya tiba-tiba saja terasa seperti di cubit, sakit sekali.

Tabib kaluar dengan wajah yang sangat lesu, zavier dan Alfred mendekati tabib.

"Bagaimana keadaan ibu kami? "

"Maaf yang mulia pangeran, ibu yang mulia tidak bisa saya selamatkan" Ujar tabib itu menunduk.

Ketiga laki-laki itu terdia saat tabib mengatakan tidak bisa menyelamatkan wanita kesayangan mereka, waktu terasa berhenti.

Tanpa pikir panjang keriganya langsung masuk kedalam kamar, melihat kondisi ibu mereka, sedangkan pangeran yuan mematung di depan pintu.

"Secepat ini kah kau meninggalkan ku dan anak-anak" Ujar pangeran yuan lirih, air matanya mengalir membasahi pipi, ia jatuh terduduk di lantai kamar itu, hatinya sangat sakit melihat wanitanya sudah tidak bernyawa. Rasa sakit hatinya semakin bertambah ketika melihat anak anaknya meraung-raung memanggil istrinya.

Pangeran yuan menghela nafas, (zhen harus kuat demi anak anak) batin pangeran yuan mengehele nafas, menghapus jejak air matanya.

Ia berdiri dengan perlahan mendekati putra putra, ia menarik kedua putranya kedalam pelukan nya. Mengusap punggung putra putra, seolah sedang memberi kekuatan untuk mereka, walaupun dirinya sendiri sudah tidak kuat menerima kenyataan pahit ini.

Penghormatan terakhir wangfai pangeran yuan di adakan di halaman istana, dalam suasana duka yang mendalam.

Tangisan para pageran kecil dan beberapa pelayan harem menambah suasana duka di sana.

(Selamat jalan wanita ku, istri ku, kekasih ku, ibu dari anak-anak ku, aku pasti akan mencari cara agar kita bisa bersama kembali) batin pangeran yuan, tatapan matanya terlihat begitu pedih.

Ia sangat terluka karena kehilangan istrinya, ia juga terluka melihat anak anaknya yang terisah menahan tagis.

_______

Hari Kiang berlalu namun kesedihan pangeran yuan belum berakhir juga.

Senyuman lebaran dan canda tawa yang dulu sering  ia tunjukkan ketika bersama keluarga kecilnya, sekarang hanya senyuman tipis yang ia tunjukkan, ia seperti memaksa senyuman di wajah nya.

"Ayah... " Panggil zavier

"Iya? "

"Kita makan yok"

"Ayah sudah makan, kalian makan saja bersama keluarga kerajaan lain ya" Ujar pangeran yuan tersenyum tipis.

"Kami tau ayah belum makan, kita makan ya yah, nanti ibu marah pada kami karena gak jagain ayah" Ujar zavier lirih.

"Ayah tau, kami pernah berjanji pada ibu untuk selalu ngingetin ayah makan" Ujar Alfred, tanpa ia sadari ia meneteskan air matanya, rasa rindu terhadap ibunya kembali hadir di hatinya.

Melihat putra nya meneteskan air mata, pangeran yuan menarik kedua putra nya ke dalam pelukan nya,, ia merasakan getaran pada tubuh putranya, menandakan kalau mereka sedang menahan tagis.

"Kami rindu ibu ayah" Ujar mareka lirih, hati pangeran yuan terasa di cabik cabik.

(Ayah lebih rindu nak, rasanya ayah ingin menyusul ibumu saja, hanya karena kalian lah satu alasan buat ayah masih bisa bertahan) batin pangeran yuan menghapus air matanya kasar.

____

Pangeran yuan pergi mengunjungi makam istrinya, matanya menunjukkan kesedihan yang begitu dalam, tetapi ia memaksa untuk tersenyum.

Novel world adventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang