《BAB 04》

16 5 0
                                    

Saat gue masih asyik bergelung diatas kasur, gue bia merasakan usapan sayang dikepala gue. Gue coba resapi usapan itu yang buat gue terbuai. Mendengar suara yang lembut, gue mulai melenguh pelan.

"Jeo, ayo bangun. Udah pagi ini."

"Eeughh...."

Setelah melenguh beberapa kali, akhirnya gue buka mata coklat gue. Mencoba beradaptasi dengan cahaya dari luar. Setelahnya, kedua mata gue terbuka dengan sangat lebar. Dan pandangan gue jatuh pada wajah ayu bunda tercinta. Bunda kemudian menyunggingkan senyumannya.

"Ayo bangun. Udah pagi loh, nanti rejekinya dipatuk ayam," kata bunda kemudian narik tangan gue agar gue cepet bangun dari atas kasur. Gue yang denger perkataan bunda tersenyum menahan geli dengan sebelah tangan yang mengucek mata gue sendiri.

"Entar Jeo patuk balik Bun, ayamnya," balas gue bergurau dan bunda malah tertawa senang.

"Udah bangun kan. Sana mandi, cepat. Terus bantuin Bunda jualan. Bunda siapin dulu yang mau dibawa ke kedai nanti."

"Hem, iya Bun," balas gue serak karena baru saja bangun tidur.

Terdengar suara pintu yang tertutup. Sedangkan gue masih bertahan dengan posisi duduk diatas kasur. Menoleh ke arah dinding, senyum gue pun terbit seketika saat menemukan dua figura berisi foto gue bareng bunda. Satu foto yang diambil saat pertama kali gue masuk SD dan foto yang satunya saat pertama kali gue masuk SMA. Gue pandangi dua foto itu.  Saat itu juga, kenangan saat pertama kali gue bertemu bunda bermunculan dibenak gue.

Saat itu, gue berumur tujuh tahun. Gue baru bangun dan gue udah ada disebuah rumah sakit. Awalnya gue nggak tahu siapa yang udah bawa gue ke rumah sakit. Dan nggak berapa lama bunda datang memperkenalkan diri sebagai seorang wanita yang telah menolong gue di halte bus. Kata bunda, saat pertama kali bunda nemuin gue, gue jatuh pingsan dengan duduk menyandar dikursi halte bus. Bahkan gue nggak ingat apa yang buat gue pingsan. Kata dokter, gue kekurangan gizi dan cairan. Setelah sadar, bunda melempar pertanyaaan ke gue.

"Ayah sama ibu kamu dimana?"

Pertanyaan itu nggak pernah gue jawab karena sejujurnya gue nggak tahu orang tua gue ada dimana. Bahkan gue nggak tahu, siapa orang yang pertama kali gue temui didunia ini. Yang gue ingat cuma satu, gue berasal dari sebuah tempat yang sampai saat ini masih gue ingat. Dan bunda, tetap mengulangi pertanyaan yang sama dan nggak gue balas. Oh ya, gue ingat. Gue ingat, gue pernah bilang sesuatu ke bunda.

"Anno nggak punya papa sama papa. Anno nggak pernah punya mereka. Tapi Anno ingat, Anno berasal dari panti asuhan Cinta Kasih," ujar gue saat itu.

Dan setelahnya bunda meluk tubuh kecil gue dengan sangat erat. Bunda juga menangis sambil meluk gue. Gue nggak tahu apa yang bunda pikirkan dan rasain pada saat itu. Tapi yang pasti, gue merasa senang karena pada akhirnya ada orang yang peduli lagi setelah anak kecil yang biasa gue panggil sebagai hujanku itu. Sejak saat itu, gue dibesarkan oleh bunda sebagaimana seperti anak kandungnya. Dan bunda juga ganti nama panggilan gue.

Awalnya bunda manggil gue dengan nama Rigel. Rigel sendiri bermakna bintang. Karena bunda berharap gue jadi satu-satunya bintang dihidupnya. Karena sebenarnya bunda udah nggak punya siapa-siapa lagi didunia ini. Bunda cuma punya gue, dan gue juga cuma bunda. Tapi seiringnya waktu, gue lebih senang dipanggil dengan nama Jeo, dan bunda pun akhirnya mengalah. Alasan bunda mengganti nama panggilan gue karena bunda nggak mau mengenang kisah menyakitkan itu saat gue masih kecil.

"Jeo, sudah selesai belum?!" teriak bunda dari luar buat gue kaget dan langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi.

"Iya, sebentar, Bunda!"

Dan pagi hari itu, gue awali dengan mandi kilat agar bunda nggak perlu nunggu gue terlalu lama. Setelah lima menit gue mandi, gue langsung pakai pakaian gue. Hari ini gue pakai kaos abu-abu sama celana jeans hitam polos panjang. Setelah siap gue langsung keluar dari kamar. Mengusap rambut yang masih setengah basah dan langsung duduk di meja makan.

Damn! It's Fake Love [SELESAI]Место, где живут истории. Откройте их для себя