Part 40

4.5K 263 4
                                    

Lili terbangun dengan rasa mual yang mengganggunya. Seperti biasa dengan sedikit berlari dia menuju kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya.

Tak sadar jika Ando memperhatikannya dan mengikutinya. Ketika Lili muntah Ando membantunya dengan telaten memijat tengkuknya ringan.

Lili tersentak sedikit kaget dengan hal itu, tapi kemudian membiarkannya, karena memang sebenarnya dia juga membutuhkannya.

Dengan baik Ando mengurusnya tanpa merasa jijik sama sekali. Bagaimanapun juga dia tahu alasan Lili bagaimana bisa seperti itu, tak lain adalah dirinya dan sesuatu hidup di dalam rahim Lili.

"Sudah baikan?" tanya Ando perhatian.

Sayangnya jangankan untuk menjawab, Lili yang merasa sedikit membaik setelah muntah malah menepis tangannya. Mengabaikan perhatian Ando dan bahkan tidak menjawab pertanyaannya.

Lili berlalu dari hadapan Ando dengan dinginnya, tanpa sepatah katapun. Membuat Ando menghela nafas dan kecewa, tapi tak menyerah.

"Baiklah, sepertinya Kamu sudah baikan. Ayo sudah waktunya Kamu sarapan," bujuk Ando berusaha mengiring Lili agar mengikutinya.

Namun sepertinya, Kelinci kecilnya itu bandel tidak mau mendengarkannya. Lili malah menatap sinis Ando sebelum kemudian sedikit berontak agar dilepaskan.

"Lepas!" ucap Lili dengan ketus dan cemberut.

Membuat Ando kembali menghela nafas. "Kamu masih meragukan Aku, Lii ... berpikir Aku memang seberengsek itu. Kamu tidak percaya Aku memang pergi beberapa hari untuk mengurus beberapa masalah dan masih berpikir Aku pergi untuk menemui wanita lain?" tanya Ando mulai frustasi.

Setelah susah payah semalam menjelaskan semuanya, tapi ternyata Lili masih enggan padanya dan berpikir buruk padanya. Tentu saja sedikit menyulut emosi Ando.

"Baiklah," kata Ando kelepasan sedikit membentak Lili yang membuatnya kecewa karena meragukannya. "Silahkan pikirkan yang Kamu inginkan mulai sekarang, Aku tidak akan perduli itu, tapi Aku pun akan melakukan yang Aku inginkan! Sekarang waktunya sarapan dan itu berarti Kamu harus makan, karena Aku paling tidak suka dibantah!" tegas Ando sambil kemudian menyeret Lili untuk mengikutinya.

"Lepaskan!" bentak Lili berontak.

Ando tak hilang akal dan kini dia malah menggendong Lili kemeja makan.

"Badan kecil mungil begini yang berani membangkang," ujarnya sedikit mengejek membuat Lili yang marahnya padanya kini juga kesal.

Ando meletakkan Lili duduk di kursi berhadapan dengan meja makan, kemudian mengintimidasi wanitanya itu seraya menatapnya tajam.

"Berhenti melawan, sadarlah Sayang ... Kamu dibandingkan dengan ku bukan apa-apa. Terlebih lagi setelah habis muntah dan selemah ini, memangnya Kamu punya sisa tenaga sebanyak apa, hm," ejek Ando sambil mengangkat dagu Lili agar wanitanya itu menatapnya.

Lili tak menyerah, meski benar adanya yang Ando katakan, dia tidak peduli dan sekarang malah masih beraninya buang muka.

"Aku mau tidur kembali, jadi tolong berhenti memaksa ku untuk makan!" ketus Lili memberitahu.

Ando mengangkat bahunya acuh sambil mendesah kasar. "Kamu tidak boleh tidur lagi, karena sebentar lagi akan siang. Waktunya Kamu makan dan menurutlah. Karena percuma saja membantah, Aku tetap akan memaksa!" tegas Ando tidak mau dibantah.

Membuat Lili menatapnya sinis dan mendengus kasar.

"Pelayan!" panggil Ando membuat beberapa pelayan langsung menghampiri mereka.

"Siapkan sarapan untuknya!" perintah Ando.

"Baik Tuan," jawab salah satu pelayan dengan sopan.

~000~

Bukan Ex Husband [End]Where stories live. Discover now