Part 20

9.9K 460 5
                                    

Lili terbangun haus dan meraba sebelahnya, tangannya meraba nakas disebelahnya yang di atasnya biasanya ditaruh segelas minum di sana.

Namun ternyata tidak ada apapun di sana dan gelasnya pun tidak. Lili menguap dan dengan malas terpaksa bergerak bangkit.

Wanita itu berjalan keluar kamar dan berjalan menuju arah dapur. Wanita itu segera membuka kulkas dan meminum air dingin yang tersedia langsung dari botolnya.

Selesai dengan hal itu, dia menguap dan mengucek kedua matanya. Sebuah wartel yang tersimpan di lemari pendingin menarik minatnya dan Lili yang merupakan pecinta sayuran umbi orange tersebut tentu saja segera menyambarnya kemudian menggigitnya.

Mengambil beberapa lainnya untuk dijadikan jus kemudian meminumnya.

Tiba-tiba saja dari belakang sesuatu yang memeluk dirinya dari belakang membuatnya tersentak, bahkan dia yang masih sedang minum hampir saja tersedak.

"Kamu cantik!" tegas Ando yang ternyata orang yang memeluknya dari belakang.

Lili yang mendengarnya sangat terkejut dan tanpa terelakkan lagi, wanita itu segera tersedak minumannya.

"Uhukk-uhuk!" batuk Lili membuat Ando yang berdiri sambil memeluknya, memutar Lili agar menghadapnya.

Pria itu dengan sigap membantu Lili dengan menepuk-nepuk pundak belakangnya.

"Apakah kau sudah baik-baik saja?" tanya Ando perhatian.

Lili mengangguk setelah merasa baikan, tapi dia tak segera berterima kasih pada Ando yang sudah membantunya, sebab teringat bagaimana pria itu mencium monika beberapa hari lalu.

Wanita dengan dingin berlalu tanpa berniat basa-basi dengan Ando.

Lili terus berjalan kembali ke kamar tanpa memperdulikan Ando yang memanggilnya.

Namun begitu dirinya menyetujui pegangan pintu, tiba-tiba saja tubuhnya terhempas hebat menabrak dada bidang Ando.

"Ada apa dengan mu? Aku masih ingin bicara, tapi kau malah kabur?!" tanya Ando dengan geram. "Bahkan kau pun tidak menghabiskan jus wortel kesukaan mu?"

Lili menyipit menatap sinis Ando tanpa kenal takut. Rasanya perasaan marah dan terbakar sudah berhasil mempengaruhinya sehingga menjadi lebih berani.

"Apa kau buta, ini sudah lewat tengah malam dan aku sudah sangat mengantuk!" ketus Lili dengan kasar membuat amarah Ando tersulut.

"Memangnya kenapa jika sudah lewat tengah malam, kalau aku ingin berbicara dengan istriku apakah itu salah?" Ando mengintimidasi, lalu bergerak menghimpit Lili ke tembok.

"Aku bukan istrimu dan aku mengantuk!" tegas Lili sambil membuang muka membuat Ando berdecih kesal.

"Apa kau bilang, bukan istriku?!" geramnya mencengkram lengan Lili dengan kuat. "Katakan sekali lagi kau bukan istriku!?"

"Aku bukan istrimu dan kita bukan suami istri lagi!" tekan Lili ditiap katanya.

Ando mengeram makin mencengkram dan menghimpit Lili ke tembok.

"Sialan! Aku tidak pernah menceraikan mu, tidak akan bahkan jika aku mati. Kau akan tetap menjadi istriku dan tetap menjadi milikku! Lagi pula apa kehadiran dua buah hati kita, tidakkah cukup untuk membuatmu sadar bahwa kita ini adalah pasangan, hah?!" Ando mengulurkan tangannya mencengkram rahang Lili dan memaksanya agar menghadap dan menatapnya.

Lili yang sudah dalam keadaan begitu bukannya menyerah, wanita itu malah semakin menantang Ando dan membalas tatapan tajamnya. Mempunyai dua anak belum tentu cukup menyatukan orang untuk menjadi pasangan, bahkan di luar sana banyak yang mempunyai anak dengan orang yang bukan siapa-siapanya. Termasuk aku, karena kita sekarang bukan siapa-siapa lagi!"

Bukan Ex Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang