《BAB 05》

14 7 0
                                    

Saat gue tiba dikantin sekolah disaat waktu istirahat bareng Ojan, gue langsung muak lihat sekumpulan sampah dipojokan kantin. Apalagi seenggok sampah yang sangat menyakitkan mata gue setiap kali gue lihatnya. Bukan beneran sampah dengan bau nggak enak ataupun bangkai, melainkan sekumpulan cowok yang nggak bermoral dan menjadi beban sekolah saja. Mereka adalah Dennis dan gengnya.

Khusus bab ini, gue akan ceritain soal Dennis. Dennis Mahendra, cowok brengsek yang sering bully orang lain tanpa alasan yang jelas. Cowok mental tempe, berentem dengan cara keroyokan berdalih atas nama kesetiakawanan. Cowok yang cuma jadi beban sekolah karena setiap harinya bolak balik ke BK. Gue jadi kasihan sama Pak Antok, selaku guru bimbingan konseling, pasti udah males banget tuh lihat muka jeleknya Dennis setiap hari. Kalo gue, baru beberapa kali kepergok berantem sama Dennis, jadi gue masih aman. Kalo Dennis? Udah masuk daftar hitam itu anak.

Nggak ada poin plus yang ada didirinya. Dengan ciri fisik rambut hitam cepak yang sengaja dia warnai merah, kulit lebih gelap, alis tebal, tubuhnya kurus, dan juga beranting. Serta kental dengan darah Manadonya. Yang menjadi nilai nyentrik yang melekat pada dirinya adalah, dia famous karena ketangkep buat rusuh tiap hari, makanya banyak siswa yang sering gosipin dia dan bilang jangan cari gara-gara sama Dennis. Udah, cuma itu yang menjadi poin Dennis menjadi terkenal diseantero sekolah.

Dulu, saat gue kelas sepuluh, saat itu sedang istirahat. Gue ke kantin bareng sama Ojan. Setelah gue masuk di area kantin, saat itulah pertama kalinya gue lihat Dennis. Saat itu Dennis dan gengnya, Geng Lazers, lagi bully cowok lain dengan badge kelas sepuluh. Gue bodoamat lihatnya, tetep makan biasa tanpa peduliin suasana kantin yang heboh gara-gara ulah Dennis. Gue sengaja diam karena Dennis cuma ngata-ngatain itu korban bully-nya, dan belum main fisik.

Dan mungkin emang udah takdir buat itu berandalan yang baru masuk kelas sepuluh, tiba-tiba datang lima cowok yang gue tahu dari Ojan ternyata mereka adalah kakak kelas dua belas. Dan faktanya, lima cowok itu adalah geng berandalan di SMA Esther yang diketuai oleh Ryo. Ryo yang waktu itu lihat Dennis sok belagak ngebully orang lain, langsung dibully balik sama Ryo. Dennis langsung kena kamarnya.

"Lo, nggak usah sok merasa jagoan disini, njing! Lo baru masuk sekolah. Nggak usah sok berkuasa lo!" maki Ryo galak tapi nggak dihiruian sama Dennis. Dan itu buat Ryo marah, dia langsung mukul Dennis dan buat Dennis emosi. Dan terjadilah perkelahian antara Dennis dan Ryo.

Dennis emosi, langsung masang badan mau lawan Ryo. "Lo gila?! Berani mukul gue lo? Sini lo, gue nggak takut sama lo meskipun lo kelas dua belas!"

"Kalo lo nggak banyak gaya, nggak bakal gue mukul lo!"

"Gue ganggu itu cowok, bukan urusan buat lo!"

"Itu urusan buat gue. Lo masih bocah, udah sok-sokan bully cowok lain yang masih seusia sama lo."

"Banyak bacot lo!" maki Dennis kelihayan kesel banget langsung mukul Ryo buat Ryo jatuh dilantai. Ryo juga tambah emosi, langsung nyerang Dennis. Dan suasana kantin langsung berubah seketika.

Dari kejauhan, gue cuma mantau perkelahian itu. Cih, Dennis emang belagu. Dia nggak punya skill berantem tapi gaya-gayan ngelawan Ryo yang punya skill beladiri bagus. Ya, gue kenal Ryo, karena dia kakak tingkat gue di SMP dan kita pernah satu ekskul beladiri.

Gue lirik Dennis yang udah terkapar dilantai dengan wajah penuh luka. Matanya memar sebelah, bibirnya sobek, darahnya juga keluar deres dari hidung, udah gue pastiin patah itu hidung. Tapi gue lihat Ryo nggak mau nyelesaiin perkelahiannya. Maka dari itu, gue harus cegah Ryo, biar Dennis bisa selamat. Minimal nggak jadi masuk kuburan. Gue ambil botol air minirel yang tinggal seperempatnya. Gue lempar ke Ryo dan sasaran gue tepat, kena kepalanya.

Damn! It's Fake Love [SELESAI]Where stories live. Discover now