Part 15

9.1K 457 2
                                    

Lili bangun dengan tubuh pegal linu dan kepala yang pusing luar biasa. Ini terjadi karena kemarin dia terlalu dipaksakan bekerja keras oleh Ando, padahal saat itu tubuhnya sudah merasakan gejala meriang dan sekarang Lili sakit benaran.

Wanita itu berusaha bangkit untuk di sofa dan seketika dia pun merasakan, tenggorokannya terasa tercekik. Lili mengerang membuat Ando terbangun.

Namun sayangnya Ando tidak bisa langsung bangkit, sebab Raga sedang berbaring di atas tubuhnya. Kepala di atas perut ayahnya dan kakinya tepat di atas wajah Ando.

Ando tidak marah karena hal itu dan justru malah takut bergerak dan membangunkan bayi gembulnya.

Dengan hati-hati pria itu mengangkat tubuh putranya dari atas tubuhnya. Setelahnya bangun dan menaruhnya di ranjang bayinya.

Barulah kemudian Ando menghampiri Lili. Menempelkan telapak tangannya ketika melihat wajah pucatnya.

"Kamu sakit? Ch, jangan-jangan kemarin setelah kita berhubungan kamu lupa minum vitamin mu?" tebak Ando kesal, tapi itu tak cukup untuk menutupi bahwa pria itu mencemaskan istrinya.

Ada rasa bersalah dihatinya, namun ego yang besar membuatnya enggan untuk meminta maaf. Malah dia berbalik menyalahkan Lili.

Ando mengangkat tubuh Lili membawanya dari sofa ke atas tempat tidur.

"Tidurlah kembali, aku akan panggilkan dokter untuk memeriksa keadaanmu. Lain kali jangan ceroboh minum pil KB dan vitaminmu!" tegas Ando.

Beberapa saat kemudian, seorang dokter pun tiba dan memeriksa kondisi Lili. Ternyata Lili hanya kelelahan dan banyak pikiran. Mengetahui hal itu Ando benar-benar menyesal telah memaksa Lili memenuhi kebutuhannya biologis padahal kemarin juga sudah sakit dan sakitnya bertambah parah.

Jika semalam masih bisa bangkit kini sepenuhnya Lili hanya bisa berbaring dan mengerang di atas tempat tidurnya.

Beberapa saat setelah kepergian dokter Raga pun bangun dan langsung menangis kencang.

"Cup-cup anak kesayangan Papa. Papa di sini Nak!" Ando segera menghampirinya dan meraih putranya.

Dengan telaten Ando menggendong dan berusaha mendiamkannya. Namun ternyata Raga malah makin menangis semakin kencang. Hal itu membuat Ando kebingungan. Lili yang melihatnya menjadi iba dan tidak tak tahan.

"Mungkin Raga ingin pipis dan pup," beritahu Lili sambil mengerang.

Ando memeriksa pokoknya dan melihat popoknya masih cukup bersih.

"Dia tidak pup!" jawabnya sedikit kesal.

Lili menggeleng kepada dan kembali berkata sambil mengerang. "Bukan itu, maksudnya Raga ingin pup. Dia paling tidak suka pup di popoknya. Dia paling suka kebersihan, sejak umurnya delapan bulan dia sudah tidak pernah pup di popok atau celananya."

Ando tercengang mendengar hal itu dan menggaruk kepalanya aneh. "Ada ya bayi seperti itu. Kamu aneh Nak! Mau pup ya tinggal keluarkan dipopokmu, tapi sudahlah ayok ayah temani kamu pup di kamar mandi!" seru Ando segera membawa putranya masuk bilik toilet kamar mandi.

Selang setengah jam berlalu keduanya pun keluar kamar mandi. Ternyata sekalian keduanya mandi pagi.

Raga sudah tidak menangis dan berganti berceloteh berisik seperti biasanya.

Keduanya pun mengenakan pakaian, di mana Ando yang lebih dahulu selesai barulah memakaikan pakaian pada Raga bayi gembulnya.

Namun bayi gembulnya itu kali ini tanpak menolak memakai pakaian yang Ando pilihkan, dengan nakal dia terus bergerak, memukul dan menarik-narik rambut Ando.

Bukan Ex Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang