Part 9

7.7K 459 5
                                    

Lili tertidur pulas dan nyaman dibalik selimutnya, akibat tidur kemalaman membuat tidurnya menjadi lebih lama.

Ando yang terbangun lebih dahulu tidak begitu terkejut menemukan Lili masih tidur disisinya, sebab dia sudah sangat mengenal Lili sebelumnya meskipun kebersamaan mereka bukanlah jangka lama dua tahun yang lalu.

Sifat dan karakter Lili sudah sangat dihafal oleh Ando. Kelinci Kecil itu penakut, tapi sangat pembangkang melebihi rasa takutnya. Selain itu, Lili juga sensitivitas dengan karakter hasil wanita pada umumnya, apa yang dikatakan berbeda dengan apa yang diinginkan olehnya.

Lili bisa saja mengiyakan perintahnya, namun Ando ragu jika dia benar-benar akan menurut dan melakukannya.

Oleh sebab itu, Ando sengaja mengunci semua kamar dan meninggalkan kamarnya yang tidak terbuka. Sengaja melakukan hal itu untuk menjebak Lili dan akhirnya dia mempunyai kesempatan untuk kembali menyiksanya tanpa ampun.

Pria itu lantas menyeringai devil lalu menarik tubuh Lili, kemudian menumpukan tubuhnya dalam gendongannya dan membawanya ke arena kolam renang.

Byuur!

Dengan teganya Ando melempar Lili sampai tersebut jatuh ke air sehingga kesadarannya ditarik paksa. Lili bangun dan langsung syok atas apa yang dirasakannya.

Lili berusaha menggapai-gapai sesuatu, mencoba bebas dari air kolam yang serasa akan menenggelamkannya.

"Tolong!" jerit Lili mulai merasakan dadanya sesak kemasukan air.

Sebenarnya Lili bisa berenang, tapi belum begitu ahli. Dia bisa saja menyelamatkan dirinya, namun kejadian yang tidak diduganya itu membuatnya sedikit lupa menyeimbangkan diri dan terlalu kalut hingga melupakan cara berenang menyelamatkan diri.

"Ma-mas to-tolong! Ku-kumohon ...." Lili berusaha mendapatkan nafasnya di sela-sela kegiatannya bertahan sebelum dirinya benar-benar tenggelam.

Melihat itu, hati Ando tercubit, sedikit ada penyesalan yang terlihat dari tatapannya. Namun, meski sudah begitu, sesuatu yang kuat terasa menahannya agar tetap ditempatnya semula sambil memperhatikan Lili.

"Aku paling tidak suka dibantah, sudah ku peringatkan sebelumnya padamu Kelinci Nakal, untuk menuruti padaku. Namun, yang kau lakukan justru melawanku!" tegas Ando memberitahu.

Lili mendengarkannya dan langsung memohon ampun. Sayangnya Ando malah masih tidak tergerak untuk menolongnya.

"Ini hukuman untukmu Kelinci Nakal, setelah ini aku harap kau tidak mengulanginya kembali, dan untuk saat ini nikmatilah penderitaan mu!" kata Ando dengan kejam.

Lili terus menerus meminta pertolongannya, sampai tubuhnya mulai lelah dan tak bisa bertahan lagi, barulah Lili melihat Ando melompat menghampirinya setelahnya semuanya menjadi gelap dan Lili tidak tahu apa yang terjadi untuk selanjutnya.

Beberapa jam berlalu, Lili terbangun menemukan dirinya ada dalam kamar tidur Ando dengan pakaian yang sudah berganti.

Begitu menoleh, Lili menemukan pelayan sedang menunggu dan menjaganya.

"Apa anda sudah merasa baikan?" tanya pelayan itu pada Lili.

Lili mendesah dengan lemas, 'bahkan dia tidak meninggalkan dokter untuk memeriksa diriku. Apa begitu bencinya kamu padaku yang mencuri hartamu?' lirih Lili membatin kecewa.

"Ya, aku sudah merasa lebih baik."

"Baiklah kalau begitu. Tuan besar berpesan padaku agar menyampaikan tugasmu hari ini. Dia ingin anda segera membereskan pakaian dan ruang kerjanya yang berantakan," jelas pelayan memberitahu membuat Lili tak tahan langsung mendengus kasar.

Wanita itu mengusap wajahnya kasar lantas menghela nafasnya panjang.

"Baiklah aku akan melakukan secepatnya dan kau boleh pergi dari kamar ini!" katanya sambil menahan geram.

'Bahkan aku baru saja merasa baikan, tapi dia malah sudah meninggalkan pekerjaan untuk menyiksaku.' Lilin membatin kecewa.

Pada saat menoleh ke arah yang lain, hal itu membuat rasa kecewanya makin bertambah. Mana kala menemukan setumpuk pakaian yang berserakan di depan lemari.

"Aaarrgh, sepertinya dia sengaja  mengerjai ku! Segitu bencinya kau padaku ... sampai waktu untuk memulihkan tenagaku pun kau tidak memberikanku kesempatan."

Lili yang masih merasa lelah, dengan terpaksa bangkit dari tempat tidurnya untuk melaksanakan perintah Ando. Dia cukup jera dengan apa yang pria itu lakukan dan untuk waktu dekat dirinya tak berani melawan, sebab menyadari jika tubuh lemahnya belum mampu menanggung hukum yang akan diberikan pria pemarah itu.

Dengan sabar, Lili membereskan pakaian yang berserakan. Mulai melipat dan menyetrika. Kemudian berlanjut dengan ruang kerja Ando yang katanya juga harus dibereskan olehnya.

Lili berjalan masuk ke dalam ruang kerja mantan atau masih suaminya itu, dan sangat terkejut ketika menemukan ruangan tersebut lebih mirip pembuangan sampah ketimbang ruang kerja. Kertas-kertas dan dokumen-dokumen berserakan di mana-mana, meja yang terbalik serta kursi dan sofa yang keadaannya yang tak jauh berbeda.

Lili mendengus kesal, lalu dengan tanpa semangat dan setengah hati mulai membereskan. Merapihkan yang berantakan dan menyapu yang berdebu.

Namun ditengah-tengah kegiatannya, dua lembar foto yang terselip keluar dari balik sebuah dokumen yang tengah dibereskan olehnya. Lili memeriksanya dan tiba-tiba hatinya sesak menemukan wanita lain sedang berpose mesra bersama Ando.

Ada dua foto dan keduanya merupakan foto pernikahan. Ando bersanding dengan seorang wanita di atas pelaminan sambil mengenakan pakaian pengantin. Masing-masing foto tersebut terdapat satu wanita yang bersama Ando dengan wajah yang berbeda.

Lili meremas dadanya begitu sesak makin menghimpit hatinya.

"Dia menikah dengan wanita jahat dan kembali menikah dengan wanita lainnya lagi. Artinya dia sudah memiliki tiga istri ...." Lili melirih pilu dan tanpa sadar air matanya menetes karena tak dapat dibendung lagi.

Seketika Lili bangkit dan keluar dari sana. Wanita berkulit putih pucat itu lantas menuju kamarnya atau kamar Ando dan membereskan barang-barang yang masih dimilikinya.

Lili kalut lantas kehilangan harapan dan juga alasan bertahan. Haruskah perasaan yang tumbuh hidup segan mati tak mau miliknya untuk Ando, dia musnahkan sekarang.

Lili mengusap air matanya dan menyerang tak mampu menahan rasa sakitnya. "Bagaimana bisa kau menikah lagi? Arrrggghh!" jerit Lili berteriak penuh kecewa.

"Selama dua tahun aku menanggung rasa bersalah dan kini memberanikan diri kembali untuk menerima hukuman mu, tapi bagaimana bisa kau sejahat ini, begitu tega menghancurkan hatiku, hiks-hiks!"

"Aku selalu berpikir menyakinkan hatiku jika aku bisa kembali meluluhkan kerasnya dendam mu dan sekarang aku mengerti jika yang kupikirkan itu hanyalah omong kosong yang sia-sia. Hiks-hiks, bodohnya aku, yang selalu memimpikan cintamu, yang ternyata semua itu hanyalah mustahil."

"Aku terluka setiap saat dengan penyesalanku, dan sekarang kau juga sudah berhasil melukaiku lebih dalam dengan dendam mu!!"

Lili menarik nafasnya panjang, lantas mencari jalan keluar untuk kabur.

"Kali ini aku tidak akan membawa sedikit pun hartamu dan juga aku takkan berharap dengan harapan yang sama seperti kejadian dua tahun lalu, aku tidak akan berharap jika kau akan menemukanku lagi. Mungkin memang kita tidak pernah bisa ditakdirkan bersama ...."

Rasa cemburu dan kecewanya ini selain menjadi alasan Lili pergi dari sisi Ando saat ini, ternyata itulah juga alasannya kabur dua tahun lalu.

Untuk kedua kalinya dengan alasan yang sama Lili kembali pergi, bedanya kali ini tidak sepersen pun harta atau bagian dari Ando yang dibawanya.

Anggap saja Lili terlalu pecundang yang mudah menyerah bahkan sebelum berperang, tapi menurutnya inilah yang terbaik untuknya.

~000~
TBC

Bukan Ex Husband [End]Where stories live. Discover now